NovelToon NovelToon
CINTA YANG LAIN

CINTA YANG LAIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dezzweet

No time for love.

Tidak ada cinta dalam hidupnya. Itu yang ditetapkan oleh Karen selama ini. Ia tidak ingin jatuh cinta untuk kedua kalinya, cukup ia merasakan sakitnya jatuh cinta sekali saja dalam hidupnya. Karen tidak ingin kembali merasakan perasaan yang sudah susah payah ia kubur dalam-dalam.

Namun, semuanya berjalan tidak sesuai keinginannya. Ketika Eros yang awalnya tidak pernah meliriknya sama sekali menjadi agresif selalu mengganggu hari-harinya yang tenang. Cowok itu datang dengan sejuta rahasia yang membuat Karen merasa ini bukan pertanda baik. Eros mengatakan jika cowok itu menyukainya, memaksanya untuk menjadi kekasih cowok itu. Tetapi, karena prinsip Karen yang tidak ingin jatuh cinta lagi. Karen dengan keras menolaknya, bahkan tidak segan untuk mengucapkan kata-kata hinaan untuk Eros.

Eros tidal nyerah juga, cowok itu tetap memaksa Karen untuk menjadi pacarnya. Apakah Karen menerima Eros? Atau justru terus-menerus menolak Eros? Lalu, apa yang terjadi pada masa lalu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dezzweet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 017 SEDIKIT TENTANG EROS

"Kamu juga berhenti ngekang adik kamu, dia butuh kebebasan, Bang. Kalo kamu terus-terusan ngekang dia yang ada Karen makin jadi berontak."

"Mami?" Daren menatap Mami-nya tak percaya. Mami-nya menyuruh dirinya berhenti mengakang Karen, dan membiarkan adik perempuannya bebas di luar sana.

"Mami bercanda? Mami liat hari ini, aku masih ngekang dia aja. Karen masih berani berontak, dan asal Mami tau Karen sekarang berani lawan aku." Daren mengusap wajahnya frustasi, tubuhnya sangat lelah. Tapi, ia mengesampingkan tubuhnya yang butuh istitahat untuk mengurusi adiknya yang sudah pulang telat dari waktu yang sudah ditentukan oleh Papi-nya.

"Itu semua karena kamu yang selalu ngekang dia! Kamu gak pernah sedikit aja kasih Karen kebebasan, Daren! Jangan coba kamu pikir Mami gak tau? Kalo selama ini kamu selalu batasin pertemanan Karen, kamu cuma ngizinin Karen berteman sama Rachel dan Seyra saja. Iya?"

Penuturan panjang Gretta membuat Daren bungkam. Cowok itu terdiam membisu, dari mana Mami-nya tahu? Selama ini tidak ada yang tahu bahwa ia selalu mengancam siapapun yang mencoba mendekati adiknya, ia hanya tidak ingin adiknya dimanfaatkan oleh orang. Meskipun ia tidak yakin bahwa Karen akan diam saja ketika dimanfaatkan oleh seseorang, tapi tetap saja sebagai seorang Kakak ia menjauhkan adiknya dari orang-orang picik.

"Kenapa gak bisa jawab pertanyaan Mami? Semuanya benar?" Gretta menahan gejolak emosinya yang bersarang di dadanya.

Gretta bukan orang yang pemarah, Gretta wanita yang berhati lembut dan tentunya penyabar. Tapi kali ini, melihat Daren yang membentak Karen seperti ini membuat hatinya sakit.

Ia sebagai Ibu tidak pernah menyakiti putrinya dengan kata-kata kasar, ia selalu berkata lembut. Apalagi melihat Daren yang selalu protective pada Karen, dan membuat gadis itu tidak nyaman membuat dirinya gelisah. Ia berulang kali menghentikan sikap berlebih Daren pada Karen, tapi putranya yang satu ini kerasa kepala.

Sedangkan di sisi lain, Karen sedang menangis di pelukan Kakak keduanya. Darell membawa adiknya ke kamar gadis itu sendiri, melihat adiknya yang menangis ia langsung memeluk adiknya dengan lembut.

Membisikan kata-kata penenang. Sialan! Umpatan itu terus tertuju pada kembarannya. Yang tentu saja Darell ucapkan dalam hati. Ia sangat marah melihat Daren membentak Karen begitu saja, belum cukup kemaren sudah membuat trauma Karen kambuh. Sekarang Daren sudah membuat masalah lagi.

"Gue gak bohong kalo gue beneran ikut ekskul musik," kata Karen di sela isakannya.

"Kakak tahu, adik Kakak gak mungkin bohong." Darel mengusap punggung Karen dengan lembut.

"Sekarang jangan nangis lagi, ya," bujuk Darell lembut. "Karen tidur, udah malam," lanjutnya melepaskan pelukannya.

Gadis itu menggeleng. "Aku mau cerita sama Kakak."

Darell terdiam. Apa yang ingin adiknya ceritakan padanya?

***

Sarapan pagi berjalan seperti biasanya, suasana meja makan terasa hening. Hanya ada suara dentingan sendok saja. Kenan mernyengit bingung, tidak biasanya tidak ada yang berbicara ketika makan.

