Derita Gadis Yang Terhina

Pak Rosyid berdiri dengan tegak di ambang pintu kamar Kayra.

Matanya menatap tajam ke arah Rayyan yang saat ini tengah membopong tubuh Kayra.

Ia merasa sedikit aneh dengan putranya itu.

Selama ini Rayyan lebih terkesan cuek dan masa bodoh.

Anak itu juga begitu penurut kepada sang mama.

Hingga dulu ia rela melepaskan cita citanya yang ingin menjadi sorang pilot kandas hanya karena sang mama yang menginginkan dirinya menjadi seorang prajurit.

Tapi....

apa yang di lihat ini, berjali kali sang mama memperingatkannya untuk tak.ikut campur akan masalah ini.

Tapi Rayyan justru menceburkan diri dalam masalah ini begitu dalam.

Hingga ia berani menawarkan dirinya dalam sebuah pernikahan.

" Rayyan..... " panggil pa Rosyid yang melihat Rayyan tak kunjung menyerahkan Kayra kepada Fakry.

Fakry kembali menoleh ke0ada sang kakak.

kedua tangannya terulur hendak meraih tubuh Kayra.

" tidak mas.....biarkan mang Jaja saja yang membawa Kayra,

Mang Jaja tolong gendong Kayra " tiba tiba suara bi Rahma mengejutkan semua orang.

Mang Jaja merasa kebingungan sendiri.

Ia merasa tak enak dengan bi Rahma yang meminta penuh permohonan kepadanya.

Tapi di sisi lain, ia pun measa tak enak dengan Rayyan yang telah mengklaim Kayta sebagai calon istrinya.

" mang Jaja...aku sebagai 8bu Kayra, lebih percaya kepada mang Jaja sebagai calon suami Kayra.

Jadi tolonglah saya untuk bisa membawa Kayra ke rumah sakit segera mang, nyawa Kayra taruhannya, aku tidak peduli dengan nyawa yang lain " kata bi Rahma lagi dengan ketus masih dengan penuh permohonan.

Mang Jaja pun paham, pria itu segera melangkah mendekat kepada Rayyan

" maaf mas Rayyan...." kata mang Jaja

" tidak mang...biar aku yang.. " Rayyan bersikeras menolak.

" tidak mas Rayyan, biarkan mang Jaja yang membawa Kayra.

Mang Jaja ayo " kata bi Rahma lagi.

" bi Rahma..." kali ini Fakry yang bicara.

" mang Jaja..." panggil bi Rahma lagi yang tak mau mendengar Fakry atau yang lain lagi.

Mang Jaja pun merangsek maju mendekat kemudian kepada Rayyan.

Kemudian ia mengambil tubuh Kayra dari dekapan Rayyan.

Rayyan tak lagi bisa berbuat apa apa.

Ia hanya bisa mengikuti kepergian bi Rahma dan mang Jaja yang menggendong Kayra meninggalkan kamar itu.

" kau masih akan di sini Fakry ?! " terdengar tanya pak Rosyid membuyarkan lamunan Fakry yang saat ini juga menatap kepergian bi Rahma dan Mang Jaja.

Fakry tergagap.

" aku tak lagi mau tahu Fakry, pastikan tidak akan terjadi sesuatu dengan gadis itu.

Dan setelah ini....

Persiapkam dirimu, kau harus menikahinya " kata pak Rosyid.

Fakry tertunduk.

" tidak pa...." protes bu Novi.

" sudah cukup ma...kau sudah keterlaluan.

aku tidak mau tahu lagi.

Fakry harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Aku tidak mau putraku yang satu akan menjadi tumbal atas kesalahan yang di perbuat oleh putraku yang lain " kata pak Rosyid lagi.

" kau....ce9at cari tahu yang terjadi dengan gadis itu " kata pak Rosyid lagi.

Tanpa banyak kata Fakry segera berlalu meninggalkan ruangan itu.

Rayyan pun terlihat hendak berlalu juga dari sana.

Saat ini hatibya sungguh resah dan entah apalagi.

Keputusan sang papa yang memerintahkan Fakry untuk menikahi Kayra mengganggu jiwanya.

Ada sebersit rasa tak terima di sana.

" mau kemana kamu ?! " tanya pak Rosyid kepada putra sulungnya itu.

