Alex.. Menikahlah dengan Denada, Berjanjilah ! Jaga Denada, sayangi Denada, lindungi Denada, perlakukan Denada seperti kamu memperlakukanku. Deswita Jovanka
Kenapa, Kenapa kamu memberikanku pilihan yang terberat dalam hidupku... sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku, sekalipun dia adalah kembaranmu. Alexander Harison Galaxi
Tidak kak, aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak ku kenal, terlebih aku sudah punya kekasih. Denada Jovanka
Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu, apakah berlangsung lama atau hanya akan bertahan seumur jagung saja ?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terungkap
Mansion Alexander Harison Galaxi
Pagi itu sudah menunjukan jam 07.00, cahaya Surya masuk ke dalam celah jendela, sinarnya mengenai wajah tampan Alex, seketika Alex terbangun dari tidurnya merasakan silau yang ada di kedua netranya. Pandangan nya pun langsung tertuju ke arah Denada yang masih tertidur pulas, tiba-tiba dia teringat dengan kejadian semalam yang memaksa Denada untuk melayaninya, hingga Denada pingsan.
"Denada... Hey bangunlah," Alex menggoyangkan tubuh polos Denada berharap Denada lekas sadar.
"Aaaarrrgghh, sial! Kenapa dia belum juga bangun? Apa sesakit itu sampai dia pingsan seperti ini?" gumam Alex seraya menatap lekat wajah teduh Denada.
Alex segera turun dari atas ranjang, dan melilitkan handuk di pinggangnya, yang kemudian dia menutup tubuh polos Denada dengan selimut. Tak lama kemudian terdengar bunyi suara dari benda pipih milik Alex yang dia simpan di atas nakas, di ambilnya ponsel tersebut dan tertera nama Carlos sang asistennya yang sedang menghubunginya.
"Hallo, ada apa?" sapa Alex di ujung seberang telpon.
"Maaf Tuan, apa hari ini Tuan Muda pergi ke kantor?" tanya Carlos hati-hati takut Tuan mudanya marah.
"Hari ini aku tidak masuk ke kantor, dan jika ada yang mencariku katakan aku sedang ada perjalanan bisnis ke luar, sementara kau saja yang menghandle semuanya di kantor, nanti berikan laporan nya padaku," terang Alex dengan aura dinginnya.
"Baik Tuan Muda, sebenarnya ada hal yang ingin saya..."
Carlos belum selesai bicara, Alex langsung memotongnya membuat Carlos tercenung dengan perintah Alex.
"Carlos... Kau cepat bawa Dokter Karin ke mansionku, Denada pingsan!!!" titah Alex dengan perasaan khawatir.
"Apa? Pingsan, Nona Dena pingsan?" Carlos tersentak kaget dengan penuturan Alex barusan.
"Ck, cepat sudah kau datang kesini, jangan banyak tanya," Alex berdecak kesal mendapatkan berbagai macam pertanyaan dari asistennya itu.
"Baik tuan."
Sambungan telpon pun terputus, Alex segera menyimpan ponselnya di di dalam laci, dia berjalan mendekat ke arah Denada yang masih terbaring lemah di atas ranjang.
"Denada, maafkan aku yang telah membuatmu seperti ini, entah kenapa hatiku merasa terbakar melihatmu dengan Marcell," Alex menatap iba pada Denada, dicium keningnya, kemudian dia beranjak dari duduknya, di ambilnya handuk kecil dan baju piama untuk di pakaian ke Denada.
Alex mengelap Tubuh Denada dengan handuk kecil, kemudian dia pakaikan baju piyama tersebut pada tubuh polos Denada. Alex terus memandang wajah cantik Denada, perkataan Denada terus berputar bagaikan komedi putar di kepalanya, dia tidak percaya dengan fakta baru yang dia dengar sendiri dari bibir mungil Denada.
