NovelToon NovelToon
Rumah Kutukan Istri Pertama

Rumah Kutukan Istri Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Kutukan / Hantu / Roh Supernatural / Tumbal
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: skavivi selfish

Satu persatu teror datang mengancam keselamatan Gio dan istri keduanya, Mona. Teror itu juga menyasar Alita, seorang anak yang tidak tahu apa-apa. Konon, pernikahan kedua Gio menjadi puncak kengerian yang terjadi di rumah mewah milik Miranda, istri pertama Gio.

“Apakah pernikahan kedua identik dengan keresahan?”

Ada keresahan yang tidak bisa disembuhkan lagi, terus membaji dalam jiwa Miranda dan menjadi dendam kesumat.

Mati kah mereka sebagai tumbal kemewahan keluarga Condro Wongso yang terus menerus merenggut bahagia? Miranda kuncinya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skavivi selfish, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁴

Laki-laki muda cenderung menyebalkan. Itu yang di rasakan Miranda. Tapi Mona pun juga sama, itu salah satu alasan kenapa dia memilih mau menjadi pendamping kedua pria yang telah memiliki beberapa helai uban di rambutnya dengan harapan tidak perlu menghadapi laki-laki seusianya yang uring-uringan dan memiliki keegoisan yang setara.

Bukan hanya itu, Gio yang mapan dan berpengalaman di bidang kedewasaan cukup mengasihinya dan membuatnya terpikat. Sungguh harapan kadang bertolak belakang dengan realita, untuk pertama kalinya dalam waktu yang cukup singkat, Mona menaruh rasa tidak suka padanya.

“Jangan minta aku bersih-bersih rumah lagi, Mas. Aku nggak biasa. Ini keterlaluan.”

Gio memalingkan wajahnya dari lemari pendingin, “Keterlaluan gimana maksudmu?” ucapnya ketus.

“Kamu kira setelah kita nikah hidupmu bakal seperti permaisuri raja? Nggak nyapu, nggak masak? Gila kamu, Mon! Mana ada istri model begitu.”

Mona menguatkan diri agar tidak menangis. Tapi siapa yang tidak menangis setelah dipukul, dibentak-bentak dan dianggap tidak becus mengurus rumah tangga?

Sebagai wanita lemah yang keberadaannya di rumah itu belum sebagai pemilik tunggal Gio seorang, Mona menangis dengan sejadi-jadinya sambil mengepalkan tangan.

“Aku memang tidak mandiri seperti Mba Miranda, Mas. Tapi aku nggak gila. Jangan bilang gitu! Aku tidak gila.” rengeknya dengan suara serak, tetapi tingkahnya sekarang mendadak seperti orang frustasi. Dia mencengkeram rambutnya sambil menoleh ke sana kemari.

“Aku tidak gila... aku cuma tidak bisa.” Mona mengingat betapa payah dia membersihkan noda gulai kepala kambing di lantai. Menyentuhnya tak mau, mengepel pun hanya sebisanya.

Gio berdecak. Sudah lapar, tidak banyak bahan makanan sehari-hari. Sekarang melihat Mona kumat, rasanya semakin parah.

“Kamu masak!” ucap Gio dengan acuh tak acuh. “Buktikan kalo kamu nggak gila!"

Mona menjerit-jerit, tak ada seorang pun yang peduli, termasuk suaminya yang malah duduk di kursi alih-alih menenangkannya.

“Cepat kamu masak, siapkan makanan! Aku sudah lapar dari kemarin.”

Mona maju selangkah, lalu selangkah lagi seolah setiap langkah kakinya menyeret bola besi yang membelenggu kakinya ke arah lemari pendingin.

Mona melihat-lihat apa yang bisa di masak. Nugget, sosis, bakso ikan dan setengah kilo ayam dalam freezer yang sudah meleleh esnya.

Di rak bawah, sayur-mayur sudah terlalu lama di simpan dan beberapa bahan penyedap masakan ada di rak pintu. Mona tidak tahu apa yang perlu di masak, terlebih-lebih sayuran itu baginya tidak layak pangan, tidak segar.

