Zahra gadis manis 21 th pintar ramah periang, tiba tiba di hadapkan dengan masalah hidup yang tidak pernah sedikitpun ada dalam bayangan hidupnya, kehilangan kedua orang tuanya, kehilangan kakak kandung beserta kakak iparnya dalam waktu bersamaan dalam sebuah kecelakaan dan harus memikul beban menyekolahlan ke dua adik kembarnya dan satu orang keponakan berusia 3th.
Bagaimana kisah hidup zahra??, yukkk... kepoin yukk....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Zahra sedang berjalan ke dalam ruangan bosnya mengantarkan sarapan dan kopi untuk sang Bos.
Zahra menata sarapan itu di meja tamu di dalam ruangan bosnya itu, tidak lupa Zahra juga menyediakan air mineral di dekat sarapan itu, setelah di cukup Zahra berniat untuk ke luar dari ruangan itu, tanpa menunggu pemilik ruangan.
Ceklek...
Ausss....
Saat Zahra ke luar dan membuka pintu ternyata di luar juga sama ada orang membuka pintu secara bersamaan menjadi Zahra yang tidak siapa, hampir terjungkal, namun dengan cepat Lucas menarik Zahra ke dalam pelukannya sedikit keras, membuat jidat Zahra membentur dada bidang Lucas.
"Haduhhh... ini dada apa tembok sih, sakit banget ini jidat" gerutu zahra yang belum sadar kalau masih di dalam pelukan Lucas, sambil mengusap usap jidatnya.
Lucas malah semakin mengeratkan pelukannya, mencari kesempatan saat yang punya badan belum sadar, diam diam Lucas menghirup wangi tubuh zahra yang menjadi candunya beberapa hari ini.
"Apa kau nyaman dalam pelukanku" tanya Lucas menggoda Zahra yang belum sadar.
Zahra tersentak kaget, dan ingin melepaskan pelukannya, malah tidak bisa, karena Lucas semakin memeluk erat Zahra hingga dadanya menyentuh tubuh Lucas, membuat Lucas menyeringai merasakan dada empuk Zahra.
"Lepas Pak, apa yang bapak lakukan" berontak Zahra kesal.
"Tidak ada, hanya memeluk seseorang yang mengatakan dadaku tembok, apa sekarang seperti ini rasa tembok?" ucap Lucas menempelkan dadanya ke tubuh Zahra yang lumayan mungil untuk ukuran Lucas yang berperawakan tinggi besar, maklum dia seorang blasteran australia.
"Pak, tolong lepaskan saya" tutur Zahra sedikit gugup karena dia baru kali ini bersentuhan dengan laki laki, walaupun dulu Zahra pernah berpacaran namun dia tidak pernah sedekat ini.
"Kenapa hmm.. apa kau gugup?" tanya Lucas berbisik di telinga Zahra bahkan dengan jahilnya Lucas menempelkan bibirnya di cuping telinga Zahra, membuat semua bulu di tubuh Zahra berdiri, dan membuat intinya berkedut, tidak hanya itu, hatinya ikutan berdangdut ria, mendapatkan perlakuan aneh bosnya itu.
"Ti-tidak..." ucap Zahra pura pura biasa saja sambil bibir mengerucut kesal, melihat tingkah bosnya itu, yang tidak melepaskan pelukannya dari tubuh Zahra sedikitpun.
"Masa sih, tapi kenapa jantung mu begitu heboh bunyinya" tutur Lucas, dengan tidak sopanya, dia mengecup leher Zahra dan sedikit menjilat.
"Pak... apa yang bapak lalukan!!" bentak Zahra saat dia merasakan lehernya di kecup dan berasa sedikit basa.
"Aku tidak melakukan apa apa" santai Lucas, dan melepaskan Zahra, karena dia merasa tidak aman, karena ulah sendiri, belut listrik lansung bereaksi.
"Dasar laki laki mesum" kesal Zahra dan menginjak kaki Lucas dengan kencang.
Auuu...
Pekik Lucas menahan sakit.
"Syukurin emang enak, makanya jadi orang jangan mesum, sembarangan cium cium dan peluk peluk orang, di kira ini di luar negeri apa" sungut Zahra dan mendelik kesal, dia keluar dari ruangan itu, sambil mencubit kecil roti sobek di perut Lucas itu.
Aiss......
"Sakit sayang, kenapa cubit cubit sih" omel Lucas menggoda Zahra dengan sebutan sayang, tentu saja mata Zahra melotot lucu melihat ke arah Lucas Itu.
"Apa panggil panggil sayang, dasar laki laki mata keranjang, bibir beracun" kesal Zara, berlalu
Blam....
Bunyi pintu di banting oleh Zahra membuat Angel di luar terjengkit kaget, dan Lucas di dalam ruangan juga ikutan terjengkit.
"Dasar gadis bar bar" kekeh Lucas sambil melihat pintu yang sudah tertutup itu.
"Astaga... Ra! bikin jantungan aja sih!" omel Angel dengan wajah pucat nya.
"Sorry..." cengir Zahra merasa bersalah.
Bersambung.....