NovelToon NovelToon
I Love You, Bestie!

I Love You, Bestie!

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:842
Nilai: 5
Nama Author: EuRo40

Dua orang sahabat yang terbiasa bersama baru menyadari kalau mereka telah jatuh cinta pada sahabat sendiri setelah jarak memisahkan. Namun, terlambat kah untuk mengakui perasan ketika hubungan mereka sudah tak seperti dulu lagi? Menjauh tanpa penjelasan, salah paham yang berakibat fatal. Setelah sekian tahun akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali. Akankah mereka bersama setelah semua salah paham berakhir?
Ikuti lika-liku perjalanan dua sahabat yang manis dalam menggapai cinta dan cita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EuRo40, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

"Teman kalian satu lagi ke mana? Siapa namanya?" tanya Gendis.

"Elin? Gue juga nggak tahu, ke mana dia An?" tanya Angga pada Ana.

Ana yang sedang menyeruput kuah bakso tersedak hingga ia batuk-batuk. Angga dan Seno langsung menyodorkan minuman padanya. Angga dan Seno saling tatap, Ana mengambil secara acak yang terdekat dengannya karena sakit di tenggorokan. Ia mengambil minum dari tangan Angga, lalu meneguknya setelah tidak batuk lagi.

"Makasih."

Seno meletakkan kembali gelas yang tidak diterima oleh Ana. Ia merasa kalah, tetapi tidak masalah, ia akan terus berjuang.

"Makanya kalau makan jangan cepat-cepat, masih sakit?" tanya Angga seraya menepuk-nepuk punggung Ana.

"Udah nggak. Alhamdulillah," jawab Ana sambil tersenyum.

Angga lalu mengambil tisu dan menyeka sekitar mulut Ana. "Masih mau makan, atau mau pesan yang lain?" tanya Angga lagi. Ia sangat khawatir pada Ana.

"Nggak, Gue udah kenyang. Gue duluan ke kelas, ya," jawab Ana. Ia lalu berdiri.

"Ayo, bareng aja. Gue juga udah," ucap Angga.

"Eh, Ga, tungguin sebentar. Gue belum habis, masa ditinggal?" protes Gendis.

Angga melihat ke arah Gendis dan makanan di depan gadis itu. Tidak enak juga pergi meninggalkan temannya. Namun, ia juga tidak ingin membiarkan Ana pergi sendiri.

"Kita tunggu semua selesai makan, ya?" tanya Angga pada Ana.

"Gue, duluan aja. Kalian terusin aja makannya. Gue mau ke toilet dulu." Ana tetap akan pergi dari kantin dengan atau tanpa Angga. Ia sudah malas berada satu meja dengan Gendis. Ia sadar jika Gendis memandang tak suka padanya. Ia jengah diberi tatapan seperti itu. Ana pergi tanpa menunggu persetujuan mereka.

"Gue, duluan ya." Angga pergi ikut menyusul Ana.

Gendis langsung cemberut, ia kesal Angga memilih pergi bersama Ana. "Lo, suka sama Angga, ya?" tanya Seno.

Gendis menoleh pada Seno, "Nggak!" jawab Gendis cepat.

"Nggak usah ngelak, kelihatan kali!" ucap Seno.

Gendis menghela napas. "Iya, gue suka dia, tapi dianya nggak peka. Lo aja sadar kalau gue suka ama dia."

Seno tertawa. "Dia bukannya nggak peka, tapi karena prioritas dia itu Ana, makanya selama ada Ana di sekitarnya, dia nggak bakal peduli cewek lain." Seno ingin memanasi Gendis.

"Kelihatannya memang begitu. Berarti kalau Ana nggak ada di sekitarnya pelan-pelan gue bisa ambil hati dia?" tanya Gendis.

Seno mengedikkan kedua bahunya. "Angga itu orangnya sangat baik pada siapa pun. Kalau dia baik sama lo, bukan berarti dia suka ama lo, tapi setidaknya dengan sifat Angga itu, lo bisa manfaatin, biar dekat terus sama Angga. Gue yakin lama-lama kalau dekat pasti akan timbul rasa suka. Gue bantuin biar Ana jauh sama Angga, lo juga usahakan selalu dekat dengan Angga." Seno akan memanfaatkan Gendis untuk menjauhkan Angga dari Ana.

"Oke, Gue bakal pepet dia terus. Thanks ya Sen, lo mau bantuin gue." Gendis tersenyum senang.

Ana keluar dari toilet, ia terkejut mendapati Angga bersandar di dinding toilet. "Angga? Ngapain lo di sini?" tanya Ana.

"Tungguin lo lah!" jawab Angga.

