NovelToon NovelToon
Kisah Kimeera

Kisah Kimeera

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Gibran Atharrazka

Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.

Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.

ikuti kisah Kimeera disini yah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Kim termangu melihat Aurora melangkah menuju kearahnya dengan senyum manis dan lambaian tangan penuh semangat.Seolah mereka sudah begitu saling mengenal cukup lama.

"Hai kak"sapanya dengan nada ceria.

"Kenapa kamu ada disini?"tanya Kim heran.

Pasalnya ia tak menyangka jika Aurora akan datang di hotel tempat ia menginap dengan memakai pakaian seragam sekolah yang hanya di tutupi cardigan berwarna pink.

Kim sedang berada di restoran hotel untuk sarapan pagi itu,sementara Vihaan tidak nampak karena sedang ada urusan masalah pekerjaan.

"Kamu dengan siapa kesini?"tanya Kim mengedarkan pandangan ke berbagai arah.

"Sendirian,saya bolos kak"kata Aurora sambil cengengesan.

"Bagaimana kamu bisa tahu aku ada disini?"tanya Kim dengan nada curiga.

Aurora duduk di kursi kosong di hadapan Kim menatap wajah saudara seayahnya itu lantas berkata

"Mudah saja kak,disini hotel yang paling bagus hanya hotel ini,tidak mungkin kan kakak ipar mencari hotel jelek untuk menginap malu sama mobil mahalnya".

Kim tersenyum tipis,Aurora ini lumayan cerdas juga.

"Lalu kenapa kamu sampai bolos hanya untuk bertemu denganku?"tanya Kim lagi.

"Tidak apa-apa hanya ingin bertemu saja.Tidak ada hubungannya juga dengan ayah.Saya tidak bisa memaksa kakak untuk memaafkan ayah itu hak kakak.Hanya saja saya ingin mengenal kakak lebih dekat"kata Aurora.

"Kenapa?"tanya Kim.

"Ya karena saya rasa itu penting buat saya.Aduh kak,kenapa pertanyaan kakak terasa mengintimidasi sih"ujar Aurora dengan wajah cemberut dibuat-buat.

"Ya karena aneh saja,kadangkala orang yang berada di posisimu pasti merasa benci denganku.Karena mungkin merasa tersaingi atau semacamnya.Aku tidak bisa percaya begitu saja padamu.Dan jujur aku iri padamu yang lahir dan tumbuh di bawah pengasuhan lengkap kedua orangtuamu"ungkap Kim membuat Aurora menatap sendu gadis itu.

"Maaf untuk itu kak,terlepas dari kesalahan ayah dimasa lalu,saya hanya ingin mengenal kakak saja secara pribadi.Anggap saja saya adalah kenalan baru kakak di sini dan kita akan berteman mulai sekarang"ujar Aurora meminta.

"Aku tidak punya teman dekat sebelumnya,kecuali dua orang saja itupun bukan perempuan"kata Kim.

"Kenapa?"tanya Aurora heran.Pasalnya di jaman sekarang mustahil jika wanita secantik Kim tidak punya teman dekat yang bisa di ajak hang out atau berbelanja bersama.

"Bagaimana kamu bisa melewati semuanya sendiri kak?tanpa seorang bestie?"tanya Aurora penasaran.

"Mudah saja,aku punya mama yang bisa melakukan segala apapun denganku,termaksud pergi ke mall atau sekedar nongkrong manis di cafe.Lalu Sam dia selalu membantuku saat aku butuh bantuan dan Vihaan siap melakukan apapun yang aku mau dan inginkan"kata Kim membuat Aurora memasang wajah antusias.

"Ya beruntung sekali kakak,bunda mau mau ikut nongkrong manis seperti itu denganku"kata Aurora mengeluh.

"Beruntung menurutmu?kamu yang beruntung bisa merasakan kasih sayang orangtua lengkap"kata Kim membuat Aurora terdiam.

Benar dugaannya jika Kim ini memang haus akan kasih sayang seorang ayah.Ingin rasanya ia mengumpat namun yang ingin di kata-katai itu adalah orang yang berstatus ayahnya sendiri.Menjengkelkan sebenarnya tapi Aurora bisa apa,mau semarah apapun juga tetap saja jalan takdirnya sudah seperti itu.

"Lupakan saja kak,ngomong-ngomong dimana kakak ipar kenapa tidak terlihat?"kata Aurora.

"Kenapa kamu naksir sama dia?"tanya Kim tajam.

"Oh jangan salah sangka kak,kakak ipar milik kakak tidak bisa dibagi dengan siapapun.Tenang kak saya tidak berniat merebutnya.Saya tidak berminat menjadi pelakor"ujar Aurora lugas.

"Yakin?"tanya Kim terdengar curiga.

"Yakin seratus persen"jawab Aurora mantap.

"Kim selesai sarapan dan berniat kembali ke kamarnya.Aurora tetap mengikuti dimanapun Kim akan pergi.

"Kenapa masih mengikutiku?"tanya Kim dengan wajah jutek.

"Masih ingin saja"jawab Aurora acuh.

"Astaga yang benar saja.Kita baru bertemu tiga kali,kita tidak sedekat itu"gerutu Kim dengan nada kesal.

"Tidak dekat makanya saya mau mendekat.Saya mau kenal sama kakak biar tambah sayang,seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang"sahut Aurora tetap mengikuti langkah kaki Kim.

"Astaga kenapa kamu menyebalkan seperti Juan sih?"gerutu Kim keceplosan.

"Hha?siapa itu Juan?"tanya Aurora penasaran.

"Bukan siapa-siapa.Lebih baik kamu segera pulang dan jangan selalu membolos"kata Kim menatap tajam pada Aurora.

