Hot Summer Boyz yang diperankan oleh anggota group THE BOYZ : Hyunjae, Juyeon, Younghoon, Sangyeon, Sunwoo, Eric, Juhaknyeon, Jacob, Kevin, Changmin (Q), Chanhee (New) tentang sebelas cowok tampan yang sedang berlibur ke sebuah pulau tropis dan bertemu dengan gadis bernama Nikita serta dua sahabatnya, Echa dan Yesha.
Kehadiran para gadis ini yang nantinya bakal memicu cinta segitiga, momen manis, dan dinamika yang tak terduga.
⚠️Ini pengalaman musim panas yang tidak bisa kamu abaikan. HOT SUMMER BOYZ menunggu DEOBI! Let’s dive in!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sara Budi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 23 Turis Tua Bikin Kesel
Langit malam mulai berarak, membalut areal villa dengan suasana dingin yang mendamaikan. Nikita berdiri di pinggir jalan kecil dekat taman, tengah berbincang dengan seorang turis asing. Wajahnya tampak bingung, sesekali menggaruk kepala seperti mencari kata-kata yang tepat.
...“Sorry I don't understand what you want. It's better to just ask someone else”...
..."Maaf aku tidak mengerti apa yang kamu inginkan. Lebih baik tanyakan saja pada orang lain"...
ucap Nikita sambil tersenyum kaku.
..."Vous ne comprenez pas?! Mon quota est terminé ! Je veux emprunter ton téléphone portable pour contacter mon mari"...
..."Kamu tidak mengerti?! Kuota saya habis! Saya ingin meminjam ponsel kamu untuk menghubungi suami saya"...
Turis itu, seorang wanita tua berambut pirang dengan aksen Perancis yang kental terus berbicara sambil mengerutkan dahi. Nikita yang terus dipegangi tangannya hanya bisa bingung dan ingin melepaskan diri.
Nikita menelan ludah. “Ni nenek stres kali, ya!" Dia mulai panik, matanya melirik ke sekitar berharap ada yang bisa menolongnya.
...“Y a-t-il quelque chose que je puisse aider?” ...
..."Apakah ada yang bisa saya bantu?"...
Tiba-tiba sebuah suara lembut terdengar dari belakang Nikita. Ia menoleh dan mendapati Juyeon berjalan mendekat. Pria itu mengenakan kemeja putih yang digulung hingga siku, dengan ransel kecil tersampir di punggung.
Juyeon tersenyum kecil ke arah Nikita sebelum beralih pada turis tersebut. Ia mulai berbicara dengan lancar menggunakan bahasa Perancis.
..."Êtes-vous français?"...
..."Apakah kamu orang Perancis?"...
..."J'ai vécu en France pendant plusieurs années. Donc, je comprends tout à fait. Grand-mère a besoin d'aide?"...
..."Saya tinggal di Perancis selama beberapa tahun. Jadi, saya sangat mengerti. Nenek butuh bantuan?"...
ucap Juyeon lembut.
..."Je voulais contacter mon mari. Nous nous sommes séparés au restaurant quand je suis allée aux toilettes. Je suis vieille. J'ai oublié le chemin du retour à la villa"...
..."Saya ingin menghubungi suami saya. Kami berpisah di restoran ketika saya pergi ke kamar mandi. Saya sudah tua. Saya lupa jalan kembali ke villa"...
..."Oh je vois. Est-ce que grand-mère se souvient du numéro de téléphone de son mari ? je te prêterai mon téléphone portable"...
..."Oh begitu. Apakah nenek ingat nomor telepon suaminya? Aku akan meminjamkanmu ponselku"...
..."Je me souviens. C'est pour ça que je veux emprunter le téléphone portable de cette femme mais elle ne comprend pas ! Peut-être qu'il pense que je suis un criminel"...
..."Saya ingat. Makanya aku ingin meminjam ponsel wanita ini tapi dia tidak mengerti! Mungkin dia mengira aku penjahat"...
Unjuk si turis ke Nikita.
Nikita melongo. Dia bahkan tidak paham setengah dari apa yang diucapkan Juyeon, tapi turis itu terlihat lega dan mulai tersenyum. Setelah percakapan singkat, turis tersebut mengangguk sopan, mengucapkan sesuatu yang tampak seperti terima kasih, dan berjalan pergi.
Nikita masih terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.
“Loe... loe bisa bahasa Perancis?” tanya Nikita dengan nada tak percaya.
Juyeon tertawa kecil, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. “Iya. Loe kenapa? Kaget?”