🌷🌷🌷
Beberapa menit kemudian mobil Carlos sudah tiba di lobby Mansion, Carlos datang bersama Dokter Karin sesuai dengan perintah Tuan Mudanya, di depan pintu utama sudah ada Pak Heru yang datang menyambut Carlos.
"Selamat pagi Tuan Carlos, Dokter Karin," sapa ramah Pak Heru pada Carlos dan Dokter Karin yang diketahui oleh keluarga Harison bahwa Dokter Karin adalah sahabat Tuan Muda nya.
Carlos dan Dokter Karin mengangguk dan tersenyum pada Pak Heru.
"Tuan Muda sudah menunggu anda di dalam kamarnya, silahkan masuk tuan," Pak Heru segera mempersilahkan Carlos dan Dokter Karin untuk masuk ke dalam mansion, dan segera menuju ke kamar Alex. Tepat pada saat dia menapakkan kakinya di anak tangga terdengar suara yang begitu familiar di telinga Carlos dan Pak Heru, yang sudah jelas tau siapa pemilik suara tersebut.
"Pak Heru, siapa yang sakit? Kenapa ada Dokter Karin disini?" tanya Eva penasaran sembari menatap ke arah Dokter Karin yang tengah berdiri di hadapannya, nampak Dokter Karin tersenyum padanya, namun berbeda hal nya dengan Eva yang terlihat angkuh.
"Non Dena sakit Nya, Tuan Muda meminta Dokter Karin untuk datang kesini memeriksa keadaan Nona Dena," jawab Pak Heru pelan.
DEG!!!
Kenapa wanita itu kembali lagi kesini ? Bukannya kemarin malam dia masih berduaan dengan Ronal di sebuah club, apa yang sebenarnya terjadi? Eva
"Permisi Nya, saya mau ke kamar Tuan Muda dulu," Pak Heru pamit undur diri.
Seketika Eva tersadar dari lamunannya, dia segera berjalan masuk ke dalam kamarnya.
"Sialan kenapa tadi malam aku pulang lebih awal, mestinya aku pantau terus mereka sampai rencanaku berhasil," umpat Eva yang terus merutuki kebodohannya.
"Bagaimana ini kalau Adelia bertanya tentang wanita itu, aku harus jawab apa ?" gumamnya, eva terus berjalan mondar mandir di depan meja riasnya sembari memegang ponselnya.
"Tidak! Aku tidak boleh gagal lagi, aku harus pastikan jika Alex saat ini sudah membenci wanita itu."
🌷🌷🌷
Kamar Alex
Tok... tok... tok...
"Tuan Muda, Dokter Karin sudah datang bersama Tuan Carlos asisten anda," seru Pak Heru dari balik pintu kamar.
"Masuk," sahut Alex dari dalam kamar.
Ceklek...
"Alex apa yang terjadi?" tanya Dokter Karin menatap Alex yang terlihat khawatir.
"Istriku pingsan Karin," ucap Alex panik yang masih setia menggenggam erat jemari tangan Denada.
"Baiklah, segera ku periksa, lebih baik kau keluar dulu," titah Dokter Karin pada Alex yang masih tetap berada di tempatnya.
Alex segera melepaskan genggaman tangannya, dan berjalan keluar kamar di ikuti oleh Carlos di belakangnya. mereka berdua duduk di sebuah kursi depan kamar Alex.
"Tuan Muda, ada beberapa hal yang harus anda ketahui," ucap Carlos hati-hati.
"Apa itu, cepat katakan?" tanya Alex penasaran dengan sorot tajam menatap Carlos.
"Tuan Muda, saya sudah mendapatkan bukti yang akurat, bahwa sebenarnya Nona Denada tidak ada sangkut pautnya dengan kematian Nona Deswita, dan Nona Deswita..."
"Kenapa Deswita?" tanya Alex penasaran.
"Sebenarnya... Selama ini Nona Deswita hanya berpura-pura mencintai anda Tuan, ketika Nona Deswita telah sadar, dia mempergunakan kesempatan nya untuk pergi meninggalkan Tuan Muda," terang Carlos.
