NovelToon NovelToon
Hasrat Cinta Sang Adik Ipar

Hasrat Cinta Sang Adik Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Konflik etika / Cinta Terlarang / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Astuty Nuraeni

Delvia tak pernah menyangka, semua kebaikan Dikta Diwangkara akan menjadi belenggu baginya. Pria yang telah menjadi adik iparnya itu justru menyimpan perasaan terlarang padanya. Delvia mencoba abai, namun Dikta semakin berani menunjukkan rasa cintanya. Suatu hari, Wira Diwangkara yang merupakan suami Delvia mengetahui perasaan adiknya pada sang istri. Perselisihan kakak beradik itupun tak terhindarkan. Namun karena suatu alasan, Dikta berpura-pura telah melupakan Delvia dan membayar seorang wanita untuk menjadi kekasihnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astuty Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peperangan melawan diri sendiri

Bergelut dengan perasaan sendiri merupakan peperangan yang paling tragis. Ibarat kata, pedang yang harusnya menusuk lawan justru berbalik arah menikam jantung sendiri. Air mata darah tak bisa menggambarkan perasaan seseorang yang sedang terjebak dalam peperangan ini.

Setelah kembali ke kamarnya, Delvia merenungi perbuatannya hari ini. Memorinya melanglang buana, kembali pada kenangan beberapa bulan silam. Sejak awal Delvia menampik perasaannya sendiri, mencoba abai akan perhatian Dikta padanya. Bahkan saat dia terlelap dalam pelukan Dikta, Delvia masih menyangkal jika dia tertarik pada pria asing itu. Kini, saat melihat Dikta sakit, Delvia kehilangan akal sehatnya, dia cemas sekaligus takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada Dikta. Sampai pada akhir renungannya, Delvia sadar jika perasaannya pada Dikta lebih dalam dari apa yang dia kira. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Delvia meraup wajahnya kasar, dia memijak jalan buntu, dia terjebak di antara pernikahan kontrak dan pria yang berhasil memiliki hatinya.

Satu-satunya hal yang bisa Delvia lakukan sekarang adalah menjaga jarak, jika perlu dia harus menghindari Dikta agar perasaannya tidak semakin dalam. Oleh sebab itu, Delvia memutuskan untuk tinggal di rumah mamanya sampai Wira kembali.

Keputusan Delvia tak bisa di ganggu gugat, gadis itu menemui kedua mertuanya yang sedang bersantai di ruang tamu. "Malam mom, malam dad," sapa Delvia dengan sopan.

Nila menoleh mendengar suara menantunya, wanita paruh baya itu tersenyum dan menyuruh Delvia duduk. "Ada apa sayang?"

"Via minta izin mau menginap di rumah mama, Via masih belum terbiasa tinggal jauh dari mama. Mommy dan daddy tidak keberatan kan?" ujar Delvia meminta izin, dia menjadikan Maya sebagai alasan.

"Tentu saja mommy tidak keberatan sayang. Tapi ini sudah malam, apa sebaiknya tidak pergi besok saja," Nila melirik jam yang terpasang di dinding, waktu menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Masih belum terlalu larut kok mom, Via berangkat sekarang saja!" Delvia bersikeras, dia tidak tahan lagi tinggal di rumah mertuanya.

"Suruh Dikta untuk mengantar kakak iparnya mom. Daddy tidak tega membiarkan Via pulang ke rumah mamanya sendirian," ujar Diwangkara memberi saran, menurutnya terlalu bahaya jika seorang wanita keluar malam seorang diri.

"Tidak usah dad, aku tidak mau merepotkan mas Dikta," tolak Delvia dengan cepat.

Di saat yang sama, Dikta keluar dari kamarnya dan bergabung dengan kedua orangtuanya di ruang tamu. Delvia mengela nafas berat melihat kedatangan Dikta yang sangat tidak di harapkan.

"Nah kebetulan Dikta turun. Tolong antar kakak iparmu pulang ke rumah mamanya nak," titah Nila pada putranya.

