Ketika sabar menjadi sadar, peduli menjadi diam maka kamu bebas sekarang.
Ketika Ia kecelakaan hampir merenggut nyawa dan kritis beberapa waktu,suaminya justru tidak peduli dan merawat wanita lain yang hanya demam biasa di rumah sakit yang sama.
Pada akhirnya Liliana menyerah karena tak pernah di anggap dan tak pernah mendapatkan respon balik, sekalipun nyawanya hampir melayang jadi Ia mengajukan perceraian mereka.
Namun Ketika Ia sudah memutuskan menyerah dan bercerai, suaminya tiba-tiba berubah dan ingin mempertahankan pernikahan mereka.
Akankah Liliana berubah pikiran untuk bertahan?
Atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata?
Seusai janji,Bara dan Laura bertemu di kafetaria ketika malam hari sekitar pukul delapan malam setelah Bara selesai bekerja.
"Sayang aku minta maaf, kemarin aku hanya terbawa emosi"
Laura langsung mengutarakan isi hatinya ketika Bara baru saja duduk di depannya, matanya bahkan terlihat sembab dan wajahnya tampak kusam."Kamu lihat penampilan ku,aku benar-benar stress karena kau tidak mau bertemu dengan ku,aku tidak bisa jika sehari saja tidak bertemu dengan mu"
Bara memperhatikan lingkar mata Laura dan penampilannya yang tampak tidak seperti biasanya,Ia menarik nafas panjang ketika baru menyadari kalau Laura memang selalu seperti itu,entah kenapa sekarang tidak ada lagi perasaan kasihan atau hatinya yang tergerak untuk membujuknya, sejujurnya perasaan itu sudah lama Ia rasakan sejak beberapa bulan lalu Ia memergoki Laura jalan dengan seorang Pria yang jelas Ia tau kalau pria itu adalah mantan Laura ketika SMA dulu.
Namun karna penjelasan Ia akhirnya percaya apa yang di ucapkan kekasih hatinya itu,meski enggan untuk percaya karna rasa cintanya Ia akhirnya percaya.
Namun akhir-akhir ini Ia kembali melihat Laura kembali bersama mantan kekasihnya itu,bukan sekali dua kali saja bahkan terakhir kali mungkin dua hari yang lalu Ia menerima kabar dari mata-matanya kalau mereka menghabiskan malam di hotel,yang bahkan lebih parahnya di hotel miliknya.
Ia sendiri yang bahkan sudah 10 tahun menjadi kekasih Laura, tidak pernah menyentuhnya karna Ia masih tau batasannya,dan tidak ingin merusak wanita sebelum menikahinya.
Tapi Laura dengan mudahnya memberikan dirinya pada pria lain,dan berhubungan di belakangnya,selama ini Ia masih bertahan karena Ia ingin memaklumi kalau Laura mungkin kesepian karna Ia yah tidak bisa setiap saat bersamanya karna Ia yang memang selalu bekerja,tapi untuk kali ini Ia tidak bisa bersabar lagi.
Bahkan ketika dua hari yang lalu mendapatkan kabar menjijikkan itu,Ia masih berfikir untuk mempertahankan hubungan mereka karna kembali berfikir kalau Laura melakukannya karna tidak bisa menahan diri sebab dia juga wanita dewasa,Ia juga yakin itu hal biasa untuk wanita di jaman sekarang.
"Sayang,aku minta maaf jangan diamkan aku begitu!"
Bara tak menampilkan ekspresi hangat seperti biasanya, melainkan hanya ekspresi dingin dan datar saja tanpa ada tanda-tanda akan memenangkannya atau memaafkannya.
"Bar..."
"Sebenarnya aku ingin membicarakan hal penting dengan mu"
DEG...
Jantung Laura hampir saja akan copot mendengar nada dingin dan datar Bara yang jarang Ia dengar selain Bara yang memang benar-benar marah padanya.
"A...Apa?"
"Laura aku minta maaf,tapi aku rasa aku tidak bisa melanjutkan..."
"Stop! jangan di lanjutkan,aku tidak mau mendengarkannya.Sampai kapanpun aku tidak mau mendengarnya Bar,aku tidak mau mengakhiri hubungan kita sampai kapan pun tidak!!!"
