NovelToon NovelToon
WHO'S THE NEXT

WHO'S THE NEXT

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Iqiss.chedleon

Bagaimana rasanya satu sekolah dengan pembunuh berantai? Ketakutan? Tentu nya perasaan itu yang selalu menghantui Shavinna Baron Maldives. Anak perempuan satu-satu nya dari keluarga mafia terkenal. Mungkin ini akan terdengar cukup aneh. Bagaimana bisa anak dari seorang mafia ketakutan dengan kasus pembunuhan anak SMA?
Bukan kah seharus nya ia sudah terbiasa dengan yang nama nya pembunuhan? Pasti begitu yang kalian semua pikirkan tentang Shavinna. Memang benar dia adalah anak dari seorang mafia, namun orang tua nya tak pernah ingin Shavinna tahu tentang mafia yang sebenarnya. Cukup Shavinna sendiri yang berfikir bagaimana mafia dari sudut pandang nya. Orang tua nya tak ingin anak mereka mengikuti jalan mereka nanti. Lalu bagaimana nya cara Shavinna menghadapi kasus pembunuhan yang terjadi di sekolah nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iqiss.chedleon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EGO

Sementara itu, saat Jovan dan Mona kembali ke markas besar. Ternyata Glori sudah sadar kan diri dan tampak membaik. Jovan dan Mona sudah khawatir di sepanjang jalan. Tapi saat sampai di sana, mereka di sambut dengan tidak ramah oleh kedua orang tua Glori. Jovan dan Mona tak marah sedikit pun, karena mereka tahu betapa kesal nya kedua orang tua nya Glori saat ini. Bahkan saat Glori sadar, ia tak mau bertemu dengan orang tua nya. Ia meminta Jovan dan Mona yang menemani nya di dalam. Bagaimana bisa kedua orang tua nya tidak kesal terhadap sikap anak nya itu? Mereka menyayangi Glori, tapi Glori belum bisa menerima perhatian lebih yang selama ini tidak pernah mereka tunjukan.

“Glori? Kamu baik-baik aja?” tanya Mona dengan mata yang berkaca-kaca.

“Ih, jangan nangis dong. Aku gapapa kok, Mon,” ucap Glori yang berusaha menenang Mona.

“Kenapa sih? Kenapa kamu keras kepala banget? Bukan nya istirahat yang bener, malah nyari masalah sama orang tua mu. Kamu ga mikir kami khawatir dari tadi?” sahut Jovan yang tampak kesal.

“Wait, jadi Kamu khawatir sama aku? Wah terharu banget nih. Kalau bukan karena Mona mana ada aku peduli sama kamu. Kepedean ih,” balas Glori yang jelas-jelas berbohong.

Jovan tak bisa terlalu keras pada Glori saat ini. Padahal Glori tahu resiko apa yang akan ia hadapi. Tapi tetap saja ia lakukan demi teman-teman nya itu. Di saat suasana mulai serius, tiba-tiba saja Hp Jovan berdering. Ternyata ada yang menelepon nya. Glori sendiri sudah tahu siapa yang menelepon Jovan. Terlihat dari sorot mata Jovan yang tampak sangat menantikan telpon itu. Jovan langsung mengangkat telpon itu di depan Glori dan Mona. Dan tebakan Glori sudah benar, yang menelepon Jovan adalah Jackson.

Glori cukup terkejut ketika melihat Jovan mengaktifkan speaker agar Glori dan Mona bisa mendengar nya. Mereka mendengarkan baik-baik apa yang mereka bicarakan. Ketika mendengar bahwa Jackson mengajak Jovan untuk berkumpul besok, membuat Glori agak terkejut. Ia langsung mengecek Hp nya yang selama ini Glori cilent agar tidak mengganggu. Ternyata sudah banyak pesan Shavinna yang masuk. Glori membaca satu persatu pesan nya dengan seksama. Setelah mengetahui maksud mereka untuk mengundang Glori dan Jovan, membuat Glori berfikir dua kali. Ketika Jovan selesai menelepon dengan Jackson, Jovan langsung bertanya apa yang akan Glori lakukan.

