NovelToon NovelToon
I Will Save You This Time

I Will Save You This Time

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Rebirth For Love
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: qinaiza

Cerita ini untuk fatcat dengan happy ending

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Saat sampai di apartment, seusai pulang dari kampus. Tiba-tiba saja Nathan dihampiri oleh seorang lelaki dengan pakaian formalnya. Siapa orang itu dan ada apa gerangan, pikirnya.

"Permisi, boleh saya berbicara dengan anda sebentar ?" lelaki tersebut bertanya padanya, meminta untuk berbicara empat mata. Nathan pun menyanggupi permintaan tersebut.

"Boleh, mari kita berbicara di dalam saja." ajaknya, yang diangguki oleh lelaki itu.

"Silahkan duduk. Anda ingin air minum biasa atau apa ?" tanya Nathan yang dibalas dengan gelengan kepala.

"Tidak perlu repot-repot. Saya hanya akan menyampaikan suatu hal yang penting."

"Baiklah kalo begitu"

"Sebelumnya perkenalkan nama saya Blake, asisten atau bisa juga dibilang orang kepercayaan Sir Dominic McCartney." Nathan mengangguk mendengar perkenalan dari seseorang yang ada didepannya ini.

"Jadi disini yang ingin saya sampaikan adalah, bahwa anda adalah putra kandung dari tuan saya, Sir Dominic McCartney."

"Tidak, itu tidak mungkin. Ayah saya adalah Parviz Harrison, bukan orang yang anda sebutkan tadi." sangkal Nathan dengan raut muka terkejut mendengar pernyataan yang diucapkan lelaki bernama Blake tadi.

"Itu benar, anda adalah putra dari Sir Dominic McCartney. Beliau adalah Ayah kandung anda yang sebenarnya." Blake menyerahkan sebuah hasil tes DNA. Dilihatnya kertas yang dibungkus dengan amplop putih, dengan lambang rumah sakit di bagian sudut atas amplop.

Nathan membacanya dan kemudian dibuat tercengang, karena yang dikatakan Blake memanglah sebuah kebenaran.

"Jadi, saya benar putra kandungnya ?" tanya Nathan, ia masih tidak percaya dengan kenyataan yang begitu mengejutkan ini.

"Benar" jawab Blake sembari mengangguk.

"Lalu apa yang diinginkannya dengan memberitahukan hal ini kepada saya ?"

"Tentu saja agar anda bisa tinggal bersama tuan saya di kediaman McCartney. Dan juga, anda akan dilatih untuk menjadi penerus Sir Dominic."

"Kenapa harus saya ? Apa tidak ada anaknya yang lain yang bisa dijadikan penerus ?" tanya Nathan penasaran.

"Tuan saya hanya memiliki anda sebagai anaknya. Jadi karena itulah, beliau menginginkan anda sebagai penerusnya." jelas Blake

"Saya pasti tidak boleh menolak kan ?" Blake mengangguk mengiyakan pertanyaan Nathan.

"Baiklah. Kapan saya akan pindah dan tinggal bersamanya ?" entahlah, Nathan masih belum bisa memanggil Ayah kandungnya dengan benar.

"Lebih cepat lebih baik." Nathan mengangguk paham.

"Kalo begitu, berikan saya waktu untuk berpamitan dengan keluarga saya yang lainnya. Besoknya saya baru pindah, boleh kan ?" pinta Nathan

Dia merasa harus berpamitan dan menceritakan kebenaran ini semua pada Nenek juga kedua kakaknya. Rasanya begitu berat menerima kenyataan yang diketahuinya hari ini, namun dirinya sendiri juga tidak bisa menolak.

"Iya boleh"

"Oh ya, saya ingin bertanya satu hal lagi. Jika tuan anda adalah Ayah kandung saya, lantas Ibu saya itu benar Ibu kandung saya atau bukan ?"

"Ibu anda yang merawat anda sedari kecil, memang benar dialah Ibu kandung anda." Nathan mengangguk paham. Sorot matanya kini memancarkan kekecewaan. Bagaimana bisa Ibunya selama ini ternyata orang yang seperti itu. Dan mengapa bukan menikah lagi dengan Ayah kandungnya, tapi malah dengan orang lain.

