Namanya ezella, seorang wanita pembunuh bayaran yang kembali ke negaranya dengan tujuan balas dendam.
saat menjalankan misi balas dendamnya, ezella bertemu kembali dengan masa lalu yang menciptakan luka sekaligus sumber bahagia untuk wanita itu.
disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pria tua itu yang membunuh istrinya sendiri!!
Tok tok tok
Ketukan pintu yang sangat nyaring, Ezella menghentikan kegiatannya dan berlalu ke arah pintu.
"ada apa?" tanya Ezella pada Abian yang terlihat disana.
"anak buah kita membawa tiga orang itu, tuan menyuruh Anda untuk menyusulnya di ruangan bawah" jelas Abian menyampaikan maksudnya. Setelah itu Abian berlalu meninggalkan Ezella yang melirik sekilas ke arah Sagara.
"kenapa Ella?" tanya Sagara saat mendapati lirikan itu.Ezella hanya menghela nafas pelan.
"kak kau istirahat disini dulu nggak apa apa kan ya?" tanya Ezella dengan suara yang mulai melembut.
"hmmm kenapa nggak pulang aja?"
"masih ada yang harus aku kerjakan sementara, tapi kalau kakak mau pulang aku suruh seseorang antar ya" Sagara menggeleng, lebih baik dia istirahat disini dari pada pulang tidak dengan Ezella. Wanita itu hanya mengangguk, sadar Sagara memang tidak akan pernah mau maka Ezella menyuruhnya berbaring di ranjang saja.memang terkesan seperti anak kecil tapi itu sudah biasa dia lakukan sejak dulu, menghadapi mode manjanya Sagara.
"terus kamu mau kemana?" tanya Sagara menatap bingung, dia pikir pekerjaan uang Ezella maksud akan bekerja di sana saja,tapi gadis itu hendak pergi kemana.
"nggak kemana mana,cuman ke dapur sebentar" jawab Ezella pergi darisana meninggalkan Sagara yang hanya diam mematung.
Ezella berjalan ke ruangan bawah tanah, disana terlihat Elgino masih berdiri dengan wajah cool menatap tiga orang yang baru saja di bawa ke markas mereka. Elena, Leonard dan Elgard pranoto.ya mereka bertiga orang yang di maksud Abian tadi.
Ezella tersenyum sinis saat bertemu pandang dengan tatapan Elgard. Memang saat ini Ezella tengah mengunakan pakaian hitam serta dengan masker, itu memudahkan mereka mengenali dirinya sebagai pembunuh.
"Black rose.." lirih Elgard. Ketenaran Ezella dalam membunuh bahkan sudah terdengar di telinga orang bawah.mereka seringkali mengincar Ezella untuk di ajak kerja sama dalam organisasi mereka,tapi Ezella lebih memilih bersama Elgino.
"anda mengenal saya tuan?" ujar Ezella dengan suara yang tampak berubah.
"tapiiii kami tidak memiliki kesalahan sama kalian,,tolong lepaskan kami!!" teriak Elgard mengema disana .
"oh iya?? Tapi aku rasa punya dehhh,, anak perempuanmu itu kayaknya punya masalah dengan saya hmm,coba anda tanyakan!" Elena yang mendengar itu menggeleng cepat, mana pernah Elena mencari mati dengan mengusik iblis seperti itu.nyali Elena tidak sekuat itu apalagi dia tidak kenal sama sekali dengan black rose.
"tapi aku merasa enggak pernah nona" gugup Elena dalam berujar, dia melirik ke kedua orang yang selalu menjadi garda terdepannya.
"wuahhh selain pandai berbohong anda ternyata memiliki keunikan lain ya, amnesia hmm?" Ezella mendekat, mengikis jarak pada Elena sembari menggoyangkan pisau lipat yang kerap kali dia gunakan untuk bermain. Elena menelan ludah dengan kasar, tidak hanya dia tapi kedua orang itu juga. Leonard tidak dapat menutup rasa ketakutannya.
"lalu beberapa hari yang lalu siapa itu kalau bukan kamu?"
"ya yang mana nona?" tanya Elena bingung sendiri.
"kau menyuruh anak buahmu untuk mencelakai putriku, itu gimana?" kali ini Ezella membuka masker di wajahnya. Elena, Elgard dan Leonard sangat syok melihat itu, sementara Elgino hanya tersenyum melihat reaksi mereka.
"Ezella...." ujar Elena dan Elgard secara bersamaan. Rasa takut yang di tampilkan tadi kini berubah menjadi raut emosi.
