Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Naura berada di kamarnya mondar mandir. Ia masih menunggu kabar dari Eva-- ibu Fazal yang selama ini mendukungnya.
Tapi hingga tengah malam kabar itu belum juga ia dapatkan.
"Nenek tua itu belum kasih kabar apa-apa! Sialan!", gerutu Naura.
Ia pun mencoba menghubungi Fazal. Siapa tahu pujaan hatinya itu mau menerima panggilan darinya.
Senyum Naura mengembang saat panggilan itu terhubung.
🌸
Motor yang Fazal kendarai tiba di halaman kediaman Abidzar. Aisha kesal luar biasa kali ini.
Padahal dulu balap liar dan petarung bebas adalah dunianya. Kalau balap liar saja Fazal mengekangnya, bagaimana dengan ajang adu kekuatan itu??
Aisha lebih dulu masuk ke dalam rumah diikuti Fazal yang tersenyum. Fazal merasa dunianya lebih berwarna. Bukan senyum teduh yang Aisha tunjukan padanya, melainkan amarah dan tentu saja perlawanan kata demi kata.
Di ruang tengah, suasana sudah hening. Keluarga Fazal sudah berada di kamar mereka masing-masing.
Aisha langsung masuk ke toilet yang ada di kamarnya untuk membersihkan dirinya.
Fazal yang mendengar sang istri berada di toilet pun memilih duduk di sofa yang tak jauh dari pintu toilet.
Ponselnya berdering. Muncul nama Naura di layar ponselnya. Seharusnya sejak lama ia memblokir nomor Naura. Atau ia lupa membuka blokiran nomor mantan kekasihnya itu?
Fazal enggan mengangkat panggilan tersebut hingga bersamaan Aisha keluar dari kamar mandi dengan tanktop seperti biasa.
Lelaki itu menoleh dan menatap Aisha yang terlihat dongkol.
"Apa liat-liat!", tanya Aisha galak. Ponsel Fazal masih terus berdering. Lelaki itu pun bangkit dari sofa menghampiri Aisha.
Gadis itu mendelik tajam ketika tiba-tiba saja Fazal memeluknya dari belakang lalu mengarahkan ponselnya ke depan wajah Aisha.
[Hallo...?]
Suara Naura menyambut panggilan yang terhubung. Matanya terbelalak melihat Fazal yang ada di belakang Aisha.
Fazal berbisik pelan di dekat telinga Aisha.
"Bantu aku sebisa mu!"
Aisha memalingkan wajahnya sehingga pipinya menyentuh bibir Fazal.
[Kenapa kamu menghubungi ku malam-malam, Naura?]
Fazal tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengecup leher dan bahu Aisha yang terbuka.
Dalam hati Aisha ingin sekali menonjok Fazal yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
[Mas Fazal, bagaimana dengan....]
Suara Naura kembali terputus karena lagi-lagi Fazal mencium tengkuk Aisha.
Sialan Fazal! Pekik Aisha dalam hati.
[Kamu tenang saja, kakek dan ayahku akan mencari jalan keluarnya Naura! Kalau kamu ketahuan bohong...kamu tahu apa konsekwensi nya]
[Bahkan aku punya bukti-buktinya mas, bisa-bisanya kamu berbicara seperti itu]
[Terserah kamu! Sorry, aku dan istri ku masih punya urusan lain yang belum kami selesaikan!]
Fazal langsung mematikan sambungan teleponnya.
Aisha mengambil tindakan yang tak pernah Fazal duga sama sekali. Dengan sekali tarikan tangan, Aisha membuat Fazal terpelanting ke lantai.
Bughhh!!!
"Awshhhh....!", teriak Fazal yang kesakitan karena beradu dengan lantai marmer yang ada di kamarnya.
"Bisa-bisanya kamu nyari kesempatan!", kata Aisha kesal dan langsung menaiki ranjang tanpa memperdulikan Fazal yang kesakitan.
"Sha, Aisha ...bantu aku! Aku susah bangunnya! Awshhh...ya Allah!", keluh Fazal.
Kenapa Aisha sekuat itu...!
"Aisha!!", panggil Fazal lagi. Aisha sebenarnya ingin tak peduli. Tapi suara Fazal tentu mengganggu indra pendengarannya.
Gadis itu menghentakkan kakinya menghampiri Fazal yang kepayahan untuk sekedar bangun.
"Makanya jadi orang ngga usah rese!", oceh Aisha. Meski ngoceh, tetap saja ia mencoba memapah Fazal ke tempat tidur.
"Arggghh!", suara Fazal yang masih saja nyeri setelah berhasil membaringkan diri. Tapi tangannya menarik lengan Aisha.
"Apa lagi??", tanya Aisha geram. Sudah hampir jam satu malam, suaminya malah semakin membuatnya kesal. Padahal ia belum beristirahat sama sekali.
"Nggak! Tidur lah, besok kita bicara lagi!", kata Fazal. Aisha memutar bola matanya dengan malas. Ia pun turut merebahkan diri. Dua buah guling menjadi penyekat di antara keduanya.
Bagaimana pun juga, Aisha seorang gadis yang masih suci. Ia tak mau kalau sampai Fazal melakukan hal aneh-aneh walau pun halal untuk keduanya.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
terimakasih 🙏