Abimana jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Sarah Candra sejak pertemuan pertama dimalam mereka berdua dijodohkan.
Abimana yang dingin tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia menyukai Sarah.
Hal itu membuat Sarah khawatir, jika ternyata Abiamana tidak menyukai seorang wanita.
Berbagai hal ia lakukan agar mengetahui kebenarannya. Sampai pada akhir dimana Abi menyatakan perasaannya dan mengajak ia menikah.
Berbagai ujian menghampiri keduanya, hingga sempat terancam membatalkan pernikahan yang sudah disusun jauh-jauh hari, hingga kembalinya sang mantan kekasih yang meminta nya untuk kembali dan menyebar rahasia yang dilakukan Sarah jika ia menolak.
Akankah hubungan keduanya berhasil hingga ke jenjang pernikahan? Ataukah keduanya akan mencari jalannya masing-masing?
Simak terus disini, yah! 🖐️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairunnisa Nur Sulfani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kilas Balik Masa Lalu
Seorang pria tersenyum getir mengingat kembali kisah 25 Tahun yang lalu. Hidup yang di jalaninya bukan hidup yang mudah selama ini. Berkat ketabahan hati dan ajaran yang diberikan Ayahnya ia mampu melewatinya. Tetapi sayang, Ayahnya Banyu Gesang telah menutup mata untuk selamanya.
Abimana. Iya, dia Abimana. Pemuda kecil yang dahulunya sangat bijak yang kini telah tumbuh dewasa. Ia mengunjungi makam Ayahnya di sebuah bukit yang pernah sempat menjadi tempat kesukaannya dan Ayahnya kala bekerja dan sekarang ia telah membelinya. Dulu, ia dan Ayah selalu berkunjung di tempat ini, menikmati waktu sore hari dengan pemandangannya yang cantik.
Dari sini mereka bisa melihat pemandangan kota dan rumah-rumah yang pernah mereka ingin tempati. Rumah yang Banyu Gesang berharap ia bisa membelinya. Ia tersenyum, mengingat jika perkataan itu kini tinggalah harapan-harapan. Ia berharap jika di atas sana Ayahnya telah mendapatkan rumah impiannya sendiri.
"Tuan, apa kita pergi sekarang?.” tanya Jackson yang merupakan pengawalnya.
"Tidak, kau pergi saja dulu, aku akan kembali sebentar lagi!.”
"Baiklah, saya permisi!.” ucapnya berlalu kemudian.
"Ayaahh, kau tahu, aku telah berhasil sekarang! Apa kau bahagia disana?.” tersenyum dan kemudian kembali menyeka air matanya. Tanpa disadarinya, seorang perempuan separuh baya berjalan menghampirinya dan berhenti tepat di sampingnya. Entah ia melihatnya atau tidak, sepertinya ia tidak peduli dan tetap melihat ke depannya.
"Putraku, Ibu pikir kau tidak akan mengunjungi-nya.” ucap seorang wanita yang memanggil dirinya sendiri sebagai Ibu dan tengah berdiri di sampingnya.
"Jaga bicaramu, kau sedang membicarakan Ayahku!.”
"Ah, ya, maaf. Oh iya, Ibu jauh-jauh kesini, ingin memberitahu mu bahwa Ibu telah mengatur pertunanganmu”. Ia tidak menjawab, ia hanya menatap wanita itu sekilas dengan senyum berat yang dipaksanya, lalu beranjak pergi tanpa mengatakan apa-apa.
Setelah Abimana pergi, perempuan itu masih berdiri disana, menarik napas beberapa saat kemudian membuangnya dan kembali menatap makam dihadapannya.
"Kau mendengarku?.” ucap wanita itu melihat ke arah Makam beberapa saat setelah putranya ia yakin telah berlalu.
"Ya", tambahnya acuh.
"Tentu saja aku akan menang, dan kau, kau telah kalah sayang. Aku pun tidak tahu jika kematian adalah cara yang kau pilih, dan aku sangat tidak mengharapkan itu, sayang sekali. Tetapi kau lihat sekarang, putramu sudah berada di puncak!.” ucapnya sumringah menatap kumpulan bunga segar yang baru diletakkan baru saja.
"Ia sudah akan bertunangan sekarang, dan ia akan segera menikah dengan seorang gadis yang sangat kaya. Kau tidak usah khawatir, aku akan membawanya terus maju, agar kisah pahit saat bersamamu ia kubur dalam-dalam.” tambahnya lagi.
"Aku sangat tidak menyukai tempat ini, dan bagaimana bisa kau masih terus saja merepotkan putraku untuk terus kesini bahkan setelah kematianmu! Ingat, itu bukan salahku.” ucapnya bicara pada Makam di hadapannya, kemudian ia pergi berlalu saja dari sana setelah menyiramkan sesuatu diatas pusara.
