Bukan Mantan, tapi pernah berarti.
Saat rasa cinta datang kita tak tahu dimana dia akan berlabuh, kita bahkan tak bisa menolak perasaan yang mencokol dan mendamba ingin memiliki.
Lalu bagaimana jadinya jika perasaan tersebut tak bersambut? berjuang mungkin salah satu jalannya.
Namun, bagaimana jika kita sudah berjuang cinta itu tetap tak bersambut? menyerah, mungkin yang terbaik.
Tapi bagaimana jika disaat kita menyerah, cinta itu justru memberi luka yang mendalam hingga berbalik menjadi benci.
Nizar Raksa Darmaji cowok yang dicintai Anggun, merenggut kesuciannya hanya karena salah paham, dan karena itu Anggun harus menanggung kesedihan yang teramat dalam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Tepat pukul enam sore Anggun ke rumah Rizki, hari ini selesai bekerja Anggun mampir ke mall untuk mencari pakaian yang cocok untuk dirinya dan Rizki pergi besok malam ke acara reuni.
Awalnya saat Ibra mengatakan tentang reuni tersebut Anggun sama sekali tidak tertarik untuk datang, tapi saat terakhir kali Ibra bertanya seolah tengah mengintrogasinya membuat Anggun merasa curiga, ada Nizar di belakang Ibra, dan tentu saja karena sejak dulu mereka bersahabat. Jadi, saat Ibra menemukannya di kantor bukan tidak mungkin Ibra mengatakannya pada Nizar.
Anggun tak tahu apa pria itu sudah pulang dari luar Negeri atau belum tapi, melihat Ibra yang terus bertanya padanya membuat Anggun curiga, jadi saat Ibra mengancamnya Anggun memilih untuk datang, sebab Anggun tak berniat lari sama sekali.
Benar, Anggun akan menghadapi Nizar kali ini, dan membuktikan jika dirinya sudah benar- benar melupakannya, tentu saja dengan bantuan Rizki.
"Mas baru pulang?" tanya Anggun saat melihat Rizki juga baru memarkirkan mobilnya dan keluar saat melihat Anggun.
"Ya, di bengkel sibuk. Tumben jam segini baru pulang, mana Gio?" seingatnya tadi pagi Anggun tidak menitipkan Gio padanya, jadi jelas Gio tidak bersama ayahnya
"Gio sama bibi di rumah, aku barusan mampir dulu ke mall, buat beli baju," ucap Anggun sambil menyerahkan sebuah paper bagh pada Rizki.
Rizki mengerutkan keningnya "Apaan nih?" Rizki membuka paper bagh tersebut dan semakin mengeryit saat melihat sebuah kemeja di dalamnya.
"Mas gak lupa kan besok malem ada reuni?"
"Enggak lah, masa lupa ... "
"Nah, itu ... Kemeja di pake ya," ucap Anggun sembari menyalakan kembali motornya.
"Ke reuni juga harus beli baju baru?" Rizki menggeleng tak percaya.
"Kan biar kapelan," canda Anggun, tapi Rizki tersenyum hangat, tentu saja dia sudah tahu alasan Anggun mengajaknya, Anggun juga kerap mengajaknya untuk memberitahu statusnya jika dia sudah menikah di depan teman kantornya, dan Rizki tak keberatan selama itu bisa menjauhkan para pria dari Anggun, bukankah itu bagus.
Dan kali ini pun sama. "Salamin ya, buat ayah, aku gak mampir takut Gio ngambek karena lama pulangnya." Rizki mengangguk.
"Hati- hati Nggun."
"Oke mas." Rizki masih berdiri di sana meski Anggun sudah tidak ada. Bibirnya tersenyum melihat paper bagh di tangannya lalu memeluknya dan membawanya masuk.
Saat masuk Rizki menemukan Asnan di depan pintu berdiri dengan bersedekap di dada. "Ayah, ngapain disini, bikin kaget aja," ucap Rizki sambil mengelus dadanya.
"Itu Anggun?"
Rizki mengangguk "Katanya salam buat ayah, dia gak turun soalnya Gio nunggu di rumah.