"Pulang? Selarut ini? Apa ada masalah?" Dikta menatap Delvia cemas, takut terjadi sesuatu pada gadisnya.

"Aku hanya merindukan mama," cicit Delvia.

"Aku akan mengantarmu!"

"Tidak, aku bisa pulang sendiri!" Delvia kembali melayangkan penolakan.

"Via sayang, biarkan Dikta mengantarmu. Kalau tidak, mommy tidak akan mengizinkanmu pergi!"

Kalah, Delvia tak bisa berkelak lagi. "Baik mom."

Perjalanan menuju rumah Maya begitu hening, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Delvia dan Dikta, keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Beberapa kali Dikta melirik Delvia dengan ekor matanya, namun wajah sendu Delvia membungkam mulut Dikta.

Tinggal beberapa ratus meter lagi hingga mereka sampai di rumah Maya, entah apa yang Dikta pikirkan karena tiba-tiba dia menepikan mobilnya di tempat yang cukup sepi. Delvia menatap Dikta tak mengerti, dia mulai khawatir jika pria itu akan berbuat hal aneh lagi.

"Ada apa?" tanya Delvia gusar.

Dikta melepas sabuk pengaman, pria itu sedikit merubah posisi duduknya sehingg dia bisa melihat wajah Delvia dengan leluasa. "Apa kau ingin menjaga jarak dariku?" tanyanya dengan tatapan tajam.

"Ya!" aku Delvia, dia ingin Dikta tau jika keberadaan Dikta membuatnya tak nyaman.

"Sebenci itu kamu padaku?"

Delvia menoleh hingga kedua netra mereka saling bertemu. "Aku tidak membencimu mas, hanya saja sikapmu membuatku tidak nyaman. Jadi aku mohon padamu mas, tolong lepaskan semua perasaanmu padaku. Tolong lupakan aku mas!" Buliran bening menetes di wajah Delvia, untuk kali pertama gadis itu menunjukkan air matanya kepada orang lain.

Air mata Delvia bak batu besar yang menghimpit hati Dikta, rasanya menyesakkan melihat wanita yang dia cintai menangis karenanya. Dikta memberanikan diri menyeka air mata di wajah Delvia, jemarinya bergerak lembut membelai wajah sendu itu. "Tolong jangan menangis. Aku tidak sanggup melihatmu menangis!"

Delvia menyentuh tangan Dikta yang berada di wajahnya, dia memejamkan mata, merasakan kehangatan yang pernah dia rasakan kala itu. "Apa kamu benar-benar mencintaiku mas?" tanya Delvia tanpa membuka matanya.

"Sangat. Aku sangat mencintaimu!" Dikta memberi jawaban dengan lantang dan tapa keraguan.

Perlahan Delvia membuka mata dan kembali menatap Dikta. "Kalau kamu benar-benar mencintaiku, tolong lepaskan aku mas! Tolong singkirkan perasaanmu karena kita tidak mungkin bersama lagi!"

Dikta tersenyum gusar, dia sudah bisa menebak hal ini sebelumnya. "Aku tidak bisa melakukannya!"

"Maka aku memilih untuk tidak pernah bertemu denganmu lagi, selamanya!"

Deg...

Ancaman Delvia membuat Dikta resah, bagaimana dia bisa melalui hari-harinya tanpa bisa melihat Delvia lagi. "Tapi..."

"Aku tidak main-main mas. Dengan mudah aku bisa meminta mas Wira untuk membawaku tinggal di luar negeri!" Delvia sadar betul jika perbuatannya juga sangat jahat, dia memanfaatkan perasaan Dikta demi kepentingannya sendiri. Namun Delvia harus bertindak sejauh ini demi melindungi pernikahan kontraknya. Banyak hal yang Delvia pertaruhkan jika pernikahan kontraknya berakhir, salah satunya adalah nyawa Maya. "Aku mohon mas!"

Dikta menunduk lesu, mencoba memikirkan permintaan Delvia yang sangat berat baginya. "Peluk aku sebentar sebelum aku berusaha melepaskanmu!"

