Bagaimana nasib gadis nakal itu setelah dinikahkan oleh Daddy nya dengan seorang pria matang yang sudah mempunyai kekasih ?.
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
yuk baca kelanjutannya 📜
S2 dari novel Ambisi Cinta Gadis Labil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Tanggungjawab
Drettt
Drettt
Setelah mendengar beberapa kali deringan ponselnya Ara terbangun dan mengangkatnya.
" Hallo Daddy " kata Ara mengangkat panggilan vidio dari Daddynya.
" Ara kamu dimana ?" tanya Daddy begitu melihat Ara yang bersandar kedinding walaupun sedang berbaring di bantal .
" Ya tidur dikamar kan sudah malam Daddy " jawab Ara menatap wajah tegas Daddy nya yang terlihat campur aduk .
" Ara yang ingin tidur di tepi sebelah dinding Daddy " Jawab Rey yang berbaring miring di dekat Ara .
" Ara mana Rey Daddy ingin bicara " ucap Daddy yang langsung berubah ekspresi menjadi tenang begitu mendengar suara Rey .
" Ini " kata Ara dengan wajah tanpa ekspresi menatap Rey yang berbaring satu bantal berdua dengan nya .
Benar-benar sempit!
" Astaga Rey mengapa berbaring satu bantal berdua " tawa Mommy Ara mengangkat sebelah alisnya melihat kepala Ara dan Rey yang begitu dekat .
" Ara yang numpang di bantalku Mom" jawab Rey dengan santainya.
brak
Ara langsung memukul kepala Rey yang berucap menjelekkan nya .
" Kakak yang numpang di bantal Aku " kata Ara tak terima .
" Anak Daddy pelit sekali " ucap Rey dengan wajah pasrah nya di pukuli oleh Ara .
" Ara Daddy ingin bicara serius dengan Rey " ucap Daddy yang ingin bicara serius dengan Rey .
Ara yang duduk bersandar ke dinding itu terdiam mendengar ucapan Daddynya.
" tidurlah dulu " ucap Rey singkat lalu segera duduk agar Ara bisa berbaring.
" Tidak perlu pergi jauh-jauh nak sambil tidur saja sudah malam juga " ucap Daddy yang hanya ingin menyampaikan beberapa hal .
" i, iya Daddy " kata Rey kembali berbaring miring dan menarik Ara agar berbaring di samping nya .
" pegang Aku " bisik Rey pada Ara yang takut jatuh karena saat mereka tidur telentang berdua ranjang itu menjadi sempit bahkan Rey hampir jatuh jika lengannya tidak dipegang Ara .
Akhirnya mereka berdua berbaring miring dengan posisi berhadapan dan Ara memegang lengan Rey agar tidak jatuh .
" Daddy mau bicara apa ?" tanya Rey dengan seulas senyum mendengarkan apa yang dikatakan oleh Daddy Ara padanya .
10 menit kemudian .
" Aduh" ringis Rey yang jatuh kebawah ranjang karena Ara melepaskan pegangan nya .
" Benar-benar gadis nakal " umpat Rey menatap Ara yang begitu jahat langsung melepaskan pegangan tanpa aba-aba begitu telfon mati sehingga Rey yang sama sekali tidak siap jatuh kebawah ranjang .
" Siapa suruh kesini sudah tau sempit " kata Ara dengan wajah tanpa dosanya setelah membuat Rey terjatuh dari ranjang .
" Jadi kamu ingin Daddy tau kalau kita tidur pisah ranjang ?" tanya Rey dengan begitu kesal berjalan kembali menuju ranjangnya.
Ara kembali berbaring nyaman diatas ranjang nya memeluk boneka panda lalu tertidur lelap dalam waktu hitungan menit .
" Akhh, benar-benar gadis sialan " ucap Rey yang yang merasa pinggang nya sakit setelah jatuh dari ranjang yang cukup tinggi .
Pagi harinya.
" Kak Rey cepat " suara menggelegar Ara menggedor pintu kamar mandi berulang kali .
" Apa ? tidak bisakah berbicara pelan " ucap Rey membuka pintu kamar mandi .
" Lama banget " omel Ara yang langsung lari ke dalam toilet karena tidak tahan ingin pipis .
" Cepatlah, Aku ingin mandi " ucap Rey juga menggedor pintu toilet tak kalah keras seperti yang dilakukan Ara tadi .
" Ya mandi aja , Aku kan di dalam toilet " jawab Ara dari dalam .
