Racun Kesesatan

Racun Kesesatan

Bab 1 Diusir

Di hari kelulusannya, Genya pulang ke rumah paman dan bibinya dengan sangat bahagia karena dia lulus dengan nilai terbaik di sekolahnya.

Sejak kematian ayahnya setahun yang lalu, Genya tinggal bersama paman dan bibinya. Merekalah yang membiayai pendidikan Genya sampai dia lulus SMA.

Ibunya Genya telah meninggal saat Genya berumur 10 tahun karena terkena kanker rahim stadium akhir. Saat itu Genya tinggal bersama ayahnya, namun ayahnya juga menyusul ibunya setahun yang lalu.

Ayahnya menjadi korban perampokan di bandara saat mau pergi menuju Malaysia. Kini Genya telah menjadi seorang gadis 18 tahun yang yatim piatu.

Begitu sampai di pintu depan rumah pamannya, Genya tak sengaja mendengar pertengkaran antara paman dan bibinya mengenai dirinya.

"Tenanglah sayang! Dimana Kage akan tinggal jika kita mengusirnya seperti itu?" Kata pamannya.

Kage adalah nama panggilan Genya yang berarti 'Kakak Genya', karena di antara para sepupunya dialah yang paling tua.

DEG!

Genya menghentikan langkahnya, dia berdiam diri di depan pintu rumah tanpa berani untuk mengetuknya.

"Huh! Siapa yang perduli? Sekarang kan dia sudah lulus, seharusnya dia sudah bisa mencari makan sendiri! Bebanku sudah begitu banyak, aku tidak mau menambah beban lebih banyak lagi!" Kata bibinya Genya yang terdengar begitu jelas sampai ke telinganya.

Tangan Genya gemetar, dia menggigit bibirnya. Dia tidak menyangka jika keberadaannya disana ternyata hanya sebagai beban paman dan bibinya.

Genya memberanikan diri membuka pintu rumah pamannya itu.

"Paman! Bibi! Aku pulang!" Kata Genya dengan senyum cerah di wajahnya.

"Ah Genya, selamat datang kembali. Bagaimana hasil raport mu?" Pamannya Genya bertanya dengan senyum menyungging di bibirnya.

"Ah pas sekali! Apa tadi kau mendengarnya?" Tanya bibinya Genya mendekati Genya dengan ekspresi benci.

Genya terdiam

"Hei sayang! Apa yang kau katakan? Genya baru saja datang!" Kata pamannya Genya menenangkan istrinya itu.

Namun, istrinya itu tidak menggubris perkataan suaminya. Dia tetap fokus kepada Genya yang hanya terdiam tak bersuara.

"Ah melihatmu yang diam begini, sepertinya kau sudah mendengarnya. Baguslah, sekarang kami tidak perlu menjelaskan apapun lagi, jika sudah mengerti maka pergilah dari sini!" Kata bibinya.

Bibinya berjalan menuju kamar Genya dan kemudian keluar membawa koper besar yang berisi pakaian dan semua barang yang dimiliki oleh Genya.

Ternyata bibinya sudah mengemas semua pakaian Genya sejak Genya pergi ke sekolah.

Tak terasa Genya meneteskan air matanya, dia tidak menyangka jika di hari kelulusannya sekarang ,bukannya mendapatkan ucapan selamat, melainkan diusir oleh bibinya.

"Sherly! Cukup!" Pamannya Genya memegang tangan istrinya yang mendorong koper pakaian.

"Apa? Kenapa? Kau memarahiku sekarang hanya untuk gadis ini?" Tanya bibinya Genya yang bernama Sherly itu.

"Hari ini kau sudah sangat keterlaluan! Memangnya apa salah Genya sampai kau begitu membencinya seperti itu? Setidaknya bicaralah baik-baik dengannya!" Kata pamannya memarahi istrinya itu.

Istrinya menghempaskan koper milik Genya, yang kemudian dia pergi ke kamarnya karena tidak terima dengan teguran suaminya barusan.

"Ahh dasar... Sifatnya masih saja seperti anak-anak!" Gumam pamannya Genya yang bernama Yudi itu menghela nafas panjang.

"Tidak apa-apa paman, bibi benar... Sekarang aku sudah bisa mandiri, terimakasih sudah merawat ku selama ini. Aku pergi paman" kata Genya yang mulai menarik koper yang di bawakan oleh bibinya tadi.

"Tunggu nak!" Paman Yudi menarik tangan Genya dan memberikan segepok uang tunai sebanyak 3 juta.

"Paman?" Genya menatap uang yang terasa tebal di tangannya itu

"Maafkan paman nak, hanya segitu yang bisa paman beri untuk bekal selama sebulan." Kata paman Genya memeluk Genya dengan penuh kasih sayang.