“Gimana ya? Tapi mereka sampai di teror kaya gitu. Mending kita ikut aja ya besok?” balas Glori yang masih tampak ragu.

“Dengan kondisi kaya gini? Kamu ga malu keluar dan ketemu mereka di sana?” tanya Jovan lagi.

“Kenapa memang nya? Kamu malu liat aku kaya gini?” jawaban Glori membuat Jovan sedikit merasa bersalah.

“Ah, aku ga maksud gitu. Tapi apa mereka ga curiga sama kita?” tanya Jovan balik.

“Mereka bakal percaya sama kita. Asal kan kita bawa saksi juga. Lagian Shavinna pasti ngeharep banget sama kita. Dia pasti pengen cepet-cepet nemuin pembunuh nya. Mereka ga akan ngetawain kondisi ku yang kaya gini kok,” Mona merasa kebingungan dengan apa yang Glori katakan, di tambah Glori memberikan tatapan aneh pada Mona.

“Kenapa? Jangan kaya gitu ah, serem,” timpal Mona.

“Besok kamu ikut ya sama kami?” ajak Glori.

“Ga mau ah, aku ga kenal siapa aja di sana. Lagian aku males, kalian berdua aja yang pergi. Masih banyak hal yang harus aku urusin di markas besar ini,” jawaban Mona membuat Glori sangat kecewa.

“Pliss, sekali ini aja. Kamu juga harus ketemu sama temen-temen ku yang lain. Jangan jadi kaya katak dalam tempurung dong. Mau sampai kapan kamu cuma berbaur di sini? Demi aku Mona, mau ya?” pinta Glori yang mulai tampak memelas.

Karena rasa bersalah nya pada Glori, Mona hanya bisa mengiyakan keinginan Glori.

“Tapi jangan paksa aku ramah ke mereka semua. Aku ga bisa langsung cocok sama orang baru,” jelas Mona.

“Yey, Mona memang terbaik deh. Kamu besok nemenin aku aja, ga usah terlalu berlebihan. Tapi mereka baik-baik kok, kamu ga usah khawatir. Kan ada aku sama Jovan di sana,” Glori tahu Mona belum terbiasa dengan dunia luar yang begitu terbuka. Mona tumbuh di markas besar sejak kecil. Jadi tak heran jika dia agak introvert. Di tambah lagi Mona merasa khawatir akan mempermalukan Glori di depan teman-teman nya di sana. Berbaur dengan tempat baru kecuali di medan perang adalah hal yang paling tak menyenangkan bagi Mona.

Jovan merasa bahwa ini adalah keputusan yang buruk. Ia tahu Glori ikut karena Shavinna yang meminta nya. Jovan bisa saja menolak ajakan Jackson demi Glori. Namun Glori tampak tak tega pada Shavinna jika ia menolak. Apa lagi kondisi tubuh Glori belum sembuh sepenuh nya. Glori sangat pede mengiyakan ke inginan Shavinna, karena ia tahu orang tua Glori tak akan tega melarang anak nya lagi. Mereka takut Glori akan nekat seperti tadi. Shavinna memang orang yang baik, tapi tak semua orang sebaik Shavinna untuk berada di dekat Glori. Sudah jelas Shavinna akan sangat perhatian pada Glori. Tapi bagaimana dengan anak-anak yang lain?

Di tambah lagi bagaimana jika ada hal buruk yang akan terjadi pada Glori esok? Jovan sendiri sudah sangat muak menghadapi orang-orang egois seperti itu. Namun mau bagaimana lagi? Jika keputusan Glori sudah bulat, tak ada yang bisa melarang nya.