“Apapun yang ada di situ kamu masak!” seru Gio ketika Mona memandanginya dengan resah.

“Apa saja aku masak?” ulang Mona seakan meyakinkan diri. “Apa saja aku masak? Kamu yakin itu?”

Penegasan itu layaknya memecut kesabaran Gio, dia memukul meja dan berteriak, “Iya Mon...” dengan lantang.

Mona mengeluarkan semuanya yang diinginkan dari lemari pendingin. Dengan dongkol, dia juga mencari pisau dan tatakan di kitchen set toska sambil bergumam sendiri... “Apapun bisa aku masak, yang penting masak. Apapun bisa aku masak, yang penting masak... Masak... masak...”

Mona mengiris wortel tanpa dia kupas, brokoli yang telah menguning pun dia iris sejadinya. Semua tampak berantakan tak terkecuali ayam setengah kilo yang habis dia cuci dengan terburu-buru.

Gio memejamkan mata sambil mengembuskan napas kasar. Melihat cara Mona menyiapkan itu semua dia tidak yakin dengan apa yang akan tersaji di meja.

“Gak Miranda, gak Mona sama-sama gila! Apa aku ceraikan saja dua-duanya?”

Ceklek... Ceklek...

Gio meninggalkan skenario yang tersusun di kepala, dia menatap Mona yang baru memutar kenop kompor berkali-kali.

“Ini nggak bisa nyala, Mas.” ucapnya sambil membungkuk.

“Kamu kali yang gak tahu caranya!” bentak Gio.

Mona menggeleng cepat. “Kalau ini aku tahu kok, nggak perlu gitu kamu.”

Gio menarik napas tajam dengan cepat setelah lemparan fakta datang ke otaknya. Gas biru habis dan masih di depan halaman!

“Darmi lagi, Darmi lagi. Sengaja dia...” Gio menggeram frustasi sambil berdiri dengan cepat. Kursi terjatuh, Mona terkaget-kaget sampai dia ketakutan saat Gio meninggalkannya keluar rumah.

Gio mengangkat gas biru sambil mengira-ngira betul-betul habis kah gas itu?

“Kamu pasang gas ini di regulator!” Gio menaruhnya di depan Mona.

Mona tercengang. Pasang gas? Seumur-umur hidupnya yang glamor dia tidak tahu cara pasang gas di regulator. Lebih parahnya lagi dia takut dengan suara gas yang mendesis dan ledakan yang bisa ditimbulkan dari gas itu.

Mona cepat-cepat menggeleng. “Aku tidak bisa, aku tidak berani. Kamu sendiri yang pasang!” Dengan cepat dia melarikan diri dari Gio ke kamar, Mona mengunci pintu seraya terduduk lemas di lantai.

“Nggak begini, nggak mau... Aku mau pulang, aku mau pergi dari sini. Mas Gio jahat...”

Di sisi lain, Gio sepertinya sudah pusing tujuh keliling dengan apa yang dia rasakan sekarang. Wajahnya menanggung beban. Segalanya sudah tidak ada, dan tak mungkin bahan-bahan masakan yang ada di meja itu dia lahap mentah-mentah. Tapi lapar, perutnya lapar sekali dan sejak tadi hanya dia isi dengan air putih.

Gio membuka seluruh kitchen set dan tempat-tempat yang biasanya digunakan untuk menyimpan cadangan makanan. Ada mi, tepung-tepungan, agar-agar, sagu mutiara, coco crunch, susu Alita.

Tanpa pikir panjang, Gio mengambil mangkok dan merendam mi instan dengan air dispenser. Membuat agar-agar dengan air dispenser.

“Ini bisa untuk persediaan sampai Miranda punya hati melepas kutukan di sini!” Gio menyembunyikan coco crunch dan susu Alita di tempat yang tersembunyi seolah Mona tak perlu menyantapnya, tak perlu makan.

Gio lantas meninggalkan dapur, dia pergi ke kamarnya tanpa menoleh ke kaca di samping tangga. Tanpa khawatir, dia membuka lemari pakaian seraya berlutut untuk membuka brankas.

