Sebuah surga impian yang baru saja dibangun terpaksa hancur karena kehadiran orang ketiga. Nadia Mustika Wijayanto harus menelan kenyataan pahit jika sang suami pulang dengan membawa seorang wanita yang merupakan madunya. Pernikahan yang dia kira sebagai surga, nyatanya berubah menjadi neraka. Nadia yang sedari awal tidak ingin dipoligami memutuskan untuk bercerai daripada harus berbagi hati dan suami.
Mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan menjadi pilihan Nadia setelah perceraian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan sahabat lamanya tanpa sengaja. Devano Kazim Ravendra, pria dengan senyum lembut yang bisa membuatnya tertawa lepas setelah sekian lama.
***
" Terima kasih sudah menghancurkan surga yang aku impikan, Mas " ~ Nadia Mustika Wijayanto.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Talak Putri Saya! ~ Ayah Reno
Setelah diperiksa oleh dokter yang merupakan sahabat sang ayah, Nadia pun tertidur karena efek dari obat penurun panas yang diminumnya. Nadia memang demam dan suhu tubuhnya sangat tinggi. Itu disebabkan karena Nadia terlalu lama berada di bawah guyuran air dari shower dan juga karena semalam tidak tidur sehingga kondisi kesehatannya menurun. Apalagi sedari dulu memang tubuh Nadia sangat ringkih karena dulu sempat mengidap kanker, tapi sudah berhasil disembuhkan.
Walaupun begitu, kesehatan Nadia harus terus dijaga dan selalu melakukan pengecekan kesehatan di rumah sakit. Semua itu dilakukan agar sel kanker yang telah mati belasan tahun yang lalu itu tidak tumbuh lagi. Selain itu juga untuk memastikan kesehatan Nadia karena Ayah Reno dan Bunda Siska selalu mengkhawatirkannya.
" Kalau demamnya belum juga turun selama satu jam kedepan, kalian harus membawa Nadia ke rumah sakit secepatnya. Suhu tubuhnya tinggi sekali dan itu bisa berbahaya untuk Nadia kalau tidak cepat dilakukan tindakan " ucap Dokter Diki sembari membereskan peralatannya.
" Iya Ki, kami pasti akan membawa Nadia secepatnya kalau demamnya tidak turun " jawab Ayah Reno menganggukkan kepalanya.
Ayah Reno menatap Nadia yang sedang tertidur dengan tatapan sendu. Dia bisa merasakan betapa hancurnya sang putri hingga sakit seperti ini. Sama sekali tidak menyangka dan sangat terkejut ketika mendengar dari Hendra apa yang dilakukan oleh Nadia sebelum putranya itu datang.
" Aku antar Diki ke depan dulu. Kamu temani Nadia dan jangan tinggalkan dia sendiri walaupun hanya sebentar " ucap Ayah Reno pada Bunda Siska yang duduk di tepi tempat tidur sembari mengusap kepala Nadia.
" Iya Mas " jawab Bunda Siska.
Kemudian Ayah Reno keluar dari kamar itu untuk mengantarkan Dokter Diki. Sahabatnya itu harus segera pergi ke rumah sakit tempatnya bekerja karena sudah cukup terlambat. Beruntung tadi saat Ayah Reno menghubunginya, Dokter Diki masih berada di perjalanan.
" Aku tidak tahu apa yang terjadi sehingga resepsi pernikahan putrimu dibatalkan sangat tiba-tiba, tapi aku yakin itu adalah masalah yang besar. Kalau kamu butuh teman cerita atau berbagi masalahmu, aku siap menjadi pendengar yang baik. Kami juga jangan sungkan-sungkan kalau memang butuh bantuanku " ucap Dokter Diki menepuk pundak Ayah Reno.
Ayah Reno pun menganggukkan kepalanya. " Iya Ki, terima kasih banyak ya. Mungkin nanti aku akan cerita, sekarang aku sedang benar-benar pusing menyelesaikan masalah di keluargaku " jawab Ayah Reno.
