Seorang perempuan yang selalu menunggu kedatangan lelaki tercintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hilang Tanpa Bilang
"hati-hati ya" ucap Lila kepada Devan yang sudah berada di dalam mobilnya.
"Makasih sayang buat hari ini" tak lama Devan langsung menarik gas mobilnya dan meninggalkan halaman rumah Lila.
Tak butuh waktu lama Lila langsung menuju ke kamarnya dan merebahkan dirinya karena merasa sudah sangat lelah untuk hari ini.
........
Ceklek
Devan yang sudah keluar dari kamar mandi untuk yang sudah membersihkan tubuhnya.
"Gue harus gimana ya, pasti Lila bakal marah sama gue soalnya gue belum ngasih tahu dia, bentar lagi gue berangkat gimana ya" Devan mulai gelisah dan sangat khawatir kepada Lila yang tidak akan menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa mengikuti wisuda kelulusannya.
Tok tok tok
"Masuk" ucap Devan mempersilahkan orang yang di balik pintu untuk masuk ke dalam kamarnya. Terlihat talia yang sudah berada di depan depan.
"Malam sayang"
"Malam mah, tumben Mama ke sini ada keperluan mah?" Tanya Devan yang secara tiba-tiba melihat mamanya datang menemui dia.
"Mama cuma mau ngabarin kamu kalau paspor dan visa kamu udah mamah dan papa siapin jadi lusa kamu udah harus berangkat ke Eropa"
"Apa mah, lusa" kaget Devan.
"Iya nak soalnya kamu harus mempersiapkan semuanya di sana dan membiarkan kamu untuk cepat berinteraksi dengan lingkungan sekitar kamu"
"Tapi aku benar-benar mau ikut wisuda mah, ini wisuda terakhir aku".
"Ini sudah keputusan papa kamu Devan kamu tidak boleh membantahnya sebenarnya Mama juga nggak mau kamu cepet cepet ninggalin mamah" thalia merasa kasihan dengan Devan dan juga tidak rela kalau anaknya segera berangkat ke Amerika tapi mau bagaimana keadaan yang membuatnya seperti ini.
Tak menjawab ucapan mamahnya Devan langsung memalingkan muka.
"Ya sudah Mamah ke sini cuma mau ngasih tahu kamu, mamah keluar dulu".
Melihat kepergian mamanya Devan langsung mengajak rambutnya frustasi.
"Ah sial".
Devan dibuat frustasi karena dia sudah melakukan kesalahan karena sejak awal Devan tidak memberitahu Lila bahwa dirinya akan ke Eropa minggu ini.
Beberapa menit kemudian Johan memasuki kamar Devan.
"Mulai hari ini dan besok kamu tidak boleh keluar rumah ini adalah perintah dari papah buat kamu"
"Pah papa nggak boleh semaunya ngatur aku aku udah gede pah"
"Tidak ada kata usia dalam mendidik kamu Devan"
"Didik kata papah?, apa ini yang dinamakan mendidik dengan cara papah menuruti keinginan papa sendiri tanpa mau menerima dan mengikuti keinginan Devan".
"Sudahlah Devan tidak usah banyak berbicara semakin kamu membantah papah makin papah, papah tidak akan segan-segan memberangkatkan kamu besok pagi ke Eropa".
Ucap Johan dengan penuh ketegasan dan akhirnya dia meninggalkan Devan sendiri dengan lamunannya.
...........
'sayang aku minta maaf karena udah bohong sama kamu dan jangan lupain aku apapun yang terjadi tunggu aku sayang aku bakal pulang ke rumah yang membuat aku nyaman yaitu kamu. Aku tahu kamu kecewa dan aku juga tahu udah bohongin kamu maaf kalau aku belum bisa jadi pacar yang baik buat kamu tapi satu pesan aku sayang jangan berubah tetap menjadi lillah yang aku kenal yang selalu ceria semangat bawel. Tunggu aku 2 tahun ke depan ya aku bakal ketemu sama kamu dan aku janji bakal selalu menjadi Devan yang kamu kenal. Surat yang panjang sudah ditulis Devan untuk kekasihnya Lila, Devan sengaja menulis surat itu supaya Lila bisa mengenang semua harapannya dan isi hati Devan sebelum berangkat ke Eropa.
