Nina Mahesa permpuan Solehah terpaksa menikah dengan laki-laki bernama Aldi Kurniawan.
laki-laki yang tampan kaya namun jauh dari agama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sumi hulwah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Aldi, hormati tamu papa!" Bentak pak putra.
Laki-laki paruh baya itu sampai menarik lengan sang anak karena saking kesalnya di abaikan.
" Apa sih pah!" Aldi menyentak tangan pak putra dengan kasar
Entah mengapa saat berhadapan dengan kedua orang tua nya Aldi mudah sekali tersulut emosinya.
" Yang sabar mas!" Ucap Nina sambil mengelus-elus dada sang suami
" Sabar, sabar yang seperti apa lagi? mereka itu sudah keterlaluan!" Jawab Aldi dengan suara paruhnya. Ia pandangai kedua orang tua nya dengan penuh kecewa.
" Maaf mah, pah, mba Hafsah, dan om!" Nina mengatupkan kedua tangannya.
" tanpa mengurangi rasa hormat.
saya meminta izin untuk berbicara sebentar dengan mas aldi!" Nina bicara selembut mungkin dengan mereka
Pak putra hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Beliau kembali duduk.
Sementara Nina menggandeng tangan sang suami pergi dari tempat itu menuju taman belakang rumah.
Setelah sampai di taman. Kedua pasutri itu duduk di sebuah kursi panjang yang tersedia di sana.
Nina mengatur nafasnya berlahan sebelum memulai berbicara dengan Aldi.
Bismillah ucap Nina dalam hati
"Hubbi!" Panggil Nina.
Wanita itu langsung menutup mukanya dengan telapak tangan karena malu.
Aldi yang sedang menatap rerumputan pada saat itu, langsung menoleh mendengar panggilan Nina yang tidak biasa.
Laki-laki itu menyunggingkan senyumnya
Ia pandangi terus sang istri yang masih malu-malu.
"Mas...
Mas,masih marah kah sama mama dan papa?" Tanya Nina setelah beberapa saat kemudian.
Aldi terdiam. Ia tidak menjawab pertanyaan Nina sama sekali, bahkan, pandangan yang tadinya tertuju pada sang istri kini pandangan itu kembali ia alihkan ke pada rerumputan.
" Dua pekan lagi pernikahan kita memasuki waktu dua bulan.
Entah keputusan apa yang nanti akan kita ambil untuk pernikahan ini.
Tapi satu yang pasti saat waktu itu datang aku tidak ingin merusak hubungan antara anak dan orang tuanya."
" Maksudnya?" Tanya Aldi datar
Laki-laki itu merasakan firasat yang tidak enak mendengar ucapan sang istri.
" Aku nggak ada maksud apa-apa mas,
Aku hanya ingin melihat kamu dengan mama papa itu baikan.
Berbicara lah yang lembu, selesaikan masalah ini baik-baik, praktekkan ilmu agama yang kamu pelajari dengan benar.
salah satunya dengan kita berbakti kepada mereka!"
" Apa kamu ingin aku menuruti kemauan mereka?
"Bukan seperti itu juga!"
" Lalu!" Aldi tertawa sinis melihat Nina yang terdiam
" Katanya kamu mau memperjuangkan pernikahan kita bersama, tapi mana buktinya! Mata Aldi memerah menahan tangisnya
Baru kali ini aldi mengeraskan suara dihadapan sang istri
" Aku itu seperti laki-laki bodoh tau nggak!"
Nina memeluk Aldi dengan erat ia sudah tidak tahan melihat kesedihan sang suami.
" Mas, maafkan aku, aku nggak ada maksud buat kamu sedih seperti ini !"Nina menangis di bahu suaminya.
Ia tidak menyangka bahwa akhirnya sang suami malah salah paham dengan ucapannya.
Tadinya ia hanya berniat menasehati.
" Kamu selalu mengatakan maaf dan maaf, tapi selalu mengulangi perbuatan yang sama!"
Aldi masih bertahan dengan kekecewaan yang di buat sang istri, bahkan, saat sang istri memeluknya ia tidak membalas pelukannya.