Ragu sejenak, namun pada akhirnya Delvia tetap merengkuh tubuh Dikta ke dalam pelukannya. Keduanya saling mendekap satu sama lain dan menangisi kisah tragis mereka. Malam itu, suara tangisan keduanya menggema di dalam mobil. Terdengar begitu memilukan dan menyayat hati. Air mata yang berlinang bak aliran darah dari luka mereka. Pada akhirnya mereka kalah dalam peperangan tak berarah.

1
🔵🌻⃟MENTARY🌞⃠
Hera lambai turah mah
Ry dukung Dikta tunggu jandanya Delvi
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
adning iza
jgan siksa dikta dn delvi lma² ya thoorrrr
🔵🌻⃟MENTARY🌞⃠
Semoga Delvi lekas sadar
Dikta yg sll ada buat Dy
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
adning iza
walau dlm keadaan stegh sdar tp kta²mu itu bsa melegakan dikta via
Astuty Nuraeni: bikin Dikta tambah Gila kak wkwkwk
total 1 replies
Yusi Lestari
akhirnya Dikta tahu kalau selama ini Delvia juga mencintainya😘ayo Dikta kamu harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan Delvia
Astuty Nuraeni: Dikta tambah obsesi ntar kk
total 1 replies
🔵🌻⃟MENTARY🌞⃠
Akhirnya Delvi mengatakan cintanya kepada Dikta
Dikta yg sll ada bersamanya bkn suaminya
Lagian suaminya sibuk selingkuh sesama jenis
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
🔵🌻⃟MENTARY🌞⃠
keren gambar buktinya
adning iza
😭😭😭😭😭😭
Yusi Lestari
semoga Dikta merasakan apa yg apa yg sedang dirasakan Delvia dan bisa datang untuk menemani Delvia😭
Yusi Lestari: sungguh teganya dirimu😭
Astuty Nuraeni: aku tidak rela membaginya kkkk
total 6 replies
Yusi Lestari
bener bener si ulat bulu gak enak memang ya kalau gak kegatelan😠
🔵🌻⃟MENTARY🌞⃠
Semoga Dikta dtg menemani Delvi
Suami mana peduli
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
🔵🌻⃟MENTARY🌞⃠: Idih Jijajay Ry mah
Astuty Nuraeni: suaminya lagi asik sama ayang ry
total 2 replies
adning iza
astaga tryta hera bner² pelakor emky via dn dia ngincar dikta😏😏😏😏
adning iza: 🤗🤗🤗🤗🤗🥰🥰🥰
Astuty Nuraeni: hihihi,,
aku maafin deh, soalnya kakak pembaca setia heheheheh
total 4 replies
🔵🌻⃟MENTARY🌞⃠
Kasih Devi pnya suami kontrak gk peduli ama Dy
Devi di datangi pelakor yg merebut ayah nya lagi
Om ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
🔵🌻⃟MENTARY🌞⃠
Hera bnr2 jalang nih
jangan sampai Dikta terjerat oleh Hera
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Yusi Lestari
hadewww si ulat bulu bentar lagi beraksi😠
Yusi Lestari: basmiiiiiii🤣🤣🤣
Astuty Nuraeni: awas gatel hehehe
total 2 replies
Yusi Lestari
wadyuuuhhhh ada yg ngebet pengen deket sama Dikta hati2 Dikta takutnya perawat Hera berbuat nekad demi mendapatkanmu
Yusi Lestari: berharap si jangan tp semua tergantung dari authornya yacchhh🤭
Astuty Nuraeni: aduh, semoga jangan yaaaa
total 2 replies
Yusi Lestari
akhirnya ketahuan kalau Delvia gak sekamar sama Wira.bahagianyq hatimuuuu Diktaaaa😁
adning iza
haddeeuuhhh sape sihh thoorr
Astuty Nuraeni: yang mana? hahaha
total 1 replies
🔵🌻⃟MENTARY🌞⃠
Akhirnya Dikta tahu kalau Wira dan Delfi tidk sekamar
Om ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
🔵🌻⃟MENTARY🌞⃠
Sll ada akan menang
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!