Tama adalah seorang kurir pengantar barang yang melihat kejadian mengerikan di depan matanya, pada malam itu iya menyaksikan pembunuh*n yang dilakukan pria bertopeng
Detektif Lee ditugaskan saat itu menyelidiki kasus pembunuh*n berantai tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 Petunjuk
Yoona langsung memasuki apartemen Tama. "Tama" teriak Yoona, seketika matanya menyorot tajam kepada seseorang di depannya.
Yoona terkejut mendapati Tama yang sedang menutupi dirinya dengan selimut tebalnya. Yoona berusaha menenangkan Tama yang terlihat menggila karena ketakutan.
"Tama ada apa denganmu? ini aku!" ucap Yoona menenangkan.
Perlahan Yoona memeluk tubuh Tama yang sudah basah karena keringat itu.
"Ayah.. ayahku..!" ucap Tama histeris.
"Tenanglah Tama itu hanya mimpi buruk, tidak terjadi apa-apa."
"Aku tadi bertemu dengan ayahku" ucap tama menatap mata yoona.
"Ayahmu ? Bagaimana bisa?"
"Aku juga tidak tahu, aku selalu mendengar suara ayahku di telingaku, aku sangat takut dia kembali."
Yoona memegangi pipi Tama yang tampak sudah basah karena keringatnya.
"Tenanglah, itu bukan ayahmu" ucap Yoona menenangkan Tama.
"Aku akan membuatkan minuman untukmu, minumlah dulu supaya kau bisa sedikit tenang."
Tama pun segera beranjak dari ranjangnya dan meminum minuman racikan Yoona.
Yoona membuka tirai apartemen, matanya menatap keluar jendela, pemandangan yang indah ketika berada di lantai tujuh, melihat kota yang di penuhi dengan hiasan lampu berkerlap kerlip, seketika ia menghembuskan nafas panjang
"Hmmmm."
"Ada apa?" tanya Tama perlahan mendekati Yoona, Yoona hanya menggelengkan kepalanya, tiba-tiba tangan Tama melingkari perut Yoona dari belakang, sambil meletakkan dagunya di bahu yoona.
Mereka pun menatap jendela secara bersamaan ditemani dengan dua gelas minuman bersoda.
**
"Apa yang kau lakukan? bukankah kita tidak ada hubungan lagi!" wanita itu berusaha melepaskan tangannya yang di pegang oleh seorang pria, namun pegangan pria itu cukup kuat.
"Tolongg...tolong" teriaknya minta tolong namun tidak ada seorang pun yang datang karena jalanan sudah terlihat sangat sepi
"Ha.haa.haa, kau tenang saja, aku akan melakukannya dengan sangat hati-hati, bukankah ini yang kau mau dariku?" ucap
Pria itu meraih tubuh wanita itu dengan kasar, mengikat pergelangan tangannya perlahan membuka kancing bajunya dan menjar*hi tubuhnya.
"Tubuhmu sangat harum." ucap pria itu berbisik ke telinga wanita itu, perlahan menciumi pipinya melanjutkan ke lehernya dengan penuh nafsu liar, terdengar nafas pria itu sangat berat, pria itu sangat menikmati tubuh wanita yang di hadapannya, tangannya menjalar ke semua bagian.
Wanita itu tampak lemah tak berdaya untuk melawannya, netranya terlihat kosong melihat pria itu sangat menikmati tubuhnya.
Setelah memakai celananya, pria itu meninggalkan wanita itu begitu saja di jalanan yang sepi.
"Awas kalau sampai kau melaporkannya ke polisi, aku tidak segan-segan untuk membunuhmu."
Wanita itu mulai menitikkan air matanya, dan menangis sepanjang hari.
**
Pagi itu detektif Lee sudah berada di kantornya, mengetuk meja dengan kanan kirinya dan tangan kananya sedang memainkan pena yang di putar ke semua arah sementara otaknya memikirkan siapa dalang pelaku pembunuhan tersebut.
Hari itu detektif Jung terlihat sudah memasuki kantornya setelah tiga hari di rawat di rumah sakit, istrinya menyuruhnya untuk mencari pekerjaan lain karena profesi detektif di anggap berbahaya, namun dia menolak karena profesi detektif adalah suatu kehormatan untuk mengabdikan diri pada Negara.
tidak banyak yang mereka lakukan pagi itu hanya mendengarkan celotehan media yang menganggap detektif terlalu lambat menangkap pelaku pembunuhan tersebut, media bisa bebas berkomentar sesuka mereka, karena tidak ada yang melarangnya.
Tiba-tiba detektif ko membawakan tiga gelas kopi kepada rekan-rekannya yang sudah terlihat sangat stres, mengambil remote tv dan mematikannya, "sudah! jangan dengarkan apa kata media itu, mereka tidak tau kerja kita seperti apa." ucap detektif Ko sembari berlalu dari meja detektif Lee.