"Jangan galak-galak kak,cukup saja kak Aluna yang suka galak kakak jangan ya"kata Aurora sambil mengedipkan matanya dengan gaya centil.

"Terserah saja lah,aku mau balik kekamar"kata Kim seraya berlalu pergi meninggalkan Aurora yang malah tersenyum senang.

"Dih galaknya,tapi lucu juga kakakku itu"ucap Aurora lantas berbalik keluar hotel.

****

Kim tersenyum samar,mengingat sikap Aurora yang agak menjengkelkan itu membuat ia mengingat Juan kembali.Entah dimana lelaki itu sekarang berada Kim juga tidak terlalu peduli.

"Meera apa kamu di dalam?"tanya Vihaan dari balik pintu.

"Iya"jawab Kim lantas bergegas membuka pintu kamarnya.

"Ada apa?"tanya Kim menatap Vihaan.

"Besok kita pulang,ada pekerjaan yang tidak bisa aku selesaikan dari jarak jauh.Kamu tidak apa-apakan harus ikut pulang.Takutnya mereka malah curiga kalau kita tidak sedang mendaki gunung lagi"kata Vihaan.

"Eh soal mendaki gunung bagaimana?"tanya Kim terlihat cemas.

"Tenang Ben sudah mengurusnya.Nanti foto-foto editan aku kirim ke ponsel kamu ya"jawab Vihaan membuat Kim lega.

"Ah syukur lah"kata Kim dengan nada lega.

Vihaan tersenyum senang,menepuk puncak kepala Kim pelan.

"Ya sudah,kamu mulai berkemas mulai sekarang,biar besok tinggal berangkat saja"kata Vihaan lagi di angguki Kim dengan patuh.

"Anak baik"ucap Vihaan membuat Kim mendengus.

"Tidak perlu menyindir"ucap Kim ketus membuat Vihaan tertawa pelan.

"Kamu memang anak baik"jawab Vihaan seraya berlalu membuat Kim hanya bisa mendengus kesal.

****

Kim dan Vihaan sudah tiba di rumah masing-masing tanpa ada drama pertanyaan tentang pendakian mereka,dikarenakan semua sibuk dengan pekerjaan.

"Mbak Ika,boleh aku bertanya sesuatu sama mbak?"tanya Kim ketika menghampiri perempuan itu di dapur.

"Mau nanya apa non?"tanya mbak Ika sambil terus mencuci piring bekas sarapan pagi.

"Mbak Ika ikut mama sejak kapan?"tanya Kim lagi.

"Ya sejak non kecil,waktu itu ibu mulai sibuk kerja jadi non mbak yang jaga.Kenapa?"ucap mbak Ika menoleh pada Kim dengan raut heran di wajahnya.

"Apa pernah papa kandungku datang kemari mencari mama atau aku?"tanya Kim lagi.

"Seingat mbak tidak pernah ada orang yang datang mencari non atau ibu dan mengaku sebagai papanya non"jawab mbak Ika yakin.

"Kenapa non bertanya soal itu?apa ada masalah ketika non ada di luar kota?"tanya mbak Ika penasaran.

"Tidak ada sih mbak.Aku hanya penasaran saja soal itu.Maaf ya mbak tapi soal ini jangan bilang sama mama.Aku takut nanti mama sedih lagi"kata Kim pelan.

"Iya non,tenang saja pasti mbak tidak akan mengatakan hal itu sama ibu.Mbak tahu kok non"kata mbak Ika penuh pengertian.

"Terima kasih mbak,aku ke atas dulu ya"kata Kim seraya berbalik pergi dari sana meninggalkan sejuta tanya dalam benak mbak Ika.

Sejak kecil,walaupun sering di katai anak tanpa ayah Kim tidak pernah menanyakan hal itu.Tapi kenapa ketika ia pulang dari luar kota tiba-tiba ia menanyakan hal tabu yang tak pernah di bicarakan di dalam rumah itu.

Pasti ada sesuatu yang sudah terjadi,namun mbak Ika tidak bisa menebak hal itu secara pasti.Ia juga tidak mungkin menanyakan hal itu lebih jauh karena bukan ranahnya.Ia tidak punya hak mencampuri urusan pribadi mereka walaupun itu adalah majikan yang sudah menganggapnya seperti keluarga sendiri.

"Kasihan non Kim,pasti ada apa-apanya ini.Tidak mungkin tiba-tiba non menanyakan hal itu tanpa alasan"gumam mbak Ika pelan.

"Duh jadi dilema.Mau bertanya sama ibu takutnya ibu jadi sedih karena memikirkan si mokondo brengsek itu.Tapi kalau tidak bertanya kan aku jadi bingung sendiri.Mau menolong tidak tahu harus bagaimana.Duh pening kepala eike"ucap mbak Ika sedikit melantur.

"Astaga kenapa jadi ngomong bahasa banc1 sih ini"gerutu mbak Ika menepuk mulutnya sendiri.

Wanita yang seumuran Khumaira itu hanya bisa melakukan pekerjaannya saja tanpa tahu harus bagaimana lagi.

"Ya biarkan saja,mungkin memang non Kim hanya ingin tahu siapa bapaknya yang brengsek itu.Tidak tahu apa si Karim kalau punya anak secantik non Kim,nyesal tidak ya dia kalau tahu kalau ibu sudah sukses seperti sekarang.Dih menyesal pun takkan bisa membuat ibu melupakan sakit hatinya"ucap mbak Ika tanpa menyadari jika semua ucapannya di dengar oleh Kim yang kembali hendak mengambil air minum disana.

1
Gibran Atharrazka
Thanks to Rowan👍
Rowan
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
Mắm tôm
Cerita ini begitu menghanyutkan!
Donny Chandra
Ingin membaca lagi dan lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!