Paman Yudi sangat menyayangi Genya, tapi istrinya tidak menyukai Genya. Dengan kehadiran Genya di rumah itu, dia dan istrinya jadi sering bertengkar hanya tentang masalah Genya saja.

Genya ijin mengganti bajunya dan kemudian pamit pergi meninggalkan rumah itu.

Di depan rumah, Tata kecil baru saja datang dari bermain. Dia terkejut melihat kakak sepupunya itu pergi dengan membawa koper besar.

"Kage! Kage mau pergi kemana?" Tanya Tata

"Kage ga kemana-mana kok, Kage sekarang kan sudah lulus. Kage mau hidup mandiri mulai sekarang" sahut Genya.

Dia berjongkok sambil memeluk adik sepupunya itu.

"Kage jangan lupa ya, Kage bilang kalau Kage bakal ngajak Tata jalan-jalan ke restoran mewah nanti" Kata Tata

"Iya Kage ingat kok, nanti setelah Kage punya uang yang banyakk, Kage bakal dateng nyemput Tata. Kita bakal jalan-jalan kemanapun Tata mau, okey?"

Genya mengelus rambut kuncirnya Tata sambil mencium lembut pipi sepupunya yang begitu gemoy.

"Okey janji ya!" Tata mengulurkan jari kelingkingnya.

Genya menggaetkan jari kelingkingnya sambil tersenyum dia berkata,

"Iya Kage janji!"

"Tata kemarilah!" Kata paman Yudi memanggil putri bungsunya itu.

"Iya ayah! Dadahh Kage! Kage harus ingat janji kita berdua!" Teriak Tata sambil melambaikan tangannya.

Genya mulai berjalan meninggalkan rumah pamannya. Dia terus berjalan tanpa tau tujuannya kemana.

"Astaga perutku lapar..." Gumam Genya sembari memegangi perutnya yang mulai bernyanyi karena lapar.

Dia pergi memasuki sebuah toko, dia membeli se-cup mie instan dengan sebotol air mineral.

Setelah mengisi perutnya, dia kembali berjalan dan terus berjalan hingga hari menjelang sore.

Genya tidak memiliki teman dekat ataupun kenalan yang bisa dia mintai tolong. Bahkan sekarang ponselnya tidak berisi kuota atau pulsa untuk menghubungi seseorang.

Kakinya pegal, beberapa desa sudah ia lewati. Banyak orang memandanginya karena pergi membawa koper dengan berjalan kaki.

Beberapa orang sudah Genya tanyai, tentang tempat tinggal murah di sekitaran sini. Tapi orang-orang bilang jika di desa seperti ini tidak ada kos ataupun rumah kontrak dengan harga murah.

Orang-orang menyarankan agar Genya beristirahat di penginapan saja. Tapi Genya tidak mau menginap di penginapan karena biayanya mahal dan hanya untuk satu malam saja.

Dia tidak mau menyia-nyiakan uang hanya untuk menginap di penginapan.

Sesampainya di sebuah taman bermain, Genya menghentikan langkahnya. Kakinya gemetar dan lecet, dia sudah tidak sanggup berjalan lagi karena hari sudah mulai gelap.

Banyak orang yang melihatnya disana, tapi tidak ada yang berbaik hati menanyakan kondisi Genya ataupun menawarkan tempat untuk dirinya menginap.

Genya merenung menatap langit malam yang begitu cerah, bintang-bintang bertaburan di atas langit.

Genya tersenyum dan tertawa, dia menertawakan nasibnya yang begitu sial. Melihat dirinya sekarang, dia sangat mirip dengan seekor kucing jalanan yang terlantarkan.

Dia menyeka air matanya, dia tertawa sambil mengeluarkan air mata. Hidupnya terasa begitu berat, tapi dia masih berfikir jika banyak orang yang hidup bahkan lebih malang dari dirinya.

Dia memakai jaketnya dan membaringkan tubuhnya di kursi taman yang panjang. Angin malam yang dingin berhembus membelai rambutnya yang panjang bergelombang.

Sangat disayangkan, gadis cantik yang masih muda itu memiliki nasib yang begitu buruk. Dia berharap seseorang datang menyelamatkan nya suatu saat nanti.