Mata tajamnya yang sedikit runcing itu melirik putrinya yang menikmati sarapannya dengan tenang. Aneh, ini sangat aneh. Lalu, beralih pada istrinya yang sama saja diam. Dan terakhir kedua putra kembarnya yang duduk terpisah tidak seperti biasanya yang beriringan.

Kenan berdehem pelan, untuk menarik perhatian ketiga anaknya. Tapi, tidak ada yang merespon selain istri tercintanya.

"Kamu kenapa, Mas?" Gretta menyodorkan segelas air putih pada suaminya yang diterima dengan baik oleh Kenan yang langsung menenggaknya hingga setengah.

Karen menyelesaikan sarapannya terlebih dahulu, lalu segera bangkit dari kursinya dan berpamitan pada kedua orang tuanya.

Karen selesai." Gadis itu menyalimi tangan kedua orang tuanya dengan sopan.

"Aku berangkat ke sekolah dulu, takut kesiangan." Kenan semakin tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi. Ia melirik istrinya yang membiarkan Karen pergi ke sekolah terlebih dahulu.

Karen melangkah keluar dari ruang makan tanpa berpamitan pada kedua kakaknya. Ia hanya marah pada Daren, tetapi Darell harus ikut terbawa. Dalam hati ia mengucapkan maaf pada Kakak keduanya itu. Ia memasuki mobil miliknya yang semalam diantarkan oleh orang suruhan Eros. Dan itu juga yang menjadi alasan kemarahan Kakaknya.

Tangannya mengambil sebuah surat yang terselip di dashboard mobil. Ia membaca sederet kalimat yang membuat tangannya terkepal.

"Sialan!" Umpat Karen meremas kertas itu.

***

Eros memperhatikan foto candid Karen pada layar ponselnya, yang ia ambil secara diam-diam. Bibirnya menyunggingkan sebuah seringai, saat rencanya berjalan sangat mulus. Sebentar lagi, ya, sebentar lagi Karen akan menjadi miliknya. Ia berfikir sejenak, cara seperti apa yang harus ia gunakan untuk menembak Karen? Ia type orang yang kaku, akan sulit jika bersikap romantis.

Tidak perlu pakai cara murahan seperti itu, ia punya cara sendiri yang bisa membuat Karen menerima dirinya sebagai seorang pacar. Pacar? Membayangkan saja membuat hatinya berdebar senang.

"Tuan Muda," panggil seorang dokter yang baru keluar dari sebuah ruang rawat. Menghampiri Eros yang langsung berdiri dari duduknya saat melihat dokter tersebit keluar.

"Bagaimana keadaan Bunda saya?" tanya Eros tanpa basa-basi lagi.

"Keadaan Nyonya Erika sudah membaik. Saya berharap Nyonya akan segera sadar dari koma-nya," ujar sang Dokter penuh harap.

Eros mengangguk. Ia juga sangat mengharapkan kesadaran sang Ibu. Wanita yang sudah melahirkannya ke dunia yang begitu kejam seperti ini.

Wanita yang selalu menjadi malaikat pelindungnya disaat semua orang menyakitinya. Setelah kepergian sang Dokter yang dikepercayakan untuk merawat sang Bunda, Eros segera memasuki ruangan serba putih yang di dalamnya terdapat wanita cantik yang terbaring kaku di brankar rumah sakit.

Sudah enam bulan, wanita itu tertidur dengan bantuan alat-alat penujang hidup yang menempel pada tubuhnya yang semakin hari semakin kurus. Wajahnya yang pucat, kedua mata coklat itu tertutup rapat. Langkah kakinya semakin mendekat, dan berhenti di sisi brankar.

"Bunda, bangun. Eros, kangen." Cowok itu membisikan tepat pada telinga sang Ibunda. Hatinya sakit melihat wanita yang menjadi cinta pertamanya terbaring tak berdaya di brankar rumah sakit, karena keegoisan seseorang yang dulunya sangat berharga untuk Eros. Tapi, sekarang sudah tidak lagi.

Wajahnya masih tetap datar, tidak menunjukan kesedihan. Eros selalu handal menyembunyikan kesedihannya di balik sebuah topeng yang selalu ia gunakan jika bertemu dengan siapapun. Kedua tangannya terkepal erat, saat mengingat alasan Bunda-nya terbaring di rumah sakit dan hanya mengandalkan bantuan alat saja.

"Bunda, Eros janji bakal balas semua perbuatan orang yang udah buat Bunda koma kaya gini," tekad Eros dengan tangan terkepal.

1
Elok Pratiwi
tidak suka cerita yg menggunakan kata lo and gue ... tidak menarik
sakura
...
Choi Jaeyi
hai kak, cerita kamu bagus bgt semangat trus ya nulisnya
mampir juga ya ke novel pertamaku, mari kita saling mendukung sesama penulis baru🤗🌷
Siti Nina
oke 👍
dezzweet: terima kasih banyak sudah menyempatkan waktu untuk baca karya saya
total 1 replies
Yusuo Yusup
Terima kasih sudah menghibur! 😊
dezzweet: kembali kasih, kak
total 1 replies
Rubí 33-12
Membuat rasa penasaran
dezzweet: wah terimakasih sudsh mampir, kak. selamat datang di cerita saya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!