Sinopsis:
Kemalangan dan nasib buruk selalu datang di kehidupan Genya, seorang gadis 18 tahun yang tidak memiliki apapun. Selain telah kehilangan kedua orang tuanya, dia juga diwariskan sebuah hutang yang sangat besar oleh ayah nya dan diusir oleh bibinya di hari kelulusan nya.
Tapi kehidupannya berubah 180 derajat setelah ia bertemu dengan seorang laki-laki misterius yang bernama Raphael Gin. Seorang lelaki yang datang ke hidupnya Genya, guna menagih hutang yang di miliki ayahnya Genya kepadanya.
Genre: Romantis, Drama, Psychological, Dewasa, Kekerasan
Jangan lupa like jika suka, beri juga kritik dan saran jika ada kekurangan dalam karya pemula ini! Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu Mang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Semua orang punya masalahnya sendiri
BUAKK!!
BUAKK!
"ARGHHHH!" Teriakan seorang laki-laki yang tangannya terikat di ranting pohon menggunakan tali besar.
Dariana berkali-kali memukul pria itu menggunakan tongkat baseball. Darah muncrat kemana-mana, Dariana mengelap wajahnya yang terkena cipratan darah.
Raphael menonton dari jarak yang cukup jauh, sambil menghisap rokok, dia menikmati tontonan itu. Malam itu dia masih belum pulang, sampai si laki-laki yang dipukuli Dariana itu angkat bicara.
"Katakan! Sudah ga bisa bayar obat, saat dikasih keringanan dengan cara bekerja dengan kami, tapi kamu malah membocorkan tentang obat terbaru kami kepada organisasi lain? Bernyali sekali! Cuih!" Dariana terlihat begitu marah, hingga tak terbendung lagi.
Jody yang berada di samping Raphael ingin segera menghentikan Dariana yang sudah tak terkendali. Namun Raphael menghentikannya, dia ingin menikmatinya sedikit lebih lama lagi.
Laki-laki yang dipukuli itu lemas, matanya tertutup dan darah keluar dari sekujur tubuhnya.
"Sialan! Kenapa di zaman sekarang sulit sekali menemukan manusia yang jujur dan setia? Selalu saja ada pengkhianat licik tak tau di untung!" Celoteh Dariana.
BUAKKK!
Satu pukulan melayang dan mendarat di punggung laki-laki itu, seketika dia yang tadinya pingsan kini tersadar kembali. Dariana ingin melayangkan pukulannya sekali lagi, tapi Raphael menghentikannya.
"Hentikan! Jangan membunuh orang ketika masih dalam keadaan tidak berguna. Buat dia berguna terlebih dahulu, habis itu kita serahkan ke Theo." Kata Raphael tenang berjalan mendekati Dariana yang sangat emosional.
Melihat laki-laki yang terikat itu tersadar, Raphael mendekati pria itu dan menatap kasihan begitu melihat kondisi badan laki-laki itu yang sepertinya sudah remuk semuanya.
"Kenapa kau membocorkan informasi tentang produk baru kami? Bukankah kami sudah berbaik hati dengan menerimamu masuk ke dalam anggota agar kau bisa mendapatkan obat secara gratis?" Tanya Raphael sangat tenang dan lembut.
"A-aku tidak membocorkan informasi tentang produk barunya Tuan!" Kata pria itu menyangkal di sela-sela kesadarannya yang mulai menghilang.
"Lalu apa?" Tanya Raphael sembari menghentikan Dariana yang ingin kembali memukul kepala laki-laki itu dengan gerakan tangannya.
"Aku hanya mengatakan kalau Tuan menyukai gadis itu!" Sahut laki-laki itu yang kemudian pingsan karena sudah tidak tahan dengan rasa sakit dan banyaknya darah yang keluar dari tubuhnya.
"Apa?" Gumam Raphael terkejut saat mendengar pernyataan itu.
"Bajingan ini! Apa yang dia katakan?!" Jody dengan gesit memukul pipi laki-laki yang sedang pingsan itu.
"Hentikan! Lepaskan ikatannya dan bawa ke kurungan! Lebih baik dia mati dengan menyumbangkan organ tubuh nya, daripada mati konyol di geprek tongkat baseball. Bukankah begitu?" Kata Raphael di respon dengan anggukan para anaknya buahnya.