Laura tiba-tiba berteriak histeris dan menangis.
Bara sudah menduga hal itu, sehingga sebelumnya Ia sudah memesan ruang privat sehingga hanya ada mereka berdua di sana.
"Kenapa kamu sangat jahat Bar? padahal kamu udah janji sama aku kalau kita bakalan nikah setelah setahun pernikahan mu dengan Liliana wanita jal*..."
"Cukup"
"Kenapa?apakah sekarang kamu juga akan membelanya mati-matian?,apakah sekarang kamu memang sudah mencintainya?"sinisnya namun dengan mata yang berkaca-kaca.
"Apakah kamu melupakan janji mu kalau kita akan menikah setelah kalian bercerai,kenapa?kenapa sekarang tiba-tiba kamu meminta hubungan kita berhenti?,apakah kamu sedang mempermainkan hubungan kita yang sudah 10 tahun hiks",isaknya kembali dengan putus asa.
"Ingat bagaimana kita berjuang untuk hubungan kita yang sudah 10 tahun,10 tahun bukan waktu yang sebentar aku menghabiskan waktu bersama mu Bara?,jika ada yang harus pergi dari hidupmu maka itu adalah Liliana!"
"Dia yang seharusnya pergi dari kehidupan kita!dia yang merusak hubungan kita jadi renggang seperti ini!"
"Dia wanita jalang!! murahan! wanita pelakor yang tidak tau malu!!"
"Cukup!!"
Bara sudah tidak tahan lagi,dengan cacian dan makian Laura pada Liliana telinganya terasa panas setiap kali Laura memanggil Liliana dengan sebutan menjijikkan itu.
Laura mematung hingga amarahnya yang tadinya meledak-ledak seketika menciut,nyalinya untuk berbicara lagi seketika menghilang ketika mendapatkan tatapan yang begitu tajam dari Bara,aura yang begitu dingin dan mencekam juga begitu terasa sehingga bulu-bulu tangannya berdiri.
Baru kali itu Ia melihat Bara Semarah itu,namun itu juga membuat hatinya memanas."Apakah kau seperti ini pada ku hanya membela wanita itu?"
"Berhenti Laura!ini tidak ada sangkut pautnya dengan Liliana,aku sendirilah yang memutuskannya karna ku pikir kita memang tidak cocok lagi"
"Tidak cocok?, tidak cocok di bagian mana nya Bar?selama ini kita baik-baik saja?"
Bara tiba-tiba tersenyum menyeringai,"Baik-baik saja?kau yakin?"
Laura mengernyitkan dahinya,"Apa maksud mu Bar?"
"Tidak perlu berpura-pura", Senyum yang aneh muncul di bibir seksi itu hingga Ia mengeluarkan foto-foto dari sakunya dan menunjukkannya tepat di depan wajah Laura yang sekarang sudah tampak gugup dan khawatir.
Saat itu juga Laura langsung syok hingga matanya langsung melotot ketika melihat foto dirinya dengan seseorang yang jelas Ia tau siapa orang itu,"Tidak!itu bukan aku"ucapnya cepat dan ingin merebut foto itu dan Bara sama sekali tidak menahannya.
Bara melihat satu-satu foto itu,hingga Ia begitu ketakutan melihat foto dirinya yang tampak vulgar bahkan ada juga foto dirinya yang sedang berciuman hingga foto bugil dirinya dengan seorang pria yang hanya memakai celana pendek di atas tempat tidur,"TIDAK!!!INI BUKAN AKU!!!".Ia berteriak histeris dan merobek foto-foto itu tanpa mau melihat lembaran foto lainnya yang membuatnya akan semakin gila.
Bara tersenyum miris melihatnya,Ia sendiri tidak percaya kalau Laura akan mengkhianati dirinya seperti itu, padahal Cintanya selama ini begitu besar bahkan dulu ketika usia mereka 24 tahun Ia pernah mengajak Laura menikah karna tidak ingin memberikannya harapan palsu,namun Laura menolak karena tidak mendapatkan restu kedua orangtuanya.