Lila masih saja memperhatikan surat yang diberikan oleh Bima yaitu teman Devan. Devan menitipkan surat itu kepada Bima agar Bima memberikannya pada Lila di hari kelulusan.
Di hari kelulusan tepat pada tanggal di mana para siswa dan siswi kelas 12 Tengah merenungi perpisahan mereka dan mengenang masa 3 tahun selama mereka SMA. Tak terasa waktu begitu cepat semuanya akan berubah mulai dari situasi kondisi serta keadaan.
"Lil jangan ngelamun lo". Ucap Indri kepada Lila yang saat ini tengah memikirkan seseorang.
Orang tersebut siapa lagi kalau bukan Devan yang sekarang tidak berada di acara yang paling ditunggu-tunggu ini adalah wisuda sekaligus perpisahan dengan teman-teman mereka.
'memang benar kata orang lebih sakit yang ditinggalkan dari pada yang meninggalkan'
Dan itu dirasakan sekarang oleh Lila yang telah ditinggalkan Devan ke luar negeri tanpa ada kata pamit dan hanya meninggalkan surat.
Tak lama air mata Lila pun menetes dan di dan menetes dan di dan suara menetes dan di dan suara isakannya mulai terdengar.
"Lil lo kenapa, lah kok lo jadi mewek gini sih"
Tanya Indri terheran-heran akibat Lila yang semakin terisak.
Tak menjawab ucapan Indri Lila pun memberi surat itu kepada Indri supaya dia membaca sendiri. Indri yang membaca surat tersebut kini terbawa suasana dan segera memeluk sahabatnya yang kini sedang menangis.
"Lo yang sabar ya Lil, mungkin Devan ada sebabnya atau enggak Devan nggak mau lo khawatir". Indri berusaha menenangkan Lila.
"Tapi kenapa dri kenapa Devan bohong sama gue coba aja kalau dia jujur pasti gue bisa nganterin dia ke bandara dan mengucapkan kata terakhir gue"
"Lo yang sabar ya tapi kan lo masih bisa kontekan sama dia"
"Beda dri itu nggak semudah yang Lo pikir".
...........
Beberapa bulan kemudian
Lila sudah masuk ke perkuliahan terkenal di Indonesia dan mengambil jurusan kedokteran karena memang dari dulu dia bercita-cita ingin menjadi dokter.
Tiba-tiba telepon Lila bergetar dan dia melihat ke layar handphonenya ada nomor yang tidak dikenal kini meneleponnya.
"Halo maaf ini siapa ya?" Tanya lilah kepada seseorang yang berada di balik panggilannya saat ini.
"Hallo sayang"
Deggg
Suara itu ya benar suara itu yang selalu lelah tunggu-tunggu sejak beberapa bulan ini dari hari kelulusannya sampai sekarang Devan belum memberikan kabar apapun dan tiba-tiba hari ini dia menelpon Lila. Lila sudah berusaha untuk mencari informasi tentang Devan akan tetapi Lila tidak bisa menemukannya karena johan telah menghapus semua tentang Devan agar Devan memulai hari baru dan aktivitas baru di luar negeri sehingga tidak ada nomor ini seorang dari Indonesia yang membuat Devan tidak fokus untuk belajar di sana. Tindakan Johan Lila ketahui karena papah Lila merupakan orang yang ahli dalam mengajak informasi seseorang dan mempunyai banyak akses.
Lila sedikit kecewa atas tindakan papah Devan.
Akan tetapi mungkin Johan punya maksud tertentu untuk menutupi informasi tentang Devan.
"Hallo Lila?" Terdengar sangat jelas sekali suara lelaki yang sangat ia rindukan sejak lama.
"I iyah" jawab Lila terbata-bata karena sedikit terkejut dengan Devan yang mulai menghubunginya.