Rayyan diam tak menjawab.

Namun yakinlah, hatinya saat ini benar benar tak karuan demi memikirkan bagaimana keadaan Kayra saat ini.

" jangan lagi ikut campur urusan ini, seharusnya kau berhenti sampai di sini Rayyan.

Fakry akan bertanggung jawab penuh atas gadis itu, dan aku pastikan dia akan menikahi gadis itu.

Jadi...

Jauhkan dirimu dari masalah ini, terutama dengan gadis itu.

Aku tidak mau ada skandal.apapun tentang dirimu " pak Rosyid kembali mengultimatum Rayyan.

Ia benar bemar tak mau mengambil resiko.

Partai yang mendukungnya melirik sang putra sulung untuk di calonkan sebagai kandidat dalam kancah pemilihan beberapa tahun ke depan.

" aku tak berminat terjun ke ranah politik pa..." jawab Rayyan.

" tak ada pilihan bagimu, ini adalah perintah. Satu minggu lagi Tania akan kembali ke sini.

Perjodohan kalian sudah dinatur sejak lama, jadi jangan macam macam " lanjut pak Rosyid lagi.

Rayyan tak menjawab.

Pria itu hanya menghembuskan nafas berat.

Kemudian ia berlalu begitu saja dari ruangan itu.

Sepeninggal Rayyan,

Bu Novi yang saat ini duduk di kursi yang ada di kamar itu terdiam termangu.

Pak Rosyid mendekati sang istri.

" jangan terlalu keras ma...kau tidak hanya punya Fakry yang harus kau pikirkan masa depannya.

Jika Fakry tak lagi bisa kau pertahankan...maka lepaskan.

Kau masih memiliki Rayyan yang juga harus kau perhatikan masa depannya " kata pak Rosyid sambil duduk di tepi pembaringan.

Sehingga posisi mereka berdua kini saling berhadapan.

Bu Novi menghela nafas.

Ada sebersit sesal tumbuh di relung hati terdalamnya.

Namun rasa sulit menerima juga ada di sana.

" apa papa yakin masih akan melanjutkan perjodohan ini ?! " tanya bu Novi kepada sang suami.

" tentu saja ma....

Pak Didik sudah melirik Rayyan sejak lama.

Ia juga peracaya jika Rayyan adalah pilihan terbaik.

Dan perjodohan ini sangat penting untuk melancarkan masa depan Rayyan dalam meraih dukungan nantinya " jawab pak Rosyid penuh percaya diri.

" tidakkah papa merasa Rayyan memberikan perlakuan berbeda pada anak itu ?! " tanya bu Novi lagi.

" ini adalah tugas kita, buat Rayyan segera menjauh dari gadis itu.

Makanya mama jangan terlalu keras sama gadis itu.

Semakin mama menyiksanya maka Rayyan akan semakin berempati pada gadis itu.

Lunaklah sedikit ma...." jawab pak Rosyid.

" tapi aku tetap tak sudi jika Fakry harus menikahi gadis itu seperti kata papa tadi "

" iya aku tahu...tapi nasi sudah menjadi bubur.

Fakry harus tetap bertanggung jawab atas perbuatannya ma "

" tapi tidak dengan menikahinya pa... Mama tak rela, apa kata kekeluarga mama nanti jika mama memiliki menantu seorang anak pembantu.

Tidak tidak tidak....mama tidak mau pa " bu Novi masih tetap pada pendiriannya.

pak Rosyid ganti menghela nafas.

" lakukan dengan pelan ma...." kata pak Rosyid lagi.

" dan sekarang, ayo kita susul Fakry...kita harus tahu keadaan gadis itu.

Terutama calon cucu kita , bagaimanapun juga, janin iti calon cucu kita " kata pak Rosyid lagi.

" cih...cucu papa, aku tidak sydi " cibir bu Novi.

" iya cucu papa...ayo, mama harus lebih bersabar. Apa mau masuk penjara karena masalah ini ?! "

" apa sich pa "

" papa bicara benar ma, mama bisa saja masuk penjara jika bi Rahma tidak terima dengan mama dan melaporkan mama ke polisi " kata pak Rosyid lagi.

Bu Novi menatap tajam sang suami.

" ayo...turuti apa kata papa..."