"Lo bukannya tungguin Gendis makan?" tanya Ana dengan nada sedikit ketus.

"Ada Seno kok, yang nemenin dia. Yuk, kita ke kelas, sebentar lagi masuk!"

Angga mengantar Ana ke kelas ujian Ana. Ia mengobrol sebentar. Begitu bel masuk berbunyi Angga pun pergi ke kelasnya.

***

Ujian akhirnya selesai juga. Setelah ujian terakhir, Angga ingin mengajak Ana pergi.

"Ga, persiapan kamu gimana?" tanya Gendis.

"Alhamdulillah, udah beres, tinggal berangkat aja," jawab Angga. Ia lalu berjalan keluar kelas. Gendis mengikuti Angga.

"Ga, anterin gue beli perlengkapan buat di sana, yuk!" Gendis terus berusaha untuk dekat dengan Angga walau usahanya selama ini selalu gagal karena Angga menolak dengan banyak alasan.

"Sorry, Dis, gue mau pergi sama Ana. Hari-Hari terakhir gue di sini, gue mau habisin waktu bersama sahabat gue," Angga kembali menolak ajakan Gendis.

"Oh, oke. Gue ngerti. Pasti berat, biasanya kalian begitu dekat, tiba-tiba harus terpisah jarak yang jauh dalam waktu lama. Gue bisa minta anter yang lain, enjoy your time with her. Gue, duluan ya, Ga."

Gendis meninggalkan Angga. Ia akan mengalah kali ini, toh sebentar lagi Angga akan jauh dari Ana dan pergi bersamanya. Ia punya banyak waktu bersama Angga nanti.

Angga menuju ke kelas Ana. Ia berniat akan menghabiskan sisa waktu sebelum ia pergi bersama sahabatnya itu. Ia juga akan mengatakan pada Ana rahasia yang selama ini ia simpan. Ia sudah janji pada orang tuanya akan memberi tahu Ana setelah ujian.

"An, ujian sudah berakhir, kita rayakan dengan makan-makan, yuk! Gue traktir, deh!" ajak Seno.

"Boleh juga, siapa, sih, yang bisa nolak traktiran?" Ana tersenyum pada Seno.

"Oke, cus!" Seno membalas senyum Ana dengan lebar.

Mereka berdua lalu keluar kelas dan berjalan menuju parkiran. "An!" seseorang memanggil Ana. Mereka menoleh ke sumber suara.

"Angga? Sendiri?" tanya Ana begitu Angga sudah berada di dekatnya.

"Iya, emang ama siapa lagi?" tanya Angga.

"Ya, biasanya 'kan sama Gendis," sindir Ana. Belakangan ini Angga memang selalu bersama Gendis walau pulang tetap dengan Ana. Namun, selama di sekolah Angga dan Gendis selalu bersama.

"Dia duluan ada urusan. Gue mau ajak lo ke suatu tempat," jawab Angga.

"Sorry, Ga. Seno mau traktir buat ngerayain berakhirnya ujian. Kita makan-makan dulu, ya?" Ana tidak enak jika membatalkan janji dengan Seno.

Angga melirik Seno. "Boleh gue gabung, Sen?" tanya Angga.

"Ya bolehlah, pakai nanya. Kita kan sahabatan. Ayo, kita berangkat sekarang." Seno tentu tidak akan menolak di depan Ana.

Mereka lalu pergi bersama, Ana dibonceng Angga. Seno mengirim pesan pada seseorang sebelum ia naik ke atas motornya. Lihat saja, nanti pasti akan menjadi pertunjukan yang menarik.

...----------------...

1
Realrf
usaha Angga, coba kontak lagi. Terkadang semua tidak seperti yang kita pikirkan, ce ilah bijak amat gue kwkkwkw
Realrf: /Determined//Determined//Determined//Determined/
EuRo: terima kasih kak. ❤️
total 2 replies
AFat
saya suka, alurnya ringan tapi saya menikmatinya. Kata-katanya simple dan jelas saya bisa membayangkan seolah-olah sedang menonton drama remaja. Keren, semangat terus thor!
AFat
jadi ingat masa SMA dulu. Ah emang masa SMA penuh warna.
EuRo: Ya, masa yang tak bisa terulang dan penuh kenangan, terima kasih banyak, kak. baca terus sampai tamat ya, kak. terima kasih juga like nya.
total 1 replies
Realrf
next thor
EuRo: Terima kasih banyak kak, sudah like. berarti banget buat aku. jadi penambah semangat!,🥰🥰❤️❤️
total 1 replies
Haryanti Rayyan
lanjut akak
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
Nazwatalita
Lanjut Thorr
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!