Laura terisak-isak terus merobek foto-foto itu,hingga setelah cukup lama dengan hanya terdengar suara tangisnya Ia kembali mengangkat wajahnya menatap Bara dengan memberanikan diri."Tapi semua ini kau juga tidak bisa menyalahkan ku Bar,kau yang menggantung ku dan tidak memberikan kepastian pada ku bahkan ketika aku membutuhkan nafkah batin sebagai wanita kau tidak bisa memberikannya pada ku"
"Selain itu,kamu juga jangan munafik Bar!kamu juga mengkhianati ku dan menikahi wanita lain!dan kamu juga tidak bisa menipu ku hanya dengan kata-kata manis mu yang mengatakan kalau kau sama sekali belum pernah menyentuh Liliana!"
"Aku yakin kalian juga sudah melakukannya kan?,lalu kenapa jika aku juga melakukannya dengan orang lain toh kita juga sama-sama?,jangan karna aku wanita kau menganggap ku wanita murahan karena melakukan hal itu,lalu bagaimana dengan mu?"
Laura tidak tau lagi harus mengatakan apa,yang di pikirannya saat ini adalah membela diri dan tidak membiarkan dirinya yang terus di salahkan.Ia tersenyum ketika Bara hanya terdiam,Ia yakin kalau Bara pasti termakan ucapannya."Iya kan?jadi kau tidak bisa hanya menyalahkan ku seperti itu?"
Ucapnya dengan tersenyum menang,hingga ada harapan di hatinya.
Bara sendiri tidak habis fikir kenapa Ia baru tau kalau Laura mempunyai sisi seperti itu.
Laura mendekat dan akan menyentuh wajah Bara,namun dengan cepat Bara menangkapnya tidak membiarkan Laura menyentuh wajahnya, rasanya Ia menjadi begitu jijik mengingat tangan itu pernah menyentuh pria lain dengan begitu intim terlebih dengan sifat aslinya yang benar-benar menjijikkan.
"Laura apa kau lupa,siapa yang menolak ketika aku mengajaknya menikah?bahkan saat itu aku sudah mengatakan pada mu kalau aku tidak peduli dengan restu kedua orang tua ku!aku mengajakmu kawin lari bahkan aku tidak peduli dengan harta warisan keluarga ku asalkan kita bisa menikah dan hidup bersama!"
"Tapi siapa yang menolaknya?apa kau lupa!!!"
Bara menekan setiap ucapannya hingga membuat tubuh Laura seketika menegang,sebab apa yang di ucapkan Bara memang benar adanya,Ia sendiri yang dulu menolak ajakan kawin lari bahkan beberapa kali Bara mengajaknya menikah meski tak dapat restu keluarganya tapi Ia selalu menolak.
Namun Ia juga punya alasan kenapa menolak,dan alasan utamanya adalah Ia tidak ingin Bara menikah dengannya tapi kehilangan seluruh harta warisan orangtuanya.
"Bukan sekali atau dua kali aku mengajakmu menikah tapi berkali-kali,tapi siapa yang menolak?bahkan mengatakan rela tidak menikah jika tidak mendapatkan restu keluarga ku?"
Laura membuang tatapannya ke samping,sebab Ia tidak tau harus mengatakan apa lagi namun di dalam hatinya Ia masih menyalahkan Liliana atas semua yang terjadi saat ini."Aku yakin wanita jalang itu pasti dalang dari semua ini,dia pasti sudah menghasut Bara"
"Aku juga yakin kau yang memberikan foto-foto itu pada Bara kan Liliana?!lihat saja,lihat apa yang akan ku lakukan pada mu!"
"Jika aku hancur maka kau juga akan hancur,dan jika aku tidak bisa mendapatkan Bara maka kau juga tidak bisa mendapatkannya!"
Laura mengepal kuat tangannya dengan penuh emosi dan dendam, terlebih ketika melihat Bara berbalik dan pergi begitu saja meninggalkannya.
Bersambung...
Jangan lupa like komen subscribe ya😆
🤭🤔 di lanjut ya Thor 🙏
lanjut Thor 💪😘🤗
harusnya kamu bilang pertemuan mu dengan laura