"Kamu harus!" Perintah Mama Angel.
"Dengar, itu!" bentak Clara.
Plak!
Suara tamparan terdengar di kamar itu.
Ya, Papa Jordan menampar anak pertamanya, Sandra.
"Setuju atau tidak bukan pilihanmu, aku yang menentukan!" Suara keras Papa Jordan disana.
"Ganti bajumu, malam ini harus berjalan lancar," lanjutnya dengan suara yang masih tinggi.
Setelah kepergian semuanya dari kamarnya. Langsung mengunci dan tangis air matanya mengalir deras, sakit di wajahnya bukan seberapa. Tapi paksaan yang selalu di berikan oleh kedua orang tuanya. Inilah batasannya.
Apakah Sandra mampu bertahan? Kehidupannya akankan berakhir bahagia???
Simak kisahnya, jangan lupa tanda jempol kalian guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
"Ini, Tuan." ucap Angel yang sudah menandatangi itu.
Senyum semuanya yang ada di ruangan itu, tapi berbeda maksud tentunya. Angel sudah pasti senang jika uangnya bertambah banyak, sedangkan Sandra sendiri senang akan menyiksa Angel di tempatnya kelak. Ken tentu saja bahagia karena bisa membuat Sandra tersenyum.
"Ok, sabtu ini mulai ya, Ma," ucap Sandra.
"Iya, Mama siap. Jam berapa Mama kesana?" Tanya Angel.
"Jam 6 pagi, Ma. Karena Ken biasa sarapan jam 7, tentu perlu wakti untuk membuat sarapankan, Ma," ucap Sandra.
"Betul juga. Ya sudah nanti kesana Mama ya," jawabnya santai.
"Ini ceknya, Ma," Ken memberikan cek di atas meja.
"Terima kasih,"ucap Angel yang matanya langsung berbinar melihat cek 3M di depannya dan dalam genggamannya saat ini.
"Baiklah, Mama pamit, tidak mengganggu kalian lagi. Tuan aku pergi," ucap Angel yang sudah banyak angan sesuai harapannya bershopping ria.
Pintu sudah di tutup dan juga Angel sudah pergi ruangannya, tertawa Sandra dan Ken di ruangan itu.
"Mama ceroboh! Masuk sudah perangkapmu, Ken," ucap Sandra yang senang ternyata Angel tidak teliti dengan perjanjian yang di buat Ken dan tentu saja Sandra sudah membaca lebih dulu.
"Padahal kau tau, Sayang. Aku sangat menantikan saat dia meminta keringan padaku, tapi nyatanya tidak. Kita lihat hasil kerjanya," ucap Ken dengan memeluk Sandra di sofa.
Posisi Sandra yang di atas Ken, tidak ingin Ken jauh dari Sandra. Walau pekerjaannya sangat banyak, satu jam sekali minta di peluk Sandra.
"Denda 100 juta setiap kesalahan atau tidak puas dari pihak pertama!" Ucap Sandra membaca jumlah denda yang akan di kenakan oleh Angel bila lalai tugas atau tidak becus.
Ha!
Ha!
"Aku jadi penasaran, Ken. Tapi ini setimpal," ucap Sandra kembali.
"Tentu, Sayang. Mana jatahku, jangan cuma pujian yang kau berikan," keluh Ken.
"Apa masih kurang semalam sudah double jatah! Sekarang minta lagi!" teriak Sandra tanpa sadar suaminya itu sangat suka yang begituan.
"Siapa suruh kau jadi canduku, tentu saja jika aku mau ya harus layani, Sayang. Sama saja dengan ibadahmu loh," ucap Ken.
"Pakai ceramah segala. Aku masih lelah, Ken. Lain ka-"ucap Sandra yang terputus karena sudah mode ciuman hasrat Ken yang masuk sangat lembut dan bisa membuat Sandra terbuai.
Sama dengan sebelumnya tubuhnya sungguh sangat menghianati ucapannya. Tubuh Sandra sangat menantikan sentuhan demi sentuhan dari Ken yang selalu membuatnya melayang dan terbang tinggi.
Membawa Sandra di kamar khusus disana di bawanya, melepaskan semuanya tanpa sisa yang di kenakan keduanya. Polos bagai bayi baru lahir, menggeliat tubuh saling menyatu.
*
"Aku harus ke kantor Ken. Tidak bisa perusahaan Papa hancur gara gara tingkahnya!" ucap Wilona di ruangan Ricky.
"Apa yang mau kau lakukan hah!" Tanya Rebecca yang berputus asa.
William yang masih dalam perawatan ketat, akibat bagian itunya kena injekan Sandra. Di tambah Ricky yang terkena serangan jantung, dan perusahaan yang mulai turun karena banyak yang menarik dana investasinya setelah Ken secara mendadak mencabut investasi terbesarnya disana.
"Apapun, Ma. Demi Papa dan Mama, aku rela. Tapi aku sendiri yang akan menghukum adik sia lan ini!" ucap Wilona.