“Banget! Serius, gue kira loe cuma pinter bahasa Korea sama Inggris doang” jawab Nikita jujur. “Keren, sih. Loe belajar di mana?”
Juyeon mengangkat bahu. “Dulu pernah tinggal beberapa tahun di Perancis, jadi ya mau nggak mau harus belajar. Tapi loe ketemu dia dimana?"
Nikita menghela napas panjang. “Gue ketemu dia di jalan. Guekan lagi mau ke beli makan. Eh tiba-tiba si turis narik tangan gue. Mana mukanya panik lagi"
Juyeon terkekeh pelan, tapi pandangannya seolah tajam ke wajah Nikita.
Hening sejenak, hanya terdengar suara dedaunan yang tertiup angin. Nikita merasa atmosfer mulai berubah aneh ketika Juyeon tiba-tiba mengubah topik pembicaraan.
“Nik,” panggil Juyeon pelan, membuat Nikita menoleh. “Gue mau nanya sesuatu. Loe sama Hyunjae ada apa sih sebenernya?”
Pertanyaan itu terasa seperti petir di malam kabut. Nikita langsung membelalak, mulutnya terbuka sedikit tanpa suara.
“Apaan, sih, Juyeon? Kenapa nanya kayak gitu?”
“Karena gue lihat,” Juyeon menjawab santai, meskipun sorot matanya tajam. “Akhir-akhir ini cara loe sama dia dari saling tatap, cara loe ngomong, itu nggak biasa. Loe nggak mungkin cuma temenan biasakan?”
Nikita terdiam. Ia tahu Juyeon orang yang observatif, tapi nggak menyangka akan seberani ini bertanya langsung. Masalahnya, nggak ada satu pun yang tahu tentang hubungan dia dan Hyunjae. Bukan karena malu, tapi lebih ke arah menjaga privasi.
“Juyeon, mungkin lo adalah first people yang bakalan denger ini. Gue sama Hyunjae udah officially” gumam Nikita akhirnya, suaranya hampir tak terdengar.
Mata Juyeon melembut, tapi ada bayangan sesuatu yang lain antara kecewa, syok, dan sedih.
“Oh ya?” ucap Juyeon, setengah berbisik.
“Juyeon...” Nikita mencoba bicara, tapi lidahnya kelu. Ia bisa merasakan detak jantungnya semakin cepat, sementara bayangan Hyunjae melintas di pikirannya.
“Loe nggak perlu jelasin, kok” potong Juyeon. “Gue cuma pengin tau aja. Hyunjae itu temen baik gue, jadi wajar kalau gue khawatir”
“Khawatir? Maksud loe apa?”
Juyeon tersenyum tipis, tapi ada rasa getir yang sulit disembunyikan. “Karena gue tahu dia keras kepala. Dan kalau urusan soal loe, dia bisa berubah jadi lebih manis”
“Juyeon...” Nikita mencoba mencari kata-kata yang tepat, tapi semua terasa salah. Ia tak ingin membuat keadaan semakin canggung.
Tiba-tiba Juyeon mengangguk pelan, wajahnya tetap tenang meski senyumnya penuh makna. “Gue ikut seneng buat loe sama Hyunjae. Serius”
“Tapi kenapa loe kayak..”
“Senyum gue gini?” potong Juyeon, menyelesaikan kalimat Nikita. “Nggak apa-apa, Nik. Kadang ada hal yang... ya udah, cukup disyukuri aja meski nggak bisa dimiliki”
Nikita tercenung, menatap Juyeon dengan pandangan yang sulit dijelaskan. Ada banyak hal yang ingin ia tanyakan, tapi ia tahu itu hanya akan memperumit keadaan.
“Gue cuma mau bilang satu hal,” lanjut Juyeon, suaranya terdengar lebih pelan. “Jagain Hyunjae baik-baik, ya. Kalau sampai dia bikin loe nangis, gue bakal ambil lo dari dia"
Nikita hanya mengangguk. “Gue bener-bener minta maaf ya, Juy"
Juyeon menghela napas panjang, lalu kembali tersenyum. Kali ini, senyumnya terasa lebih hangat meski tetap ada sedikit kesedihan yang membayang.
“Gue balik duluan, ya” ucapnya sambil melangkah pergi.
Nikita hanya bisa berdiri mematung, menyaksikan punggung Juyeon menjauh. Ada sesuatu dalam kata-katanya yang terasa seperti akhir dari sebuah cerita cinta segitiga di drama korea. OPPA......
Bersambung
Bagaimana tanggapan kalian?
■BANTU AUTHOR LIKE, FOLLOW, AND KOMENTAR YA🙏
GOMAWO CHINGU💙😉