Memang sahabatnya itulah yang paling mengerti dirinya dan selalu ada di saat yang dibutuhkan. Untuk sekarang Ayah Reno belum bisa menceritakan semuanya pada Dokter Diki karena masih butuh waktu untuk menerima semuanya, khususnya tentang perasaannya sebagai seorang ayah yang putrinya disakiti oleh seorang pria.
" Kalau begitu, aku pergi dulu " pamit Dokter Diki pada Ayah Reno.
" Iya, sekali lagi terima kasih banyak " jawab Ayah Reno.
Dokter Diki pun langsung menganggukkan kepalanya lalu masuk ke dalam mobilnya.
Selepas kepergian Dokter Diki, sebuah mobil memasuki halaman rumah itu dan Ayah Reno sangat mengenali siapa pemilik mobil itu. Dia yang biasanya selalu tenang kini terpancing emosi saat melihat pria yang telah menyakiti putrinya keluar dari sana. Ditambah lagi dengan kedatangan mobil lain yang membawa seorang wanita yang tidak dikenalinya tetapi dia bisa menebak itu siapa.
" Assalamualaikum, Ayah " salam Anwar mendekat ke arah Ayah Reno.
" Walaikumsalam " jawab Ayah Reno dengan wajah yang menyiratkan sebuah kemarahan.
Plak.
Tamparan yang sangat keras mendaratkan sempurna di wajah Anwar hingga membuat pria itu tersungkur. Sudut bibir Anwar sobek dan mengeluarkan darah segar, menambah luka di wajah pria itu yang belum hilang karena dihajar dengan membabi buta oleh Hendri kemarin.
" Mas Anwar " pekik wanita itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Hanifah.
Hanifah langsung menghampiri Anwar dan membantunya untuk berdiri dengan wajah yang sangat khawatir. Dia langsung menanyakan keadaan suaminya itu tetapi Anwar tidak menjawabnya dan tatapan tertuju pada Ayah Reno yang menatapnya tajam.
" Itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang kamu berikan pada putri saya. Saya sangat menyesal telah menikahkan putri saya dengan laki-laki seperti kamu " ucap Ayah Reno pada Anwar.
Bukan hanya menyesal, tetapi benar-benar menyesal. Ayah Reno juga tidak akan membiarkan putrinya tetap bersama dengan pria itu.
" Ayah, tolong maafkan aku. Semua ini diluar kendaliku, aku melakukan semuanya karena permintaan orang tuaku. Tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaiki pernikahanku dengan Nadia. Izinkan aku untuk bertemu dan menjelaskan semuanya padanya Ayah " ucap Anwar memohon.
" Tidak perlu banyak alasan, karena saya sudah mengetahui semuanya. Semua kelakuan buruk kamu dan perbuatan yang kamu lakukan pada santri putri di pondok pesantren Abi Umar. Saya benar-benar tidak menyangka kamu bisa melakukan itu semua " jawab Ayah Reno yang membuat Anwar sangat terkejut.
Anwar sama sekali tidak menyangka jika ayah mertuanya itu mengetahui kelakukan buruknya. Padahal dia sudah memberikan uang dan nilai yang bagus untuk santri putri yang dia goda untuk tutup mulut.
" Tidak akan pernah ada kesempatan untuk laki-laki seperti kamu di hidup putri saya. Saya bahkan tidak terima dengan kamu yang menikahi perempuan lain tanpa sepengetahuan putri saya " lanjut Ayah Reno.
Tak lama kemudian, semua orang yang masih berada di rumah itu segera keluar karena mendengar sebuah keributan. Mereka tidak menduga jika Anwar memiliki keberanian untuk datang ke rumah itu.
" Masih berani kamu datang, badjingan? Aku akan menghajarmu lagi! " ucap Hendri yang kembali emosi melihat Anwar di sana.
Hendri sudah maju untuk menghajar Anwar tetapi ditahan oleh Hendra dan Anas. Mereka tidak ingin sampai Hendri membunuh Anwar nantinya jika dibiarkan.