Memang Ibunya begitu sih, tidak pernah bisa diharapkan. Semenjak hubungan dengan Ayahnya kandas, Ibunya menikah lagi dengan orang lain. Bahkan tidak pernah sekalipun datang untuk mengunjungi dirinya, kakak-kakaknya, atau Nenek yang bisa dibilang Ibu kandung dari Ibunya.

Ayahnya juga sama saja, menikah lagi dengan wanita yang lebih muda. Tidak pernah mengunjunginya juga tidak memberikan uang. Selama ini kakak-kakaknya berusaha untuk mencari uang sembari bersekolah. Untung saja dirinya dan kedua kakaknya itu pintar sehingga mendapatkan beasiswa. Setidaknya hal tersebut agak membantu. Nathan juga ikut membantu mencari uang walau tidak semaksimal kakak-kakaknya karena memang tidak diperbolehkan.

Ya, dari awal merenggangnya hubungan Ayah dan Ibunya, keluarga mereka sudah tidak ada harapan untuk terus bersama. Karena akhirnya berujung perpisahan keduanya, meninggalkan anak-anaknya yang masih membutuhkan sosok orang tua. Nathan benar-benar iri dengan potret keluarga cemara. Ia ingin merasakannya, bukan hanya diawal tapi juga sampai akhir.

"Mungkin aku akan menemui Ibu untuk meminta penjelasan." batinnya

...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...

"Nathan, akhirnya kamu kesini juga. Nenek kangen sama kamu." ujar Rosalind, Neneknya Nathan, saat membuka pintu. Melihat siapa yang berkunjung, dan ternyata itu adalah cucunya. Langsung saja dipeluknya sang cucu erat-erat.

"Yuk masuk, Nenek bakal masakin makanan kesukaan kamu." Nathan mengangguk, kemudian mengikuti langkah Neneknya untuk masuk ke dalam rumah.

"Makasih Nek" Rosalind membalasnya dengan tersenyum.

Sembari menunggu Neneknya selesai memasak, Nathan melihat sebuah tayangan dari televisi.

"Ayo ke ruang makan, ayam kecap kesukaan kamu udah jadi." ajak Rosalind pada cucunya yang tengah serius melihattelevisi.

"Iya Nek, ayo."

*

Nenek dan cucunya itu menikmati makanan dengan santai dan nikmat. Usai menghabiskan makanan miliknya, Nathan menunggu sang Nenek agar menghabiskan makanannya juga, barulah dirinya akan memulai percakapan.

"Nek, ada yang ingin Nathan sampaikan pada Nenek." Nathan mulai berbicara dengan nada serius.

"Apa itu sayang ?" Rosalind bertanya dengan penasaran, karena Nathan berkata dengan raut wajah yang serius.

"Ternyata Nathan bukan putranya Ayah Nek. Nathan anak orang lain." Rosalind sontak terkejut mendengar pernyataan dari cucunya barusan.

"Apa ? Kamu gak becanda kan Nathan ? Mana mungkin..." belum sempat menyelesaikan ucapannya karena begitu terkejut, Nathan menyodorkan pada Rosalind sebuah amplop putih.

Rosalind menerima amplop tersebut dan mulai membaca tulisan yang ada dalam kertas itu.

"Jadi benar kamu bukan putra Parviz ?" Nathan mengangguk mengiyakan.

"Tapi Nathan tetap putranya Mama." Rosalind menghela nafasnya.

"Ini semua salah Nenek" akunya dengan raut muka bersalah.

"Kenapa Nenek bicara begitu ?" tanya Nathan dengan heran.

"Ada suatu hal yang belum Nenek bicarakan padamu dan juga kakak-kakakmu. Nenek rasa sekarang kalian berhak mengetahuinya."

"Apa yang Nenek rahasiakan dari kami ?"

"Kita tunggu kakak-kakakmu pulang terlebih dahulu ya. Baru Nenek akan menceritakan semuanya pada kalian." pinta Rosalind yang disetujui oleh Nathan.

"Baiklah Nek" pikirannya kini dipenuhi oleh banyak hal. Satu hari yang mengubah hidupnya dengan kenyataan yang mengejutkan. Kali ini kenyataan apalagi yang akan mengejutkan dirinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!