NovelToon NovelToon
Kisah Kimeera

Kisah Kimeera

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Gibran Atharrazka

Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.

Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.

ikuti kisah Kimeera disini yah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28

Kim berbalik pergi dari sana setelah mengambil botol air mineral yang memang selalu tersedia di rak penyimpan.Mbak Ika menoleh tapi tak menemukan siapa-siapa disana.

"Mungkin cuma pikiranku saja"ucap Mbak Ika kembali menuntaskan pekerjaannya.

Sementara Kim sudah berada di kamarnya.Mengeluarkan tab dan mengetik sesuatu disana tak lama kemudian ia tersenyum mendapati akun sosial media milik Aurora.

"Baiklah Karim Mahesta,kita lihat sejauh apa dirimu selama ini"kata Kim entah apa yang akan di rencanakan dalam otaknya.

Ponselnya berdering membuat Kim sedikit tersentak dan beralih dari tabnya.

"Hallo Vihaan,ada apa?"tanyanya ketika menerima panggilan itu.

"Hha?bekerja?"ucap Kim dengan wajah kaget.

"Aku belum ingin Vihaan,please.Aku hanya ingin beristirahat satu minggu lagi baru memikirkan untuk bekerja"kata Kim dengan nada manja.

"Iya,tentu saja aku akan menggantikan mama.Tapi bukan hari ini juga.Aku akan membantu dan belajar terlebih dahulu sebelum mengambil alih semuanya"ucap Kim memasang wajah masam.

Kim diam mendengarkan ucapan Vihaan dari seberang.Gadis itu hanya mendengus sebal dan malah memasang wajah cemberut ketika panggilan itu usai.

"Dasar workaholic!"gerutunya.

"Lebih baik aku mengirim pesan pada Aurora.Sepertinya dia bisa membantuku untuk membuat Karim Mahesta sedikit disco jantung"katanya lantas sibuk lagi dengan tabnya.

*****

Di kota lain

"What?demi apa ini pesan dari kak Kim?!"pekik Aurora senang.

"Hha?siapa?"ulang Aluna terkejut.

"Kak Kim,memangnya kak Aluna dengarnya apa?"ucap Aurora dengan nada jengkel.

"Tidak salah?kamu berhubungan dengan dia?"tanya Aluna dengan nada tidak senang.

"Lah apa salahnya?dia saudara kita juga tidak ada yang salah dengan itu"jawab Aurora santai.

"Jelas salah,dia membenci kita terutama ayah.Kamu paham tidak harusnya kamu hati-hati dengan dia"ucap Aluna memasang wajah ketus.

"Kak Aluna tidak kenal dia,kenapa bisa mengatakan hal buruk semacam itu tentang dia.Kak Kim itu baik,sejauh ini dia tidak datang meminta apapun pada ayah kecuali hari dimana dia datang dan marah"bela Aurora membuat Aluna semakin tidak suka saja.

"Kamu bicara seyakin itu seolah kamu sudah mengenalnya sangat lama Aurora.Jangan tertipu dengan tampilan baiknya dia mungkin tidak sebaik yang kamu kira"kata Aluna kesal.

Ia benci mengetahui fakta jika adiknya malah dekat dengan anak dari perempuan lain.Walaupun disini mereka lah yang jadi anak dari istri kedua tapi bagi Aluna mereka paling berhak atas ayah mereka bukan Kim.

"Terus masalahnya apa kak?harusnya kita malu karena gara-gara bunda ayah jadi berpaling dari istri pertamanya.Seharusnya kita mengerti Kak Kim pantas marah pada ayah karena memang dia berhak melakukan itu,bukannya kita malah memusuhi dia.Dia bagian dari ayah sama halnya dengan kita juga hanya saja kita lahir dari rahim yang berbeda"kata Aurora lagi.

"Oh jadi kamu menyalahkan bunda?!bunda itu ibu kita.Kamu tidak pantas melakukan itu pada bunda.Kenapa kamu membela dia seperti itu hha?kamu di janjikan apa sama dia sampai berkata seperti itu pada keluargamu sendiri?!"sentak Aluna marah.

"Astaga kak Aluna saya tidak membela siapa-siapa.Disini yang saya katakan adalah sebuah kebenaran.Jangan jadi buta akan fakta yang ada karena tidak ingin di cap egois.Saya juga tidak mengatakan jika kak Kim benar tapi saya hanya mengatakan apa yang seharusnya kita lakukan"kata Aurora tak mengerti dengan jalan pikiran Aluna.

"Berhenti membicarakan dia disini.Dia tidak akan pernah ada tempat dirumah ini sekalipun cuma sebuah pembahasan kecil semata"kata Aluna ketus.

"Terserah kakak saja,memangnya kakak pikir dia mau tinggal disini sementara dia punya rumah semewah istana dan aset berlimpah ruah,yang benar saja"kata Aurora terdengar sarkas.

"Cih,lalu buat apa dia datang mencari ayah?"cibir Aluna sewot.

"Biar ayah tahu,dia masih hidup dan baik-baik saja dan tentunya dia cantik dan kaya"ujar Aurora santai.

Anisa dan Karim datang bersama,dari ruang depan mereka sempat mendengar perdebatan itu walau agak samar.

"Apa yang kalian lakukan?kenapa kalian berdebat seperti itu?"tanya Anisa heran.

"Tidak ada bunda,hanya masalah kecil saja"kata Aluna tapi membuat Aurora tertawa pelan.

"Kenapa kamu malah tertawa Aurora?"tanya Anisa dengan tatapan curiga.

"Astaga Bunda,saya cuma tertawa memangnya salah?saya sedang senang mendapat pesan dari kak Kim tapi itu malah membuat kak Aluna marah dan berdebat dengan saya,itu hal yang lucu memang"kata Aurora santai tapi membuat Aluna melotot tak percaya.