Terpopuler

Comments

Shopia Asmodeus

Shopia Asmodeus

/Sweat/

2024-08-04

1

Dragon

Dragon

ngk bisa komen apapun/Sleep/

2024-07-14

1

bagus okita

2024-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Diusir
2 Bab 2 Pasangan Tua yang Baik Hati
3 Bab 3 Sebuah Kebetulan
4 Bab 4 Pria Penguntit
5 Bab 5 Menerima Undangan
6 Bab 6 Hutang & Tawaran
7 Bab 7 Menerima Tawaran
8 Bab 8 Bar Night Club
9 Bab 9 Yurika Yukari
10 Bab 10 Gadis yang di Jual
11 Bab 11 Sepasang Pengkhianat
12 Bab 12 Hukuman
13 Bab 13 Putri yang manja
14 Bab 14 Pria yang taat
15 Bab 15 Gadis yang di inginkan
16 Bab 16 Makan malam
17 Bab 17 Oleng
18 Bab 18 Efek Mabuk
19 Bab 19 Genya menghilang
20 Bab 20 Pasangan Baru
21 Bab 21 Sehidup semati
22 Bab 22 Tidak ada tempat tuk kembali
23 Bab 23 Pesta
24 Bab 24 Sambutan
25 Bab 25 Kelinci percobaan
26 Bab 26 Pilihan yang sulit
27 Bab 27 Apakah itu keputusan yang benar?
28 Bab 28 Rahasia yang belum terungkap.
29 Bab 29 Menjadi miliknya.
30 Bab 30 Cangkang tanpa jiwa
31 Bab 31 Produk baru
32 Bab 32 Kelinci yang manis
33 Bab 33 Bibi Lucknut
34 Bab 34 Semua orang punya masalahnya sendiri
35 Bab 35 Tidak sengaja menjadi pembunuh
36 Bab 36 Membuat Alibi
37 Bab 37 Kebohongan yang terlihat
38 Bab 38 Mengelak (lanjutan kasus)
39 Bab 39 Berakhir
40 Bab 40 Sudah saatnya bahagia?
41 Bab 41 Semuanya kembali normal
42 Bab 42 Penyebab utama semua masalah akhirnya muncul (ayahnya Raphael).
43 Bab 43 Raphael Kecil
44 Untuk para pembaca karyaku
45 Bab 44 Salah menaruh perasaan
46 Bab 45 Penyesalan Geonado
47 Bab 46 Sebuah benih yang mulai tumbuh
48 Bab 47 Terbakarnya perkebunan koka
49 Bab 48 Siapa dan kenapa?
50 Bab 49 Di BDSM Raphael
51 Bab 50 Paket datang, Eden menghilang
52 Bab 51 Pasangan bucin berhenti menjadi anggota NTO
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 Diusir
2
Bab 2 Pasangan Tua yang Baik Hati
3
Bab 3 Sebuah Kebetulan
4
Bab 4 Pria Penguntit
5
Bab 5 Menerima Undangan
6
Bab 6 Hutang & Tawaran
7
Bab 7 Menerima Tawaran
8
Bab 8 Bar Night Club
9
Bab 9 Yurika Yukari
10
Bab 10 Gadis yang di Jual
11
Bab 11 Sepasang Pengkhianat
12
Bab 12 Hukuman
13
Bab 13 Putri yang manja
14
Bab 14 Pria yang taat
15
Bab 15 Gadis yang di inginkan
16
Bab 16 Makan malam
17
Bab 17 Oleng
18
Bab 18 Efek Mabuk
19
Bab 19 Genya menghilang
20
Bab 20 Pasangan Baru
21
Bab 21 Sehidup semati
22
Bab 22 Tidak ada tempat tuk kembali
23
Bab 23 Pesta
24
Bab 24 Sambutan
25
Bab 25 Kelinci percobaan
26
Bab 26 Pilihan yang sulit
27
Bab 27 Apakah itu keputusan yang benar?
28
Bab 28 Rahasia yang belum terungkap.
29
Bab 29 Menjadi miliknya.
30
Bab 30 Cangkang tanpa jiwa
31
Bab 31 Produk baru
32
Bab 32 Kelinci yang manis
33
Bab 33 Bibi Lucknut
34
Bab 34 Semua orang punya masalahnya sendiri
35
Bab 35 Tidak sengaja menjadi pembunuh
36
Bab 36 Membuat Alibi
37
Bab 37 Kebohongan yang terlihat
38
Bab 38 Mengelak (lanjutan kasus)
39
Bab 39 Berakhir
40
Bab 40 Sudah saatnya bahagia?
41
Bab 41 Semuanya kembali normal
42
Bab 42 Penyebab utama semua masalah akhirnya muncul (ayahnya Raphael).
43
Bab 43 Raphael Kecil
44
Untuk para pembaca karyaku
45
Bab 44 Salah menaruh perasaan
46
Bab 45 Penyesalan Geonado
47
Bab 46 Sebuah benih yang mulai tumbuh
48
Bab 47 Terbakarnya perkebunan koka
49
Bab 48 Siapa dan kenapa?
50
Bab 49 Di BDSM Raphael
51
Bab 50 Paket datang, Eden menghilang
52
Bab 51 Pasangan bucin berhenti menjadi anggota NTO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!