\*\*\*
Malam ini, malam yang paling tidak di nantikan oleh Abimana. Malam dimana Ibunya telah mengatur acara pertunangannya dengan wanita yang bahkan tidak dikenalnya.
Ya, selepas kepergian Ayahnya. Abimana kecil terpaksa mengikuti ibunya. Dulu ia sering sakit-sakitan dan hampir mati karena sakit yang diakibatkan terus-terusan tinggal dirumah kumuh itu. Ia tidak punya pilihan lain, dan sekarang ia harus mengikuti kemauan Ibunya.
"Tuan, Nyonya sudah memanggilmu!. Semua orang sudah berkumpul disana! dan tunanganmu, dia sudah ada disini.”
"Hmm, baiklah. Aku sudah tidak bisa mengelak lagi.” jawab Abimana pasrah. Ia menghampiri dua keluarga yang sudah berkumpul di ruang tamu dengan pakaian terbaiknya yang sudah disiapkan ibunya.
"Abimana,” panggil wanita cantik yang sudah mengulurkan tangan mengajak kenalan. Ah, tepatnya berkenalan.
"Kau Abimana?,” tambahnya.
"Oh ya, kenalkan namaku Sarah Candra dan aku tunanganmu, kau tahu!?.”
"Ya, kau benar, aku Abimana dan aku sudah tahu.” jawabnya dingin. Abi mengakui wanita ini cantik, wajahnya bulat dengan bola mata kecoklatan. Wajahnya makin cantik dengan dress mewah yang dikenakannya.
Gadis itu tersenyum lepas. Merampas telpon genggam milik Abimana dan langsung mengetik sebuah nomor yang langsung terhubung ke Ponsel miliknya. Ia menatap Abimana, menjelaskan jika itu adalah nomornya.
"Nomorku, kau bisa menelponku mengingat hubungan kita, kapan saja kau menginginkanku.” tambahnya dan langsung menegak anggur merah.
Ya, itu membuat Abimana terpaku sejenak. Gadis itu sangat cantik. Ia amat mempesona. Abimana seperti begitu terhipnotis ketika melihat ia minum. Ketika minuman itu membasahi bibir merahnya, itu sangat seksi.
"Aku,..” ucap Abimana terpotong.
"Ya, aku tahu apa yang akan kamu katakan, tetapi simpan dulu dan katakan saja saat kita tengah berdua.”
"Maksudku,.. Itu... Ponselku.” lanjut Abimana gugup.
"Ok, aku lupa memberikannya kembali padamu.” jawab gadis itu mantap. Sebenarnya ia cukup malu, tapi demi gengsinya, ia berusaha tampil cukup elegan. Tentunya, itu untuk menarik perhatian Abimana.
Semua orang yang memperhatikan itu tersenyum. Dan orang tua Sarah cukup bahagia, setelah tahu bahwa pria yang sedang mereka jodohkan dengan Sarah adalah pria yang baik. Mereka bahagia, bahwa ternyata putrinya tidak jatuh ke dalam pelukan orang yang salah.
Berbeda dengan Ibu Abi. Orang tua Sarah adalah orang tua yang baik. Mereka tidak menjual Sarah demi Bisnis. Mengetahui fakta itu. Mereka tidak segan meminta mereka untuk segera mempercepat acaran pernikahan yang akan dilangsungkan oleh keduanya.
Acara yang cukup meriah. Dihadiri oleh kolega bisnis dari kedua belah pihak. Abimana adalah anak tunggal, meskipun Ibunya sudah menikah lagi, tapi mereka tidak memiliki anak. Ayah tiri Abimana cukup baik kepadanya.
\*\*\*
Abimana kini tengah berbaring di Kamarnya. Setelah selesai acara ia memilih langsung membersihkan dirinya dan langsung berbaring. Ia tidak tahu apa yang tengah dirasakannya sekarang, tapi wajah Sarah Candra itu seperti tergambar jelas dimatanya. Ia tidak tahu, apa yang sedang ia rasakan sekarang.
Pintunya berbunyi, seperti diketuk seseorang. Abimana memilih menghampiri pintu itu dan memilih melihat keluar siapa yang tengah datang dari arah luar pintu.
Siapa sangka itu Sarah, wanita yang sedang dipikirkannya dan kini tengah berada di hadapannya. Membuka pintu, sementara Sarah langsung masuk tanpa aba-aba.
"Apa yang sedang kamu lakukan disini?,” tanya Abimana, lagi, ia kembali gugup.
"Aku? Apa kamu tidak suka!?” ucap Sarah menatapnya. Abi melihat Sarah dan sadar jika Sarah telah mengganti pakaiannya dengan Pakaian yang cukup seksi.
"Aku,..” ujar Abimana terbata. Sarah tidak peduli, langsung memeluknya hangat. Abimana diam saja, ia tidak tahu, ini pertama kali baginya. Ia merasa jantungnya berdebar. Iya, itu bohong, jika Abimana tidak merasakan sesuatu yang sedang menyatu dengan tubuhnya.