Andini seorang dokter muda bertalenta yang memiliki seorang kekasih seorang abdi negara yang bernama Raka Ardiansyah. Setelah berjalan 8 tahun mereka memutuskan untuk menikah namun pada hari pernikahan tiba Raka justru malah meninggalkan nya karena suatu alasan. karena persiapan pernikahan sudah dilakukan dan acara pernikahan tidak bisa di batalkan akhirnya kembaran dari Rama menawarkan diri untuk menikahi Andini agar pesta tetap berlanjut
tidak ada yang tau bahwa sebenarnya Rama ini sudah lama jatuh cinta pada Andini karena dia tau bahwa saingannya adalah saudara kembarnya sendiri maka sebelumnya dia sudah memutuskan untuk menyerah dan melupakan Andini. namun dengan sikap Raka yang sudah menelantarkan Andini ini Rama bertekad akan membahagiakan Andini dan mempertahankan pernikahan nya dengan Andini. bagaimana kisah cinta saudara kembar ini. silahkan subscribe dan ikuti terus perkembangan cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Setelah bersih aku segera turun ke dapur untuk makan malam.
"apakah segini sudah cukup mas?" tanya Andini
"sudah cukup de jangan banyak-banyak nanti mas ngantuk. Gagal donk melanjutkan yang tadi. " goda ku padanya
dia hanya diam tersipu malu.
" apakah kamu sudah makan? Tanya Rama pada Andini
" belum mas tadi aku sengaja menunggu mas. " ucapnya pada ku
" ayo mari makan kalau begitu tadi kamu yang bilang ini sudah kelewat jam makan malam kalau telat bisa kena maag tapi kamu sendiri malah belum makan. " cerocosku padanya
Kami makan dalam diam hingga setelah selesai ku bantu dia untuk membersihkan meja makan dan piring bekas kami makan tadi.
Setelah itu kami menyusul yang lainnya yang sedang asyik mengobrol di ruang tengah
"Kak bagaimana jika kakak ikut aku balik ke Kalimantan aja sekalian honeymoon disana?" Ucap Raka pada Rama
Deg....deg...itu adalah keinginan ku dulu ketika bersama dengan mas Raka jika kita sudah menikah nanti aku memintanya mengajakku keliling pulau Kalimantan ( ucap Andini di dalam hati)
" kamu mau balik kesana Sin? Kapan? " tanya Andini ke Sinta
"iya mbak aku tidak bisa lama -lama disini kasihan ibu di rumah sendirian. " ucap Sinta sedih
"udah-udah ibu hamil tidak boleh sedih apapun yang menjadi keinginan mu pasti nanti Raka akan menurutinya. Ya kan Ka?" Ucapku pada Raka untuk mengurangi sungkan ku padanya
"aku akan mempertimbangkan saran mu. Namun aku serahkan ke istri ku saja dia ingin honeymoon nya kemana. " ucap Rama menekan kata istriku
Karena malam sudah semakin larut ku ajak istriku untuk segera beristirahat.
" de aku ada sesuatu untuk mu? ( ucapku sambil menyodorkan kartu atm kepadanya )
" apa ini mas? " ucapnya bingung
"de biar bagaimana pun sekarang kamu adalah istri ku. Ini nafkahku untukmu. Terimalah password nya sudah aku ganti menjadi tanggal pernikahan kita. " ucap mas Rama
" tidak usah mas aku masih mempunyai uang. Simpanlah." tolak Andini
"tidak simpanlah aku akan berdosa jika aku tidak memberikan nafkah padamu." ucap mas Rama
" tapi bahkan aku belum memberikan apa yang seharusnya mas dapatkan sebagai suami." ucapnya sambil menundukkan kepala
" pelan-pelan pasti kamu bisa menerima ku seutuhnya. Aku tidak akan melakukan itu tanpa persetujuan darimu. Jangan takut dan sungkan. Kan kita sudah sepakat memulai semuanya sebagai teman. " jelas mas Rama padaku
Akhirnya dia mau menerima atm ku dan menyimpannya.