Asnan mengangguk sambil mengikuti langkah Rizki masuk lebih dalam hingga tiba di depan pintu kamarnya "Ayah mau tanya?"
"Tanya apa sih Yah?" Rizki bergerak melepas jaket kulitnya dan meletakkannya di kapstok di belakang pintu.
"Kamu sudah mengatakan perasaan kamu sama Anggun?" gerakan Rizki yang melepas kancing kemejanya terhenti.
"Belum." Asnan menghela nafasnya.
"Lalu?"
"Aku cuma gak mau Anggun jadi menjauh karena itu, Yah."
"Tapi sampai kapan kamu memendamnya? Dari mana Anggun bisa tahu kalau gitu."
"Aku takut di tolak Yah," kata Rizki dengan lesu.
Asnan mendengus, tentu saja dia tahu sebab kemarin dia juga bertanya pada Anggun tentang perasaannya pada Rizki dan Asnan kecewa karen Anggun hanya menganggap Rizki sebagai kakaknya.
"Belum ngomong udah takut duluan, pengecut," cibirnya.
Rizki membenarkan ucapan Asnan dia memang terlalu pengecut.
"Di tolak itu urusan belakangan, yang penting kamu harus berani dulu." Asnan hanya ingin kelak jika Anggun menolak Rizki, pria itu akan segera move on dan memikirkan masa depannya, tanpa mengharapkan Anggun lagi. Karena menilik dari jawaban Anggun kemarin Asnan tahu kalau Rizki akan di tolak, tapi Asnan juga tahu dari raut wajah Anggun, dia menyembunyikan sesuatu, seperti menyembunyikan perasaannya Anggun kerap menunduk dalam saat ditanya tentang perasaannya.
Meski Asnan berharap Rizki segera move on dan menjalin hubungan baru dengan wanita lain, jauh di dalam hatinya dia tetap ingin Anggun menjadi menantunya, selain karena dia juga sudah sangat menyayangi Gio, dia juga tahu kalau Anggun adalah wanita yang baik.
Rizki menimbang apa yang Asnan katakan, hari itu saat Rizki menikahi Anggun dia tak sepenuhnya terpaksa karena merasa bertanggung jawab atas Anggun, meski harus meninggalkan kekasihnya karena itu tapi Rizki tak menyesal sebab setelah menikah Rizki mulai merasakan benih- benih cinta, Rizki bahkan terus bersabar meski Anggun tak memberikan haknya sebagai seorang suami, berharap kelak Anggun akan menerimanya, tapi hari itu ... Hari dimana Anggun melahirkan permintaan Anggun tak bisa dia tolak, sebab dia menyadari jika Anggun pun menikahinya karena terpaksa, karena tak ingin Gio tak memiliki status. Jadi Rizki memilih memenuhi keinginan Anggun untuk bercerai.
Bukannya melupakan Anggun, Rizki malah semakin jatuh cinta pada Anggun setiap harinya, bahkan saat dia datang untuk menemui Gio, alasan utamanya malah ingin bertemu Anggun, Rizki tak bisa berpaling lagi, meski mantan kekasihnya datang dan berharap mereka bisa kembali, tapi Rizki yang sudah merasakan jatuh cinta pada Anggun memilih menolak, sebab tak ingin membuat wanita lain terluka, karena hatinya sudah bertaut pada Anggun.
....
Rizki tertegun saat melihat Anggun tampil cantik malam ini, dan ya ... Gaun Anggun memang senada dengan kemeja yang dia kenakan saat ini, dan benar mereka seperti pasangan karena pakaian mereka yang cuple.
"Gio udah tidur?" tanya Rizki, meski jantung nya berdebar kencang dia juga tak boleh melupakan anak mereka hanya karena euforia dalam hatinya saat ini.
Bukan hanya Rizki yang merasakan jantungnya berdebar kuat, Anggun yang melihat penampilan Rizki pun di buat ketar- ketir, tapi Anggun harus bisa mengendalikan hatinya, sebab sekali lagi dia katakan, dia tak pantas untuk Rizki.