Aku bisa apa mas, aku menatu yang tidak diinginkan! Teriak Nina dalam hati.
Setelah menunggu cukup lama pelukan Nina terlepas, Aldi beranjak pergi meninggalkan sang istri.
"Woi shalat asar dulu!" Kini author yang berteriak mengingatkan Nina yang sedang galau.
Di ruang tamu
Hafsah dan pak Abdullah masih berbincang hangat dengan pak putra mereka. membicarakan berbagi macam topik.Kadang saking asyiknya pembicaraan mereka sesekali terlihat tertawa bersama.
Namun itu tadi, sebelum kedatangan Aldi
Setelah kedatangan Aldi ruang tamu itu sepi.
" Gimana, sudah selesai urusan mu dengan istri tercinta?" Tanya pak putra dengan nada mengejek
Laki-laki paruh baya itu kembali memancing amarah sang anak.
( Apa maksudmu mu pak tua?)
Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah Aldi menggumamkankan kalimat itu dengan lirih.
Ia sedang berusaha tidak tersulit emosi nya dengan pancingan sang papa.
Setelah tadi termenung sesaat ia memikirkan kata-kata sang istri.
Ada baiknya juga kata-katanya.
Bismillah aku coba bersikap baik dengan mereka. Tekad Aldi.
" Maaf pah, atas sikap Aldi tadi yang sudah kasar, membuat papa marah,dan juga malu karena ribut di depan tamu" Aldi memulai pembicaraan nya dengan sopan
Deg
Sihir apa yang diberikan wanita itu, hingga Aldi dengan entengnya mengucapkan maaf.
Bahkan dari raut mukanya ia terlihat begitu menyesal.
Pak putra baru pertama kali mendengar anaknya mengucapkan kalimat sakral itu.
Aldi yang di kenal sombong dan arogan kini mengatakan maaf itu benar-benar sebuah keajaiban.
" Om, dan juga mb Hafsah saya juga minta maaf atas sikap saya tadi!" Ucap aldi sambil mengatupkan kedua tangannya.
Kini pak Abdullah yang terenyuh melihat sikap aldi.
Deg
Istri seperti apa yang Aldi dapatkan sehingga bisa membuat Aldi berubah sederastis ini?
Pak Abdullah masih ingat dengan betul pertemuan pertama nya dengan aldi.
Laki-laki yang sombong dan arogan.
Namun sosok itu kini berubah menjadi sosok laki-laki yang lembut dan santun.
" Ehm" terdengar deheman dari Hafsah. perempuan itu sedang mmberikan kode kepada ketiga lelaki yang ada di hadapannya untuk berbicara.
" Aldi, papa akan maafkan sikapmu tadi.
Tapi...pak putra menggantung kalimatnya
Ia melihat sekilas wajah anaknya yang di tekuk.
" Tapi kamu terima Hafsah sebagai calon istri untuk mu.
Kamu nggak usah khawatir dia perempuan baik-baik kok!" Pak putra dengan entengnya berbicara.
Maafkan saya nak Aldi.
Sebenarnya di lubuk hati saya yang paling dalam, saya tidak menginginkan hal ini.
Hafsah anak om satu-satunya ia harus hadir menjadi pelakor di tengah kebahagiaan rumah tangga kalian.
Om berdoa mudah-mudahan rumah tangga kalian tetap utuh walau di timpa berbagai masalah, om juga berdoa mudah-mudahan Hafsah di beri petunjuk oleh Allah dan di bukakan hatinya untuk kembali di jalan yang benar aamiin.
Ucap pak Abdullah dalam hati.
" Baiklah, Aldi akan terima syarat dari pada!"
Aldi menjawab tanpa beban
Mereka tidak ada yang menyadari bahwa di balik pintu kamar yang terbuka ada seorang wanita yang sedang tergugu mendengar ucapan Aldi.
" Tega kamu mas!"
Bersambung
akankah pernikahan mereka baik-baik saja setelah ini?
yuk ikuti terus kelanjutan nya.
Teman-teman jangan lupa like dan komentar nya yah....
Di tunggu nih...