"Mama pasrah saja padamu, Lona," lirih Rebecca.
"Mama disini tunggu, Papa. Kabari aku bila ada apa apa disini?" Pinta Wilona.
Menganggukkan kepala Rebecca, memang benar anak perempuannya ini sangat kuat dan tangguh menghadapi setiap masalah untuk urusan kantor dan perusahaannya. Padahal Wilona sendiri punya perusahaan di luar negri yang di bangun atas jerih payahnya sendiri tanpa bantuan siapapun. Rajin, tekun, giat, pantang menyerah itulah Wilona.
"Permisi," ucap Wilona saat di resepsionis lobi kantor EP Corp.
"Iya, Nona. Ada yang bisa di bantu?" Tanya petugas disana.
"Apakah bisa bertemu dengan Tuan Kenneth Edward hari ini? Aku Wilona Lois, memang belum membuat janji padanya. Bisa kah membantuku, Nona?" ucap Wilona yang wajahnya tampak memelas.
Wajah ayu dan lembut kebulean tampak cantik, dengan pakaian tentunya berkelas.
"Tunggu, Nona. Saya akan sampaikan terlebih dahulu. Semoga saja bisa di usahakan," ucap petugas yang sopan tidak enak hati melihat wanita cantik yang sopan padanya untuk langsung menolaknya.
"Terima kasih, aku tunggu," ucap Wilona.
Setelah beberapa menit Wilona menunggu di sofa di dekat sana, karena pegawai itu sedang koordinasi dengan atasannya.
"Nona Wilona," Panggil petugas itu setelah beberapa menit berlalu.
"Iya," jawab Wilona yang menghampiri petugas.
"Silahkan ikut bersama dengannya, Nona. Yang akan mengantarkan ke ruang Tuan Ken," ucap sopan petugas itu.
"Baik, sekali lagi aku ucapkan terima kasih," ucap Wilona yang tersenyum.
Di bantu oleh OG menuju ruangan Ken berada, setelah sampai di lantai yang di tujunya langsung mengarahkan ke ruangan Tuan Besarnya itu.
Tok!
Tok!
"Masuk," ucap Ken dari dalam yang baru selesai dengan kegiatan panas dan menggairahkan dirinya.
Sedangkan Sandra pasti tertidur lelap akibat di gempur oleh Ken tanpa mau melepaskan dirinya sampai benar benar lelah di buatnya.
"Tuan, ini saya mengantarkan tamu Tuan," ucap OG itu.
"Iya, biarkan dia masuk, kau bisa lanjutkan," ucap Ken.
Masuk Wilona di ruangan Ken. Dan sudah duduk di bangku depan berhadapan Ken.
"Ken, aku Wilona," sapa Wilona.
"Lona gimana kabarmu?" Tanya Ken.
"Aku baik, kamu ga perlu basa basi gitu. Walau buta tetap saja menjengkelkan," ucap Wilona.
Ha!
Ha!
Ken tertawa, sangat suka mengerjai sahabatnya itu. Ya Wilona itu termasuk satu angkatan dengannya walau dia wanita tapi tidak boleh di anggap remeh, sama dengan teman yang lainnya kuat dan berani.
"Sudah lama tak melihatmu, Lona. Ada apa kemari? Jangan bilang itu demi perusahaan Papamu?" selidik Ken.
"Masih sama saja teliti dan menyebalkan, untung masih sahabat. Jika tidak pasti sudah aku pukul kau, tidak pandang kau ini lagi buta!" kesal Wilona yang tujuannya langsung bisa di tebak Ken.
"Adikmu, parah! Tidak manusiawi!" kesal Ken.
"Aku pasti akan menghukumnya, Ken. Aku sudah mendengar dari Mama tentang itu dari apa yang kau ceritakan pada Papa. Mama kena serangan jantung, aku tidak mengeluh padamu. Hanya aku berharap kau mau melihatku, sebelum tindakanmu fatal untuk kami. Anggap saja aku memohon dan meminta bantuanmu kali ini." lirih Wilona.
Wilona itu termasuk orang yang tidak mau menerima bantuan apa lagi meminta bantuan dari sahabatnya. Segalanya harus berjuang dan dihadapi sendiri dengan sedikit banyak belajar dari sahabatnya.
"Kenapa kau sampai memohon padaku seperti ini, Lona? Aku tahu kau wanita tangguh loh, ada denganmu?" selidik Ken.
"Kau taulah, kelemahanku air mata Mama. Itulah yang terjadi saat ini, jika pernikahan masih aku bisa pertahankan untuk mencari sendiri," jawabnya.
"Ken," sapa Sandra yang sudah keluar dari kamarnya itu.
Saling pandang kedua wanita itu, dan memperhatikan satu sama lainnya. Sandra yang terus mendekat ke arah wanita yang duduk di depan Ken.
...****************...
Hi semuanya.
Likenya ya, komentar juga sama subscribe kalian guys.