Ku ajak dirinya sholat isya kemudian kami berdua istirahat
Semenjak kami pulang ke rumah ini kami memang sudah tidur berdua dalam satu ranjang namun kami hanya tidur bahkan warna rambut Sinta yang seperti apa itupun Rama belum mengetahui nya karena Andini tidak pernah melepas hijabnya bahkan ketika tidur sekalipun
Pernah ketika pingsan dulu itu dia melihat sekilas namun dia sudah melupakannya karena waktu itu dia segera menutup dirinya dengan selimut.
Kami tidur dengan pemikiran kami masing-masing
Andini POV
Hari-hari kami lalui bersama tidak terasa sudah 1 minggu kami menjadi suami istri. Seperti yang sudah di janjikan oleh mas Rama bahwa dia tidak akan menyentuhku kecuali atas ijinku. Kami masih menikmati hari-hari kami seperti biasa. Hingga tibalah ijin cuti mas Rama di ACC oleh atasannya kebetulan dia mendapatkan cuti 1 minggu karena aku menggambil cuti 2 minggu ketika menikah kemarin jadi waktu kami libur masih ada 1 minggu.
"Dek mas sudah dapat ijin cuti 1 minggu. Adek mau kita honeymoon kemana?" ucapnya ketika kami akan tidur
Aku yang mendapatkan pertanyaan tiba-tiba ini sempat terdiam.
" apa mas Honeymoon? Ucapku sedikit gugup
(artinya mas Rama secara tidak langsung meminta haknya sebagai suami. Aku harus bagaimana? ) ucapku di dalam hati
"Apa kamu mau mengikuti saran dari Raka ikut ke sana?" tanyanya lagi
"terserah mas saja mau ngajak dimana?" ucapku kemudian
"Apakah kamu belum bisa menerima ku? Tanyanya ke aku karena terlihat dia terkejut akan pertanyaan ku.
"bukan begitu mas. Aku hanya.....(diam sambil menundukkan kepala).
Diraihnya tangan ku kemudian menatap mataku intens.
" Maukah adek memulai semuanya dari awal. Berilah mas kesempatan untuk bisa membahagiakan adek dan melupakan semuanya. " ucapnya padaku
Hingga mas Rama mendekatkan wajahnya padaku hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya. Detik itu juga mas Rama mencium bibirku. Tangan ku bergetar hebat karena takut. Ku pejamkan mataku untuk mengurangi rasa takut itu . Lama kami berciuman hingga tanpa sadar aku mendesah menikmati ciuman kami.
Ahhh...ahhhh dia melepaskan ciuman kami karena di rasa kami sudah tidak bisa bernafas.
" maafkan mas de. " ucapnya
Aku hanya diam tersipu malu atas apa yang baru saja kami alami. Segera aku ijin ke kamar mandi
" huft ...inikah rasanya ciuman. Kenapa jantungku berdebar-debar. Andini....andini dia suamimu sudah sepantasnya dia meminta haknya. " ucapku di kamar mandi
Rama POV
Setelah ku dapatkan ijin cuti segera ku sampaikan ke istri ku. Namun yang kudapatkan ketika menawarkan honeymoon dia seperti nya belum yakin dengan diriku.
Ku genggam tangannya ku berikan dia pengertian hingga tanpa sadar muka ku kudekatkan dengan wajahnya. Kuberanikan diri untuk mencium bibirnya yang sangat menggoda ku sejak kami awal menikah. Ku rasakan tangannya bergetar entah karena takut atau kah karena dia menolakku. Namun yang jelas ku rasakan bibir itu sangat manis dan membuatku melayang. Ku pejamkan mataku kunikmati ciuman kami hingga kami kehabisan nafas baru lah aku lepaskan. Jujur ada rasa yang hilang dalam melepas ciuman kami.
"maaf mas sudah lancang" ucapku
Kulihat dia pergi ke kamar mandi. Aku meraba bibirku dan senyum-senyum sendiri
" sabar aku pasti akan mendapatkan mu pelan-pelan saja. " ucapku menyemangati diriku sendiri.
Setelah dari kamar mandi dia menjadi lebih baik. Dan dia juga mengatakan kalau setuju untuk honeymoon namun dia tidak mau ke Kalimantan dia ingin ke tempat lain. Akhirnya pilihan kami jatuh pada pulau Dewata Bali.