Di sisi lain Glori tahu bahwa Jovan khawatir pada nya. Ia bisa saja mengalah kali ini. Tapi Jovan tampak seperti sudah pasrah dengan semua hal. Glori berfikir bahwa Jovan sangat ingin mengikuti pertemuan besok karena Jackson yang mengajak nya. Padahal apa yang Glori fikirkan berbeda dengan apa yang Jovan pikirkan. Begitu pula sebalik nya dengan Jovan. Mereka sama-sama lelah, tapi tak ada yang berani mengaku duluan. Jika mereka bisa berkomunkasi dengan baik, pasti tak ada masalah apa pun di antara mereka berdua. Sebenar nya Mona masih bimbang atas keputusan nya sendiri. Ia juga merasa bahwa perkumpulan Glori dengan teman-teman nya besok itu adalah ide buruk. Firasat Jovan dan Mona biasa nya tak pernah salah. Tapi melihat Glori yang tampak begitu bersemangat, tak mungkin mereka merusak kebahagiaan Glori kan?

“Kalau gitu kamu istirahat dulu. Jangan sampai besok kamu nya malah tumbang,” ucap Mona yang akhirnya mengalah.

“Okey. Kalian juga istirahat ya. Pasti kalian capek banget hari ini,” balas Glori sambil tersenyum puas.

Jovan langsung keluar dari sana tanpa sepatah kata pun. Sudah jelas ia sangat malas untuk ikut besok. Tapi tak mungkin pula ia membiarkan Glori dengan Mona hanya berdua di sana.

“Aku duluan ya Glor,” timpal Mona yang menyusul Jovan keluar.

Glori akhir nya bisa beristirahat dengan tenang. Balasan Glori juga sudah di baca oleh Shavinna. Glori yakin Shavinna pasti sangat senang sekarang. Glori berharap tidak akan ada masalah lagi esok dan kedepan nya. Ia sudah cukup lelah sekarang. Mona yang tahu bahwa Jovan sedang kesal, langsung berusaha meyakinkan Jovan untuk tidak perlu khawatir.

“Udah lah, ikutin aja mau nya Glori. Kasihan dia nya,” sahut Mona.

“Dia itu batu banget kalau di bilangin. Udah tahu kondisi nya lagi sakit gitu. Emang nya kuat buat ikut besok? Ide bodoh siapa sih itu?” Balas Jovan yang kesal.

Mona tak bisa berkata apa-apa lagi. Mona sendiri bisa merasakan kekesalan Jovan saat ini. Karena sudah merasa jenuh, Jovan langsung pergi meninggal kan Mona.

“Ya terus kita harus gimana? Dari dulu sampai sekarang, kalian berdua selalu sama. Makan tuh ego.” Gumam Mona.

Kedua orang tua nya Glori sudah pergi ke luar negeri lagi. Pekerjaan mereka tak bisa di tunda terlalu lama. Glori tak peduli mereka mau di samping Glori atau pun jauh dari Glori. Oleh karena itu Glori lebih terbiasa melakukan semua nya sendirian. Perhatian lebih hanya membuat Glori merasa geli dan aneh. Karena itu bukan hal yang bisa Glori dapat kan dengan mudah dari dulu.

1
onelldooo
💪🏻💪🏻💪🏻
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
jgn2 si evan nih playing victim pura2 luka pdhl dia buat smdiri...serem kl iya
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
kok nauren..bkne dia g hadir y thoe
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
pertemanan model apa ni ya? pd byk misteri , jack pake boong lagi
Balqis Risan ghaiza
/Good//Ok/
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
mmng ezra knpa? bkne baik2 saja stlh mnmukan kakaknya
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
shavina panggilane anna? bukan vina kah?
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
mgknkah sengaja meninggalkan jejak yg mengarah k glori? musuhnya orgtua glori mgkn y
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
ini ceritanya lbh mengarah kemana y? kasus pembunuhan berantai d sekolah yg entah siapa pelakunya apa kegiatan kemafiaan para orgtua yg entah sprti apa. pd sibuk smpe anak g keurus semua. glori jg bkne kel dia lbh baik dan penyayang y tp kok y ttp sbk g jelas kl kerja jd dirut atau apa br jelasy
Kios_@lez
/Good//Good//Good/
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
hmm siapa yg berani2 nya main2 d markas target. untung glory waspada
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
Q blm dong ceritanya, glori kenapa si evan siapa n kasih obat apa..
RanVr
woahh apani gloo suka jovan?/Shy/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!