"Iya, aku udah minta Bi Ratih jaga malam ini." Rizki mengangguk.
"Kamu bilang acaranya bertema keluarga kenapa gak ajak Gio aja?" Rizki membuka kan pintu mobil untuk Anggun.
"Takut nantinya kecapean mas." Rizki mengangguk saja, dia tak menaruh curiga pada Anggun yang meremas tangannya, tentu saja bukan itu alasan utama Anggun tak mengajak Gio, dia takut seseorang menyadari siapa Gio sebenarnya.
Rizki mulai melajukan mobilnya ke restoran yang Anggun sebutkan sebagai tempat acara reuni, Rizki menatap tak percaya pada restoran mewah yang ada di depannya, acara reuninya jauh berbeda dengan reuni sekolahnya, yang kadang hanya di adakan di cafe kecil saja atau bahkan berkumpul di rumah salah satu teman mereka. Tapi Rizki tak bisa berdecak terlalu lama sebab dia tahu Anggun sekolah di sekolah elit dan tentu saja mereka dari kalangan atas, yang tidak akan tanggung- tanggung.
"Mas parkirkan dulu mobilnya." Anggun sudah turun dan Rizki memarkirkan mobilnya, Lagi, Rizki merasa insecure sebab melihat mobil mewah yang berjejer, meski ada diantaranya mobil sejuta umat seperti dirinya, tapi tetap saja mobil yang terparkir di dominasi dengan mobil mewah.
Rizki menggeleng lalu mengambil satu tempat parkir dan memarkirkan mobilnya disana, lalu menyusul Anggun yang sudah masuk lebih dulu.
Saat Rizki masuk Anggun masih berdiri di depan pintu dan tersenyum ke arahnya.
"Maaf ya mas, ngerepotin kamu lagi malam ini." tangan Anggun merapikan kemejanya yang sedikit kusut, Rizki mengerti dengan maksud dari ucapan Anggun jadi dia tersenyum lembut.
"Mas gak keberatan kok, lagian gak rugi digandeng cewek cantik." Anggun terkekeh mendengar candaan Rizki.
"Eh, Anggun kan ya?" Anggun dan Rizki menoleh dan mendapati seseorang menghampiri dan menyapa mereka.
"Hai, Widi ya?" tanya Anggun memastikan.
Widi berdecak "Ya, juga sih lo pantes lupa sama gue, kita juga gak akrab dulu."
Anggun tersenyum "Iya, lagian dulu aku banyakan musuh," aku Anggun, benar kan, dulu Anggun tak banyak teman, sebab dia hanya pintar mencari musuh dan bersikap angkuh.
Widi tersenyum mendengar bahasa Anggun yang lembut, dia jadi malu, "Lo banyak berubah Nggun, bahasa lo gak nyebelin kayak dulu."
"Usia bisa merubah seseorang," jawab Anggun, dia juga harus membiasakan berkata lembut sebab takut keceplosan di depan Gio, yang sedang aktif- aktifnya meniru ucapan orang lain.
"Iya, deh .. Oh iya ini pacar lo." Tunjuknya pada Rizki.
Rizki tersenyum manis membuat Widi terpaku, sedangkan Rizki menunggu Anggun memperkenalkannya pada temannya.
Anggun tak bicara dan hanya menunjukan jari manisnya dan Rizki, dan Widi memekik "Serius lo udah nikah?" Anggun lagi hanya tersenyum.
"Kamu akan semakin terkejut kalau tahu aku udah punya anak." sontak saja ucapan Anggun semakin membuatnya terkejut.
Widi menarik Anggun dan berbisik "Gue kira lo bakalan terus kejar Nizar ampe dapet." Widi tersenyum canggung pada Rizki, yang mengerutkan keningnya.
Anggun lagi hanya tersenyum tanpa menjawab Widi "Tapi lo tetep harus nyapa dia loh, tuh ..." Widi menunjuk Nizar yang ternyata melihat ke mereka.
Untuk sesaat Anggun terpaku hingga suara Widi kembali terdengar "Dia kan yang jadi sponsor kita malam ini."
...
Mohon maaf kalau ada typo🙏