"Kenapa kamu bisa dikirim pesan oleh Kim,mau apa dia dengan keluarga kita?apa belum puas dia datang kemari hanya untuk membuat kita saling bertengkar?"ucap Anisa sinis.

"Santai bunda,walaupun bunda tak mau mengakui tapi tetap saja dia adalah saudara seayah.Dan saya memang hanya ingin berhubungan baik dengannya.Saya tidak berhak membenci kak Kim atau mengabaikan dia seperti yang ayah lakukan padanya.Saya tetap saudaranya walaupun bukan di lahirkan dari rahim yang sama.Terserah bunda dan ayah mau melarang.Tapi bagiku itu pilihanku sendiri"kata Aurora tegas membuat Anisa menatap Karim tajam.

"Semua salahmu!"ucap Anisa ketus.

Aurora memutar kedua bola matanya,tak habis pikir dengan mereka yang masih tak mau menerima keadaan.

"Jangan buat masalah Aurora.Kenapa kamu malah membahas dia lagi,kamu mau keluarga kita terpecah karena kehadiran dia!"kecam Aluna geram.

"Sebenarnya ini bukan masalah jika kalian bisa ikhlas"ucap Aurora tak kalah tegasnya.

"Terserah kalian dengan masalah di otak kalian masing-masing tapi kakak,bunda atau ayah sekalipun tidak bisa melarang aku untuk tetap menjalin hubungan baik dengan kak Kim,dan harusnya kita bersyukur hal ini tidak di umbar di media sosial dan menjadi berita viral,kak Kim tahu batasannya dan dia pasti tidak akan melakukan hal yang bisa membuat kita malu"kata Aurora lantas berlalu pergi dari ruang santai itu.

"Kamu senang,ada yang menganggap anakmu itu bagian keluarga ini?"sindir Anisa melirik Karim yang sedari tadi hanya bisa diam.

Namun dalam diamnya ia merasa tersentil dengan semua kata-kata yang keluar dari mulut Aurora.

"Kim tidak salah,saya yang salah"kata Karim akhrinya.

"Oh bagus,sekalian saja kamu pulang kerumah anakmu itu dan jangan kembali kesini!"ketus Anisa membuat Karim maupun Aluna kaget.

"Bunda jangan bicara seperti itu"kata Aluna.

"Apa?kamu mau ikut silakan saja,sekalian saja kalian datang bersujud meminta maaf pada anak itu kalau perlu juga pada ibunya itu"ucap Anisa masih dengan nada marah.

"Bunda jangan bicara seperti itu,kalau saya benar ingin bersama mereka,saya tidak akan ada disini sekarang"kata Karim pelan tak mau ikut terpancing emosi.

Anisa melengos kesal,ia bergegas pergi dari sana.Karim menatap Aluna dengan wajah bingungnya.

"Ayah,saya tidak tahu harus berkata apa.Tapi masalah ini harus segera di selesaikan.Saya tidak mau keluarga ini jadi kacau,ini tidak nyaman ayah"kata Aluna pelan.

"Ya di buat nyaman lah kak,ubah pola pikir kakak.Semua akan baik-baik saja jika kita belajar untuk ikhlas"ucap Aurora yang kembali melintas disana.

"Mau kemana?"tanya Karim melihat Aurora yang menenteng tas sekolahnya.

"Mau mengerjakan tugas sekolah diluar saja,dirumah bikin pening kepala"kata Aurora berbalik menghampiri Karim dan meraih tangan lelaki itu sekaligus berpamitan.Mengabaikan Aluna yang berdiri disana dengan wajah tersinggung.

"Ayah,Aurora lama-lama mulai tidak sopan pada kita"kata Aluna.

"Dia masih muda nak,dia perlu banyak belajar.Mungkin itu karena dia sedang merasa kecewa pada kita,nanti kalau perasaannya sudah membaik pasti dia akan bersikap manis seperti biasa"kata Karim pelan.

"Ayah selalu seperti itu,tidak pernah bisa tegas pada Aurora!"ucap Aluna jengkel.

Karim tersenyum lantas berkata

"Begitupun denganmu,ayah tak bisa tegas karena ayah selalu dan sangat sayang kalian berdua".

"Kalau Kim,apa aya sayang juga padanya?"selidik Aluna.

"Ayah tidak tahu,karena ayah tidak pernah dekat dengannya"jawab Karim membuat Aluna sedikit tersenyum.

"Jadi kalau dia dekat,apa ayah akan menyayangi dia sama seperti pada kita?"tanya Aluna lagi seolah belum merasa puas.

"Mungkin tidak"jawab Karim datar.

"Kenapa?bukannya ikatan darah lebih kuat dari ikatan apapun di dunia ini?"tanya Aluna lagi.

"Tapi tidak semua ikatan darah bisa erat tanpa ada rasa cinta dan kasih sayang,dan Ayah tidak merasakan hal itu pada Kim.Sudahlah jangan bahas dia jika itu membuat suasana di rumah ini menjadi tidak nyaman"putus Karim membuat Aluna menghela napas.

Dibalik dinding,Aurora mendengar semuanya sambil tertunduk lesu.

"Ternyata seperti perasaan Ayah pada kak Kim,kasihan sekali kamu kak"gumam Aurora dengan nada sedih lantas berlalu dari sana.

Sepertinya Kim harus berjuang keras untuk bisa di akui oleh lelaki itu sebagai seorang anak.

1
Gibran Atharrazka
Thanks to Rowan👍
Rowan
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
Mắm tôm
Cerita ini begitu menghanyutkan!
Donny Chandra
Ingin membaca lagi dan lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!