Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34: Tidak Sadarkan Diri
"Dariel... Dariel.. buka pintunya sialan," ucap Casey kuat menendang kuat pintu.
"Akh... sial. Aku harus keluar dari sini." Casey memukul-mukul kuat pintu.
Dariel berjalan menjauhi gudang tersebut tanpa memperdulikan Casey yang menendang-nendang pintu.
"Jika kalian masih ingin bekerja di sini maka jangan pernah membuka pintu sebelum ada perintah dari ku," tukas Dariel pada Carla dan Lily, lalu pergi menuju kamarnya.
Di dalam gudang Casey berhenti menggedor-gedor pintu dan berteriak. Casey menyerah, ia lelah dan tidak ingin kehabisan suaranya. Lagi pula sekeras apapun dia berusaha, Dariel tidak akan perduli.
Casey membaringkan tubuhnya di atas sofa tua setelah membersihkannya. Ia teringat dengan kata-kata terakhir Dariel yang menyebutkan nama seorang wanita.
"Memangnya siapa si Jenifer itu sampai-sampai dia bisa semarah itu," gumam Casey melihat pergelangan tangannya yang masih sakit. Tenaga pria itu sangat kuat.
"Harusnya dia berterima kasih padaku karena sudah merapikan rumah kacanya yang berantakan itu," cibir Casey.
Siang harinya Dariel sedang mengadakan rapat di kantornya. Ponsel miliknya bergetar, Dariel memberi kode pada Chris sekretarisnya yang duduk di sampingnya untuk mengangkatnya. Chris lalu mengangguk dan membawa ponsel Dariel ke luar.
Hampir 2 jam rapat berlangsung. Dariel kembali ke ruangannya setelah rapat selesai.
"Bagiamana dengan wanita yang mirip dengan Jenifer itu Chris? apa kamu sudah mendapatkan informasinya?" tanya Dariel duduk di sofa.
"Sepertinya aku salah lihat Dariel. Aku sudah pergi ke rumah orang tua Jenifer untuk memastikannya," ucap Chris. Dariel menghela nafasnya.
"Siapa yang menghubungi ku Chris?" tanya Dariel mengubah topik pembicaraan.
"Keponakan mu, sepertinya dia ingin berbicara dengan istrimu," jawab Chris yang tau hubungan antara Casey dan Dariel karena dia juga hadir di acara pernikahan bosnya kemarin.
Dariel seketika teringat dengan sesuatu, ia mengambil ponselnya dan mengubungi seseorang.
"Halo tuan.. nyonya maksud saya Casey... Casey.. tidak sadarkan diri," ucap Carla sebelum Dariel berbicara. Sebenarnya ia ingin menghubungi Dariel dan ternyata Dariel lebih dulu menghubunginya.
"Apa kalian sudah memanggil dokter?" tanya Dariel, wajahnya terlihat khawatir.
"Sudah tuan, dokter sedang memeriksanya sekarang," jawab Carla.
"Ada apa? kamu terlihat khawatir?" tanya Chris saat Dariel mematikan ponselnya.
"Wanita itu sedang tidak sadarakan diri," ucap Dariel mengambil jasnya.
"Jika ada yang mencariku, katakan aku sedang tidak di kantor Chirs," ucap Dariel memakai kembali jasnya dan pergi.
Chris hanya menatap heran kepergian atasannya itu, "Apa dia sedang menkhawatirkan istrinya?" gumam Chris.
Setibanya di parkiran kantor, Dariel masuk ke dalam mobilnya. Ia kemudian melajukan mobilnya menuju rumahnya.
Tak lama kemudian Dariel tiba di depan rumahnya. Seketika ia tersadar dengan dirinya sendiri.
"Ada apa ini, kenapa aku kembali ke rumah hanya kerena mendengar wanita itu tidak sadarkan diri," gumam Dariel menggelengkan kepalanya.
"Memangnya dia siapa hingga aku harus pulang ke rumah," batinnya mencoba menyangkal sesuatu dalam dirinya.
"Tuan, anda sudah kembali," ucap Lily yang tak sengaja melihat Dariel masuk ke rumah saat dia hendak menuju dapur ingin membuat makanan untuk Casey.
"Bagaimana keadaan wanita itu?". Sial, mulutnya sepertinya perlu diberi pelajaran, bagaimana bisa kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.
"Dokter bilang nyonya Casey tidak sadarkan diri karena maag-nya kambuh, sejak tadi malam ia belum makan apapun," ucap Lily. Kalau saja bukan karena Carla ingin memberi Casey makan tanpa sepengetahuan Dariel, mungkin mereka tidak akan tau jika Casey pingsan.
"Tuan saya permisi dulu," ucap Lily.