" Kakek, tolong berikan pengertian pada Ayah! Aku tidak berniat melakukan semua ini, aku terpaksa, Kek. Tentang apa yang aku lakukan pada santri putri, itu fitnah karena aku tidak pernah melakukannya, Kek. Kakek percaya padaku, kan? Kakek tidak akan membiarkan aku dan Nadia bercerai, kan? Aku cuma menikah lagi dan tidak dilarang agama, poligami diperbolehkan " ucap Anwar pada Kakek Umar.
Selama ini Kakek Umar selalu membelanya dan kali ini pasti begitu juga, sangat percaya diri sekali.
Plak, plak.
Jika Ayah Reno hanya memberikan sebuah tamparan, Kakek Umar memberikan lebih karena dia tidak bisa menahannya lagi. Bisa-bisanya Anwar berbicara seperti itu setelah menyakiti cucu kesayangannya.
" Jangan panggil saya Kakek lagi karena saya sangat menyesal pernah menganggapmu sebagai cucu saya. Amar sudah mencari tahu semuanya dan ternyata kelakuan kamu memang seburuk itu. Santri putri itu sudah mengakui atas semua perbuatan kamu terhadap dia, sungguh memalukan. Mulai detik ini, kamu bukan pengajar di pondok pesantren saya lagi dan jangan pernah datang lagi " ucap Kakek Umar sangat kecewa.
Anwar terdiam menahan rasa sakit di wajahnya yang semakin bertambah akibat dua buah tamparan dari Kakek Umar. Tidak ada satu orang pun yang memihaknya, pun Kakek Umar yang selama ini selalu membelanya.
" Sekarang, saya minta kamu talak putri saya! " ucap Ayah Reno tidak ingin ada ikatan lagi diantara putrinya dan pria itu.
" Tidak, saya tidak akan menalak Nadia. Dia akan tetap menjadi istri saya selamanya " tolak Anwar.
" Baiklah, tapi tunggu saja keputusan perceraian kalian di pengadilan agama nanti " ucap Ayah Reno pada Anwar.
" Tidak, Ayah, kami tidak akan bercerai " jawab Anwar tidak terima.
Entah apa yang membuat pria itu ingin mempertahankan pernikahannya dengan Nadia. Apalagi jelas-jelas ada istri keduanya di sampingnya saat ini.
" Saya tidak peduli, lebih baik sekarang bawa istri keduamu itu dan kalian pergi dari sini " usir Ayah Reno karena tidak ingin terjadi masalah yang lebih besar lagi nanti.
" Tidak. Aku tidak akan pergi sebelum bisa bertemu dengan Nadia dan membawanya pulang ke rumah kami " tolak Anwar.
" Jangan harap! Kami bahkan tidak mengizinkan Nadia untuk melihat wajahmu lagi " sentak Anas yang masih berusaha menahan untuk tidak menghajar Anwar.
Seperti orang tidak memiliki rasa malu, Anwar memaksa untuk tetap bertemu dengan Nadia walaupun sudah dilarang. Alhasil Ayah Reno meminta Om Bimo dan Anas untuk menyeretnya dan juga istri keduanya dari sana dengan paksa.
" Nadia! Aku datang untuk menemui kamu. Maafkan aku dan tolong kembali padaku " teriak Anwar ketika Bimo menariknya dengan kasar.
Sementara itu, Nadia menangis di dalam pelukan sang ibu. Dia terbang karena mendengar suara keributan yang karena ulah pria yang masih berstatus sebagai suaminya. Bukan karena takut, tapi dia tidak ingin untuk menemuinya yang akan menambah luka di hatinya.
" Bunda, aku tidak ingin bertemu dengannya. Tolong minta dia untuk pergi " pinta Nadia di dalam pelukan Bunda Siska.
" Iya Sayang, kamu jangan khawatir. Ayah dan lainnya pasti sudah mengusir laki-laki itu, kamu tenang ya " jawab Bunda Siska mencoba menenangkan Nadia.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