" enak aja nanti Kamu intip lagi " ucap Rey waspada.
5 menit kemudian.
" Dih ngintip ? kalau mau nggak usah ngintip di ponsel ada yang polos " jawab Ara yang membuat Rey terperanjat mendengarnya dan semakin kaget saat Ara yang keluar itu membanting pintu kamar mandi .
" Astaga" batin Rey mengelus dada dan mengunci kembali pintu kamar mandi .
Selesai mandi Rey memakai stelan jas lengkap dan menuruni tangga untuk berangkat ke kantor pagi sekali .
" Apa kalian melihat Ara ?" tanya Rey pada bodyguard yang berdiri didekat tangga , Rey baru teringat dengan Ara yang tidak masuk kamar lagi setelah terakhir menggedor pintu kamar mandi.
" Nyonya di dapur Tuan" jawab Bodyguard itu .
" Jangan panggil gadis itu dengan sebutan Nyonya " ralat Rey .
" Nona di dapur Tuan " kata bodyguard itu meralat ucapannya.
" Hehhh, jangan pernah juga kalian panggil dia Nona karena dia adalah istriku " ucap Rey yang malah tidak suka sekali saat Ara dipanggil Nona .
" Terus kita panggil apa?" kata bodyguard itu penuh tanda tanya menatap Rey yang berjalan menuruni tangga.
..........
" Mandi dimana kamu?" tanya Rey menghampiri Ara di dapur yang ternyata sedang memasak .
" Numpang di kamar bibi " jawab Ara yang masih sibuk mengaduk masakannya di dalam panci .
" Apa tidak ada satupun kamar mandi dirumah ini yang kamu sukai selain kamar mandi pelayan ?" geleng kepala Rey bisa-bisa Ara mandi dikamar pelayan.
" Tidak ada, siapa suruh mandi lama " ketus Ara menatap Rey yang ternyata sudah siap dengan stelan jas kerja .
" Aku akan berangkat kerja dan ini uang jajan mu " ucap Rey menaruh uang jajan untuk Ara diatas meja makan lalu segera pergi .
istri Rey gadis kecil jadi harus dikasih jajan setiap hari dan juga sebagai pemenuhan syarat yang dulu Ara ajukan sebelum mereka menikah .
" Hehhh, jika tidak kakak makan masakan ini Aku tidak akan pernah memasak lagi untukmu " suara keras Ara meneriaki Rey yang akan berangkat kerja itu.
" Aku buru-buru" jawab Rey yang sudah terlanjur berjanji menjemput Hazeera di bandara.
" Jadi kakak pikir Aku tidak buru-buru ingin tidur lagi " ketus Ara yang sudah rela bangun pagi di hari cuti sekolah hanya untuk memasak sesuai permintaan Mama Rey .
" Tunggu sebentar 5 menit lagi selesai " ucap Ara .
" Tidak bisa aku harus,"
prang .
Ara melempar spatula yang dipegangnya kedalam tempat cuci piring sehingga menimbulkan suara cukup nyaring .
" Berani kau membanting barang-barang" teriak Rey .
" Kenapa tidak , kakak benar-benar tidak bisa menghargai jerih payah orang lain " ucap Ara keluar dari dapur dan berjalan melewati Rey .
" Iya Aku makan " ucap Rey memegang tangan Ara , wajar gadis itu marah padahal dia sudah bangun pagi-pagi sekali hanya demi memasak untuk Rey .
" Nggak usah , nanti Aku bilang Mama Kak Rey aja kalau kakak tidak makan dirumah jadi Aku tidak perlu memasak lagi " kata Ara yang tiba-tiba kembali tersenyum ceria saat sadar satu tanggungjawab nya akan gugur jadi apa yang harus dia marah kan.
" Tidak. Saya akan makan cepatlah sajikan " ucap Rey yang tidak mau melepaskan tangan Ara .
" Itu banyak pelayan Aku mau mengeringkan rambut" ucap Ara melepaskan dengan paksa pegangan tangan Rey .
" Jika tidak diambilkan Aku tidak akan makan " ucap Rey yang jadi tau kenapa Ara terlihat senang kembali karena tau satu tanggung jawab nya akan gugur .
" Hehhh, benar-benar merepotkan" ucap Ara dengan malas mengambil secepat kilat uang diatas meja makan lalu kembali masuk kedalam dapur .
" Benar-benar Baby Mafia" batin Rey mengangkat bahu dengan ngeri masih teringat jelas bagaimana Ara melempar spatula dengan cukup keras dan berani