Dariana tidak mengatakan apapun, sepertinya dia masih dalam pengaruh obat hingga dia merasa sangat bersemangat dan agresif.
Raphael kemudian pergi meninggalkan tempat itu, dan berencana pulang ke rumahnya.
Dia memikirkan kata-kata yang dikatakan oleh si laki-laki itu. Laki-laki itu mengatakan kalau Raphael menyukai seorang gadis, jadi Raphael langsung teringat dengan Genya yang saat itu sedang ijin keluar bersama Dante.
Raphael tiba-tiba merasa khawatir dengan Genya yang sekarang tidak berada di kediaman nya. Dia takut jika terjadi sesuatu yang buruk menimpa Genya.
Dengan cepat dia melajukan mobilnya menuju rumahnya. Dia berharap Genya sudah pulang, karena Raphael berpesan kalau Genya harus pulang sebelum Raphael pulang.
......................
PYAANGGG!
Terdengar suara suatu benda berbahan kaca pecah di atas lantai. Paman Noha yang mendengar suara itu pun segera mengecek hal tersebut ke sumber suara.
Suara pecahan kaca itu bersumber dari dalam kamarnya Dariana. Dengan panik, Citta buru-buru membersihan pecahan wadah kecil beserta cairan racun yang tumpah di atas lantai kamarnya.
"Nyonya Citta! Apa anda baik-baik saja? Apa yang terjadi? Saya mendengar suatu benda terjatuh hingga pecah!" Teriak Paman Noha memanggil Citta yang berada di dalam kamar saat itu.
Sambil mengelap tumpahan racun itu, Citta berpura-pura untuk menjawab pertanyaan paman Noha dengan tenang dan biasa saja agar tidak di curigai.
"Tidak apa-apa paman! Aku hanya menyenggol cermin kecilku di atas meja rias, hingga akhirnya cermin pun jatuh dan pecah." Sahut Citta dari dalam kamar.
"Apa anda baik-baik saja Nyonya? Biar saya yang membersihkannya! Ijinkan saya masuk Nyonya!" Kata Paman Noha yang membuat Citta merasa was-was.
"Aku tidak apa-apa paman! Aku akan membersihkannya sendiri! Aku sedang tidak memakai pakaian karena baru saja ku habis mandi, bisakah paman kembali ke bawah?" Sahut Citta yang terdengar biasa saja hingga membuat paman Noha percaya.
"Baiklah Nyonya. Jika ada hal yang mendesak, teriak saja dan panggil nama saya!" Kata Paman Noha.
"Iya paman." Sahut Citta dari dalam.
Dirasa hanya hal sepele, Paman Noha akhirnya kembali turun ke lantai bawah meninggalkan Citta yang berada di dalam kamar.
Citta menghembuskan nafas leganya, dia berhasil mengelabui Paman Noha yang sangat teliti dan perfeksionis.
Dia kembali mengelap dan memindahkan pecahan kacanya ke dalam bungkusan kain baju yang dia gunakan untuk lap.
Citta merasa sangat kesal karena racun yang ingin dia gunakan untuk membunuh suaminya itu kini telah tumpah dan tidak bisa di ambil lagi.
Sambil sibuk merapikan kamarnya, Citta memikirkan cara cepat agar bisa membunuh atau lepas dari suami iblisnya itu.
Dia menatap ke arah cermin besar di depan meja rias nya, dia memandang dirinya yang begitu kurus dan lingkaran hitam di bawah matanya.
Dulu dia adalah seorang gadis yang sangat cantik dan disukai oleh banyak lelaki.
Namun sekarang penampilan seperti ini karena Dariana yang terus memberikan narkoba kepadanya, hingga membuatnya kecanduan dan merubah dirinya menjadi begitu.
"Kenapa aku harus menikah dengan iblis seperti dirinya? Penyesalan terbesarku selama hidup adalah menikah dengannya" Gumam Citta yang mengambil sebuah silet dari dalam laci meja riasnya.
buat genya 2 bungga meluncur
maat cuma bisa kasih ini
2 bunga meluncur
1 bunga untuk niken
3 bunga untuk, niken /Rose//Rose//Rose/