Retno adalah seorang istri yang baik dan setia, Retno selalu mengalah dalam hal apa pun walaupun tidak bisa di pungkiri sebagai istri ada rasa kesal dan emosi nya.
Retno terus bertahan dengan Rio suami nya hanya karena memikirkan ke dua anak nya dan juga memikirkan kesehatan ibu nya.
Lama kelamaan pertahanan Retno melemah, rasa sabar dalam diri Retno menghilang sehingga Retno memutuskan untuk kembali ke rumah orang tua nya.
Bagaimana kisah Retno selanjutnya, apa yang di lakukan oleh Rio sehingga kesabaran Retno menghilang?
Dan bagaimana kehidupan Retno dan ke dua anak nya setelah Retno memutuskan untuk kembali ke rumah ke dua orang tua nya.
yuk baca cerita nya di Hilangnya Kesabaran Seorang Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 HKSI
Semenjak itu Ardan memang terlihat selalu masuk sekolah tapi sikap Ardan semakin hari semakin berbeda.
Entah karena pergaulan atau karena kurang nya sosok seorang ayah sehingga membuat Ardan semakin berani dan kadang melawan kepada Retno.
Retno sedih dan selalu menangis sendirian di dalam kamar memikirkan nasib nya saat ini, suami yang tidak pulang-pulang dan juga anak-anak yang terbengkalai karena dirinya harus berperan menjadi seorang ayah sekaligus seorang ibu.
Setelah sholat subuh Retno pergi ke warung dan hampir mau adzan Maghrib Retno baru pulang ke rumah sehingga Retno tidak ada waktu lagi untuk selalu bersama ke dua anak nya.
Bukan Retno tidak mau bermain dan selalu bersama ke dua anak nya, tapi memang waktu nya yang tidak bisa.
Retno yang harus mencari uang di luar rumah dan ketika pulang Retno harus menjadi seorang ibu rumah tangga yang harus membereskan rumah serta mencuci pakaian dan yang lain nya hingga tengah malam.
Jangankan dengan Ardan, dengan Bela saja Retno hanya bisa menemani nya sebentar saja.
Retno sadar dirinya pun salah karena sudah membiarkan ke dua anak nya, tapi mau bagaimana lagi Retno juga banyak kebutuhan yang mengharuskan dirinya untuk bekerja keras dalam mencari nafkah.
setiap hari Retno lalui bersama ke dua anak nya dengan peran menjadi seorang ibu dan sekaligus seorang ayah, Retno tidak perduli mau cuaca hujan atau pun cerah, di benak Retno yang ada hanya mencari uang dan uang untuk memenuhi kebutuhan mereka bertiga.
Retno belum bisa bernafas dengan lega karena dia masih membayar angsuran ke bank bekas suami nya pinjam dulu di saat pertama kali membuka warung nya.
Satu Minggu satu bulan hingga tiga bulan pun berlalu hingga suatu sore di kala Retno baru saja melayani pembeli tiba-tiba ada seorang laki-laki yang mengendarai sebuah motor berhenti di depan warung nya.
Retno tidak mengenali nya karena laki-laki tersebut mengenakan sebuah helm yang tertutup, dengan bibir tersenyum Retno menyapa nya.
"Maaf cari apa yah?" Tanya Retno dengan ramah, sudah terbiasa bagi Retno melayani pembeli dengan ramah dan baik.
"Bela kemana?" Tanya laki-laki tersebut sambil membuka helm nya membuat senyuman di bibir Retno menghilang.
Kesal, rindu, benci bercampur menjadi satu di dalam diri Retno, tubuh nya sedikit gemetar ketika melihat siapa yang ada di hadapan nya kini.
Dengan ekspresi yang tidak bersahabat Retno memalingkan muka nya, "Di rumah." Jawab Retno.
Melihat wajah Retno yang tidak bersahabat Rio langsung melajukan kembali motor nya menuju ke rumah.
Retno hanya terdiam sambil merapihkan warung nya, "Malas sekali aku pulang." Gumam Retno.
Sekitar jam setengah enam sore terlihat Ardan sama Bela menggunakan motor yang di pakai Rio tadi.
"Kalian mau kemana?" Tanya Retno.
"Ngga kemana-mana cuma main aja kesini."
"Tumben, apa di suruh ayah pergi kesini?" Retno merasa aneh dengan Ardan karena selama ini Ardan jarang pergi ke warung.
"Iyah, tadi ayah tanya mamah kapan pulang."