"Dan mengenai Nona Deswita yang meninggal, itu terjadi karena Nona Deswita melihat sebuah mobil yang melaju kencang ke arah Nona Dena, pada saat itu Nona Deswita sudah berteriak ke arah Nona Dena agar tidak menyebrang dulu, karena suasana disana yang terlalu ramai serta suara bising kendaraan membuat Nona Dena tidak mendengar apapun yang di katakan oleh Nona Deswita, kemudian Nona Deswita berlari menyelamatkan Nona Dena yang hendak menyebrang, namun takdir berkata lain, Nona Deswita berakhir tragis tertabrak oleh sebuah mobil yang melaju kencang.
"Apa? Kau jangan bohong Carlos, kau tau bukan kalau aku sangat membenci seseorang yang membohongiku," Alex tersentak kaget dengan apa yang di sampaikan oleh Carlos mengenai Deswita, wanita yang begitu dia puja selama ini.
"Benar Tuan, saya tidak berbohong," sahut Carlos tegas.
"Lalu apa kau tau dimana Deswita sekarang?"
"Maaf Tuan, saya belum menyelidikinya, dan secepatnya saya akan cari tau keberadaan Nona Deswita."
"Kalau boleh tau, apa anda masih mencintai Nona Deswita setelah anda mengetahui semuanya Tuan?"
"Rasa cintaku pada Deswita sudah pudar, semenjak aku tahu fakta yang kau berikan padaku dua Minggu yang lalu."
"Lalu bagaimana dengan Nona Denada, apa anda memiliki perasaan pada Nona Dena?"
"Entahlah Carlos, aku begitu bimbang dengan perasaanku yang masih abu-abu ini, tapi terkadang hatiku terasa sakit melihat dirinya bersikap manis pada seorang pria selain diriku."
DEG!!!
"Carlos aku minta rahasiakan semua hal tentang Deswita yang telah menghianatiku, aku tidak ingin keluargaku tau jika selama ini Deswita hanya memanfaatkan ku."
"Baik Tuan Muda."
Setelah mereka berdua berbincang lama di luar kamar, tiba-tiba terdengar suara dari dalam kamar.
"Alex..." panggil Dokter Karin.
Mendengar namanya di panggil, Alex bergegas masuk ke kamarnya, mendapati Denada yang masih terkulai lemas di atas ranjang.
"Bagaimana keadaannya Karin? apa dia baik baik saja?" tanya Alex khawatir seraya menatap lekat wajah Denada.
"Sepertinya dia syok, terlihat jelas di area sensitifnya ada luka yang membuatnya merasa sakit, dan tak sadarkan diri," terang Dokter Karin pada sahabatnya itu, Alex dan Karin merupakan dua sahabat sejak SMA dan sampai sekarang pun mereka masih menjalin persahabatan dengan baik.
"Lalu bagaimana dengan psikisnya?"
"Semoga saja tidak mempengaruhi psikisnya, kau harus membuatnya nyaman bersamamu, agar dia bisa menghilangkan trauma nya itu."
"Alex, ini obat pereda nyeri untuk di minum, serta salep untuk di oleskan pada luka di bagian intinya, dan aku sarankan padamu sebaiknya kau jangan terlalu kasar saat melakukannya, dia sepertinya masih polos dan tidak tau apa apa tentang hal begituan."
"Baiklah Karin aku akan ikuti saranmu, terima kasih."
Dan di jawab anggukan oleh Dokter Karin.
Setelah kepergian Dokter Karin, Alex berjalan mendekat ke arah Denada, dia duduk di tepi ranjang, Alex menatap lekat wajah teduh Denada dan menggenggam erat jemari lembut nya.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
maaf, aq baru sempat mampir lagi, kak... aq habis Hiatus cukup lama dari NT. 🙏