"hmmm kenapa? Kaget pasti iya??"
"kenapa kamu disini jal4ng??" pekik Elena masih menyimpan emosi yang sedari tadi.
"ouhhhh pake nanya, tentu saja ingin menyiksa kalian" jawab Ezella dengan wajah datarnya.
"mereka ternyata bekerja sangat cepat, padahal baru tadi pagi kita bertemu,iya kan kakak sepupu" Elena membuang muka saat Ezella menaruh pisau lipatnya di dagu Elena.
"kamu berniat balas dendam juga kan? Kamu sampai mengurung kak Alana selama empat tahun lamanya,memberinya racun uh itu cukup kejam!" Ezella masih memelankan suaranya dengan pisau yang bergerak naik turun di pipi Elena .
"itu karena Alana membunuh ibuku Ezella, kamu pikir aku akan diam saja saat orang yang aku sayang di bunuh?" Elena berujar dengan lantang tapi di sambut tawaan yang mengema dari Ezella.
"kamu punya bukti untuk itu? Kamu punya bukti bahwa yang membunuh ibumu adalah kak Alana?" tanya Ezella lagi, Elena hanya bungkam tak menjawab sama sekali.
"jika aku mengatakan bahwa Elgard Pranoto sendiri yang membunuh istrinya, apa kau akan percaya?" tanya Ezella berhasil membuat Elgard membelalakkan matanya. Elena beralih menatap sang ayah, mencari kebenaran dari kalimat yang Ezella katakan.
"tentu saja tidak percaya,, dia sangat mencintai ibuku Ezella" Elgard menghela nafas lega, sementara Ezella hanya tersenyum tipis.
"tapi itu kenyataannya, pria tua itu yang membunuh istrinya karena rasa cemburu Elena. Ibumu menyimpan rasa suka terhadap ayahku, hal itu yang memicu kemarahan Elgard hingga tega menghabisi nyawa aunty Maya, benar begitu kan pak tua?" Elena menatap ayahnya,mencari jawaban disana.
"apa benar ayah??" tanya Elena, Elgard mengeleng cepat.wajahnya sudah mulai pucat.
"nonton!!" perintah Ezella memberi ponselnya pada Elena. disana terlihat saat ayahnya mencekik Maya di halaman belakang, terlihat juga Alana yang berdiri ketakutan di balik tembok. Selesai mencekik istrinya, Elgard beralih ke arah Alana yang tidak sengaja dia tangkap keberadaannya. Entah berbicara apa yang jelas Alana dengan takut menghampiri Maya yang sudah tak bernyawa hingga Elena datang disana.
Elena syok, tubuhnya bergetar hebat akibat guncangan yang tidak pernah dia sangka. Wajah amarah ayahnya saat mencekik sang ibu tergambar jelas di otaknya.
"jadi,, ayah kenapa kau begitu kejam brengsekkk!!!!" teriak Elena memaki ayahnya. Tangan Elena beralih memukul ayahnya, Elgard hanya diam sambil menatap Ezella dengan tajam.
"puas kamu hah??, puas kamu Ezella?"
"hmmm tentu saja belum, sebagaimana kamu mengambing hitamkan kakak saya selama ini, mengurungnya di penjara selama empat tahun lebih dengan racun yang kalian berikan padanya berkali kali,maka ini baru awal" Ezella berujar dengan tatapan dingin. "merencanakan pembunuhan terhadapku empat tahun yang lalu,dan kemarin membuat putriku masuk rumah sakit, kalian pikir aku akan diam saja hah?? Aku kembali untuk balas dendam jika kalian lupa, balas dendam atas apa yang sudah kalian mulai!!" tambah Ezella.
Tanpa mereka ketahui, Sagara mendengar semua pembicaraan itu, juga mengetahui identitas tersembunyi Ezella. melihat Elena disana juga membuat Sagara syok, ternyata begitu banyak rahasia dari wanita itu selama ini.bahkan dia juga yang membuat putrinya berada di rumah sakit. Sagara mengepal tanggannya dengan kuat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
baca Bae, like dong hihihi
lalu juga banyak typo
the best banget ( ̄3 ̄)
pliss lanjut dongg kak,novel nya bagus banget
ditunggu ya kak!
semangat dan cepat update ya
aku penggemar beratmu ♡
ini adalah pertama kalinya aku menulis, kalau ada kritikan dan saran, di komen ya.pastinya karya pertama ini akan sangat susah buatku, jadi mohon dukungannya ya teman teman.jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen jika kalian suka membacanya ya💜
loveyou gesss