"Oh, ya udah ayo pulang mamah juga mau beres-beres dulu." Ardan pun melajukan kembali motor nya dengan Bela yang masih duduk di belakang Ardan.
Tidak lama kepergian Ardan terdengar suara adzan berkumandang, Retno bingung antara pulang atau tidak.
Jika pulang dirinya malas untuk bertemu dengan Rio, tapi jika tidak pulang dirinya merasa kasihan kepada Bela serta bingung harus tidur dimana.
Setelah meyakinkan dirinya Retno pun pulang ke rumah, sebelum pulang Retno menyempatkan untuk menenggak pil kb nya.
Retno berpikir kalau Rio pulang akan tidur di rumah, dan selayak nya pasangan suami istri yang sudah lama tidak bertemu maka mereka akan merindukan untuk tidur bareng dan melakukan hubungan suami istri pada umum nya.
Tapi begitu Retno masuk ke dalam rumah, Retno melihat sebuah tas yang berukuran sedang dan Retno bisa menebak kalau isi tas tersebut baju-baju nya Rio.
"Aku kira kamu akan pulang dan berkumpul bersama kita mas, tapi ternyata kamu pulang hanya untuk mengambil baju-baju kamu." Gumam batin Retno.
Sekuat tenaga Retno menahan amarah nya, Retno sudah membayangkan kalau dirinya akan berkumpul kembali dengan suami nya dan menjalani hidup rumah tangga seperti pada umum nya.
Retno juga melihat beberapa lembar kertas di dekat televisi membuat Retno membaca nya karena penasaran.
Walaupun Retno tidak sekolah sampai kuliah, tapi Retno tidak bodoh-bodoh amat, Retno merasa kalau berkas itu hanya formalitas dan sebenarnya tidak menghasilkan apa pun.
Terdengar suara B..ela dan Rio sedang berbincang di dalam kamar Bela sementara Ardan tidak terlihat dan kemungkinan ada di rumah ke dua mertua Retno.
Dengan perlahan tapi pasti Retno berjalan dan langsung masuk ke dalam kamar mandi tanpa menghiraukan Rio dan Bela.
Retno membersihkan tubuh dan melaksanakan sholat Maghrib yang sudah terlambat karena Retno sengaja pulang terlambat untuk menghindari Rio.
Retno benar-benar tidak memperdulikan Rio dan tidak mau banyak bertanya lagi daripada ujung-ujung nya Retno merasa sakit hati.
Setelah mengganti baju nya dengan baju tidur Retno langsung membaringkan tubuh nya.
Untuk malam ini Retno tidak akan mengerjakan apa pun, Retno tidak perduli dengan baju dan piring kotor yang sudah mulai numpuk.
Retno hanya ingin menghindar dari Rio dan tidur dengan nyenyak, Retno membayangkan Rio akan masuk ke kamar dan tidur di samping nya seperti awal-awal mereka menikah.
Dan jika itu terjadi Retno merasa tenang karena Retno sudah menenggak pil KB, Retno tidak mau sampai mengandung kembali apalagi melihat sikap dan perlakuan Rio terhadap diri nya dan juga ke dua anak-anak nya.
Sambil menunggu kedatangan suami nya Retno bermain ponsel, terdengar suara langkah dan pintu yang akan terbuka.
Retno langsung menyimpan ponsel dan memeluk guling dengan posisi membelakangi pintu kamar.
"Pasti mas Rio mau tidur."
Retno memang sakit hati dan marah ketika Rio menghina nya waktu itu, tapi Retno juga seorang wanita normal yang sangat membutuhkan belaian serta kehangatan, dan menurut Retno dirinya wajar untuk meminta semua itu kepada Rio.
Terdengar Rio membuka pintu nya dan menuju lemari baju mereka, Retno terus memasang telinga nya baik-baik dan berharap Rio tidur dan memeluk nya saat ini.
Tapi harapan dan bayangan Retno tidak sesuai dengan yang ada di pikiran nya ketika Retno mendengar suara motor pergi dari rumah nya.
Retno mengira Rio menutup pintu kamar mau tidur di samping nya, tapi ternyata dia hanya mengambil sesuatu dari lemari dan setelah itu pergi kembali dengan membawa sebuah tas yang berisi banyak baju.
Sakit, sedih dan juga marah yang sedang di rasakan Retno, padahal Retno sangat mengharapkan Rio untuk tidur bersama nya setelah beberapa bulan tidak bertemu dan tidak melakukan nya.