Wajah Gio tampak lebih bersinar-sinar mendapati apa yang dicarinya masih ada. Berkas-berkas penting dalam map khusus yang diborgol dengan gembok mini milik Miranda.

“Ternyata Miranda tetap bodoh, barang sepenting ini...” Wajah Gio seketika berubah setelah mendapati isi map tidak seperti dugaan. Sertifikat rumah, tanah, mobil dan aset-aset Miranda yang tak pernah di urusnya tidak ada.

Di kertas-kertas putih itu hanya tertulis, “Barang siapa yang akan meninggalkanku, tinggallah ia bersama rasa sakit dan pembalasan dendamku. Selamat menikmati.”

Gio meremas map-map itu dengan mata berair dan muka kesal. Dan lebih buruk lagi, dia tidak bisa menenangkan dirinya sendiri.

-

next

1
choowie
bagus Rik kalau Miranda beneran mau taubat suruh ucap syahadat dgn yakin,biarin kamu maksa jug Rik😬😬
🍃gιмϐυℓ 📴
🤣🤣🤣 Arik berubah songong karena merasa di atas angin, merasa dibutuhkan 🤣🤣🤣 jangan gitu lah Rik, mana ada guru yg pilih2 muridnya... jgn pelit ilmu lah, biar ilmumu manfaat 😄😄😄
Muhammad Dimas Prasetyo
tobat lah Miranda mumpung masih masih dikasih nafas
choowie
kayanya bakalan s gio yg gila beneran ya😬
Muhammad Dimas Prasetyo
kalo Miranda udah pisah dari gio,beruntung lah dia...untuk apa punya suami yg tak punya hati.
🍃gιмϐυℓ 📴
Laki2 macam Gio yg tidak bisa memperlakukan wanita dg baik mending ditenggelamkan aja di laut... mau makan bukannya bantu masak malah cuma tunjuk2 aja 🙄🙄🙄 dan yg bikin mangkel, bisa2nya sereal disembunyikan supaya Mona tidak tau 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️ dasar buaya medit 🙄🙄🙄
ayularasati91
ayo Miranda, bikin mereka lebih menderita lagi🔥
Wahyu
siapa yang nggak gila kalau diteror kayak gini 😁😁
choowie
semoga niat kamu mau kembali kejalan yg benar dipermudah ya mir🤲
choowie
harusnya para koruptor ditumbalin juga ya😬
Muhammad Dimas Prasetyo
jangan mir kasian Arik masih kecil
Me mbaca
Arik nantang, eh di tantang balik sama Mira ..
siapa takut???
🍃gιмϐυℓ 📴
Ngakak baca part ini 🤣🤣🤣Arik ngomel2 macam emak2 lagi marahin anaknya 🤣🤣🤣 kok melas bgt nasibmu Rik... perjaka tong2 dijadikan tumbal utk melawan kekuatan Pak Condro 😄😄😄 Wes nurut dulu lah Rik, cuma sebentar kok. Setelah semua selesai kamu juga pasti kembali semula. Aku mbayangin nasgornya enak lho Rik, sayang kalo gak dimakan 🤣🤣🤣
🍃gιмϐυℓ 📴
Oalah, jadi Mira minta bantuan Arik & Mbah Redjo utk melunturkan pengaruh ilmunya Pak Cokro toh? mudah2an berhasil Mir... dan tidak ada yg jadi korban. Biar bagaimanapun kondisi masa depan, kere sekalipun, nasib Lita & kamu yg paling utama. Biar kere asal tenang lebih baik daripada bergelimang harta tapi was2 terus, nyawa merasa terancam
🍃gιмϐυℓ 📴: Pak Condro kok jadi Pak Cokro 🤦‍♀️🤦‍♀️
total 1 replies
Muhammad Dimas Prasetyo
semoga berhasil usahamu mir..
choowie
apa Arik dan Mbah nya ya yg bisa nolongin Miranda🤔
Triple.1
kok aku jadi curiga sama bapaknya Miranda, ya.
Triple.1
ampon dah, disetiap bab nya bikin ketar-ketir... keren thor 😘
Triple.1
wkwkwkwkk...mau ketawa takut dosa...
Triple.1
sereemmmm thor/Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!