Jika seseorang telah jatuh cinta, bisa membuat orang tersebut lupa diri, dan tidak perduli akan kekurangan orang yang ia cintai. Bahkan terkadang, tidak perduli, apakah orang yang ia cintai itu membalas cintanya atau tidak.
Aleena Catherine mencintai Alan Anderson, sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama, hingga akhirnya mereka menikah.
Tapi, tiga tahun usia pernikahan mereka, Aleena di ceraikan Alan. Ternyata Alan tidak mencintai Aleena.
Setelah menceraikan Aleena, Alan melemparkan Aleena kepada pria miskin, bernama Alfred Stewart.
Aleena tidak menyangka, ternyata ia memiliki kisah dengan Alfred, yang tidak pernah Aleena sadari, sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu.
Pernikahan Aleena dengan Alfred yang di anggap semua orang, pria miskin dan pria sampah, menjadi pernikahan yang tidak terduga bagi Aleena.
Aleena di manjakan bak ratu, dan menjadi Nyonya Stewart, yang sangat mendominasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13.
Alfred membalas pelukan Aleena, dan ia pun menepuk-nepuk dengan lembut punggung Aleena.
Tapi, tindakannya itu malah membuat Aleena semakin kencang menangis, dan Alfred spontan menarik tangannya dari menepuk punggung Aleena.
Ia merasa tepukan tangannya tidak begitu kuat, tapi.. kenapa bisa membuat Aleena semakin menangis? pikirnya.
Ia pun dengan cepat duduk di sebelah Aleena, "Maaf, aku hanya ingin menghibur kamu, tidak berniat menyakitimu"
Dan, Alfred kembali di buat Aleena terkejut, Aleena semakin membenamkan tubuhnya memeluk Alfred.
Aleena menggelengkan kepalanya, "Aku sedih memikirkan kebodohan dan sikap Ibu tiriku yang terlalu memanjakan anak-anak nya!"
Alfred diam-diam bernafas dengan lega, ia sedari tadi sudah dapat melihat, seperti apa sikap Ibu tiri Aleena.
Sepertinya ia belum bisa, mengatakan sesuatu tentang dirinya, karena melihat Ibu tiri Aleena tipe Ibu rumah tangga, yang mengutamakan uang di atas segalanya.
Kalau Aleena memiliki uang banyak, Ibu tiri Aleena akan berperilaku sebagai Ibu yang baik bagi Aleena.
Setelah Aleena merasa tenang, ia pun melepaskan pelukannya.
Aleena jadi merasa malu setelah ia tenang, dan tidak terbawa emosi lagi.
Wajahnya tiba-tiba memerah, karena baru tersadar telah memeluk Alfred, tanpa rasa sungkan.
"Maaf" ucapnya pelan.
"Kita harus mulai belajar saling peduli, karena kita sudah menjadi suami istri, masalah kamu, masalah ku juga, jangan ada rasa malu di antara kita, mulai sekarang aku akan selalu ada untuk mu!" ucap Alfred dengan sedikit rasa canggung, mencoba memegang tangan Aleena.
Aleena tersenyum mendengar apa yang di katakan Alfred.
Selama tiga tahun menjadi istri Alan, kata-kata lembut seperti inilah, yang dirindukan Aleena di ucapkan Alan padanya.
Angan-angan tinggallah angan belaka, sedikit pun Alan tidak pernah bicara lembut pada Aleena.
Setiap hari hanya bentakan, dan kata-kata kasar, yang ia lontarkan kepada Aleena.
Belum lagi mertua yang banyak maunya, yang selalu ingin di senang kan, dan harus menuruti apa yang dikatakannya.
Membuat hari-hari Aleena sangat suram, dan kelam.
Sampai ia menyadari, sangat menyesal telah jatuh cinta pada Alan.
Dalam tiga tahun, sudah empat kali Aleena mencoba untuk minta cerai, tapi bibirnya tidak sanggup untuk mengatakannya kepada Alan.
Hingga akhirnya ia yang di ceraikan Alan, dan melemparkan dirinya kepada Alfred, sebagai penghinaan pada dirinya.
Mata Aleena nanar menatap tangan Alfred, yang memegang tangannya, dan tanpa sadar, ia membalas genggaman tangan Alfred.
Mereka pun kemudian saling tersenyum.
Dok! dok! dok!
Terdengar suara ketukan pada pintu kamarnya, yang terdengar bukan seperti suara ketukan, melainkan suara gedoran.
"Makan malam! apa kalian tidak ingin makan malam? ini sudah waktunya makan, jangan berlagak menjadi seperti Tuan dan Nyonya besar! harus sadar diri, kalian hanya numpang saja di rumah ini!!"
Terdengar suara Nella dari luar pintu kamar, dengan nada tinggi, dan terdengar tidak senang.
Wajah Aleena memerah mendengar suara Nella ketus, mengatakan tentang 'sadar diri dan menumpang'.
"Sungguh keterlaluan! dia berani mengatakan seperti itu kepadaku, memangnya dia sebenarnya tidak menumpang juga di rumah ini?!" geram Aleena, tidak tahan lagi mendengar perkataan Nella.
Dengan langkah cepat, penuh dengan rasa marah, Aleena membuka daun pintu kamarnya dengan kasar.
"Apa barusan kamu katakan? coba ulangi!!" bentak Aleena menatap tajam Nella.
"Apa? memangnya aku bilang apa? kamu jangan cari masalah lagi! aku sudah berbaik hati memanggil kamu, untuk makan malam, kenapa kamu jadi marah?" ujar Nella dengan santainya.
Plak!!
Emosi Aleena naik ke ubun-ubunnya, mendengar perkataan Nella, yang tidak mengakui perkataannya tadi.
"Aleena!!" jerit Nella terkejut.
Plak!!
Kembali Aleena menampar Nella, "Kamu semakin tidak tahu diri, apa kamu tidak sadar siapa aku ini?!" bentak Aleena.
"Ada apa lagi ini?!" Lucy datang dengan wajah yang bingung.
"Ajar putrimu bicara yang baik kepadaku! jangan sampai aku yang mengusir kalian dari rumah ini!!" sentak Aleena, menudingkan jari telunjuknya kepada Lucy.
Lucy terkejut mendengar nada marah Aleena kepadanya. Selama ia menjadi Nyonya baru di keluarga Aleena, tidak pernah Aleena bicara seperti ini.
Bersambung....