Gadis Badas Transmigrasi Ke Tubuh Istri Bodoh.

Di apartemen nya, Vania membanting gelas hingga pecah karena godaan darinya tidak berpengaruh pada Yoga padahal dia sudah membongkar kebusukan Yura.

“Pria sial-an! Aku udah bicara jujur, dia nggak percaya! Sialnya nggak ada bukti rekaman... karena setiap aku dan Aruna bertemu, perempuan kampung itu selalu memeriksa ponsel ku biar aku nggak merekam perbincangan kami! Aku kira dia cupu, ternyata suhu! Aku merasa di kadalin sama dia!“

“Untung aja aku nggak cerita sama Mas Yoga... kalau Aruna akan memberikan 70 persen harta gono-gini padaku, lumayan! Aku harus segera menelepon Aruna untuk menanyakan nya!“ karena gagal merayu Yoga akhirnya Vania pasrah menerima kesepakatan dengan Yura dan akan membantu Yura perihal hak asuh anak. Lagipula, benar kata Yura jika ke depannya dia menikah kembali dengan Yoga jadinya tak akan ada anak-anak diantara mereka.

“Hoeeeekkkk...“ tiba-tiba Vania merasa mual, dia berlari ke toilet dan memuntahkan isi perutnya.

.

.

Sementara Yoga berada di mobil dalam perjalanan pulang, dia memijit keningnya dan memikirkan ucapan Vania padanya tentang semuanya. Jika Aruna lah yang mengatur skenario selama ini, hingga akhirnya Yoga mulai mencintai Aruna.

“Apa benar perkataan Vania?“ Yoga mengusap wajahnya kasar, wajah yang semakin tirus dan tampak lelah. “Hatiku sakit ditinggalkan Aruna, lebih sakit saat Vania meninggalkanku dulu...“

Air mata menetes di wajahnya, Yoga terisak kesakitan seraya memegang jantungnya.

Drrtttt.

Yoga tersentak dari kesedihan nya, cepat-cepat dia menghapus air mata nya dan mengangkat telepon dari Tuan Ozawa.

“Ya, Tuan Ozawa?“

"........."

“Apa maksud Anda ingin membatalkan investasi? Kita sudah membicarakan ini, Tuan!“

".........."

“Saya memang sudah bercerai dengan istri saya, tapi saya yakinkan pada Anda... sebentar lagi kami akan segera rujuk. Istri Anda sangat menyukai Aruna, bukan? Saya akan membujuk Aruna untuk bertemu dengan istri Anda.“ Yoga masih terus membujuk Tuan Ozawa yang ingin memutuskan kerjasama.

Beberapa relasi bisnisnya yang berbincang dengan Yura di pesta juga sudah membatalkan kerjasama, mereka sangat kecewa pada Yoga karena bercerai dengan istri yang pintar seperti Yura. Sebenarnya itu tidak ada hubungan nya dengan pekerjaan, namun para kolega bisnis Yoga sudah berharap jika adanya Yura yang cerdas di samping Yoga akan bisa memajukan bisnis kerjasama mereka.

“Tuan Ozawa! Halo!“

Sambungan sudah diputus oleh pihak Tuan Ozawa.

“Sial! Hidupku semakin kacau tanpamu, Aruna! Bisa-bisa perusahaan pailit jika terus begini!“

Yoga sudah banyak mengucurkan dana yang banyak demi bekerjasama dengan para kolega nya, kini mereka malah mundur satu persatu.

.

.

Sabrina dan Yura sedang memilih bahan-bahan kain untuk di butik mereka, satu gedung sudah disewa dibantu oleh Alaric meskipun pria itu sudah beberapa hari ini tidak menampakkan dirinya di hadapan Yura karena masih merasa malu.

“Udah beberapa hari ini, si Al kagak keliatan mepetin kamu?“ ucap Sabrina sembari memilih kain.

“Entahlah, mungkin cintanya sudah luntur...“ jawab Yura cuek.

“Enggak mungkin lah! Dia itu tipe setia, beneran deh! Kamu ingin tau siapa wanita yang pernah sulit dia lupakan sebelum kedatangan mu.“

“Coba ceritakan, aku penasaran.“

Sabrina mulai menceritakan masa lalu Alaric bersama Kania, perempuan berhati lembut. Sikap lemah lembut dari Kania mampu membuat Alaric jatuh cinta, sampai akhirnya Kania meninggal saat menggugurkan kandungan.

“Alaric merasa terpukul, dia sempat dirawat oleh Dokter. Psikis nya terganggu dan dia harus minum banyak obat. Mungkin selama setahun penuh.... si Al berubah menjadi murung meksipun memang dia itu tipe cuek dan jarang terbuka pada orang. Tapi... setelah kehilangan Kania, dia berubah jadi pria dingin dan menyebalkan. Kali ini, dia terlihat manusiawi setelah bersama mu.“

Yura menganggukkan kepala, ternyata Alaric mempunyai kisah kelam juga.

Keduanya keluar dari toko kain, sementara si kembar dijaga Emran di Apartemen setelah selesai bekerja.

Mobil Sabrina melaju di jalanan, tiba-tiba di jalanan sepi beberapa mobil menghadang.

Pria-pria berwajah sangar keluar dari dalam mobil dengan membawa senjata, Yura keluar dan mereka mulai menakut-nakuti.

Bugh!

Bugh!

Yura tidak takut dan mulai melawan sendirian, dia berhasil mengalahkan beberapa orang. Namun teriakan seseorang menghentikan perlawanan nya.

“Jika kau terus melawan! Teman mu ini akan mati!!!“ tubuh Sabrina sudah tak sadarkan diri, sepertinya diberi ob-at bius.

Yura pun akhirnya menyerah, dia dan Sabrina dibawa ke dalam mobil milik orang-orang itu.

.

.

Di perusahaan, perasaan Alaric mendadak gelisah.

“Ada apa ini? Kenapa perasaanku tidak enak? Tidak terjadi apa-apa pada Yura, kan?"

Alaric menelepon Yura, namun ponsel perempuan itu tidak aktif. Dia mencoba menelepon Sabrina karena tadi mendapatkan pesan dari temannya itu jika sedang bersama Yura membeli kain, namun sama ponsel wanita itu pun tidak bisa dihubungi.

____

Next bab, tubuh Yura terbangun ya....