NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Pria Beristri

Jerat Cinta Pria Beristri

Status: tamat
Genre:Tamat / Showbiz / One Night Stand / Konflik etika / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Tak terima lantaran posisi sebagai pemeran utama dalam project terbarunya diganti sesuka hati, Haura nekat membalas dendam dengan menuangkan obat pencahar ke dalam minuman Ervano Lakeswara - sutradara yang merupakan dalang dibaliknya.

Dia berpikir, dengan cara itu dendamnya akan terbalaskan secara instan. Siapa sangka, tindakan konyolnya justru berakhir fatal. Sesuatu yang dia masukkan ke dalam minuman tersebut bukanlah obat pencahar, melainkan obat perang-sang.

Alih-alih merasa puas karena dendamnya terbalaskan, Haura justru berakhir jatuh di atas ranjang bersama Ervano hingga membuatnya terperosok dalam jurang penyesalan. Bukan hanya karena Ervano menyebalkan, tapi statusnya yang merupakan suami orang membuat Haura merasa lebih baik menghilang.

****

"Kamu yang menyalakan api, bukankah tanggung jawabmu untuk memadamkannya, Haura?" - Ervano Lakeswara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26 - Mas Jawa

Ucapan Ervano terus menerus menjadi tanya dalam benak Haura. Ingin bertanya gengsi, tapi jika tidak ditanya Haura penasaran setengah mati.

Cukup lama dia menahan diri, hingga ketika sarapan baru dia mencoba berbasa-basi sebelum kemudian bertanya pada sang suami.

"Ehm, boleh tanya sesuatu tidak?" Sembari menikmati sandwich yang dibuat Ervano, Haura mulai buka suara dengan segenap keraguan dalam dirinya.

"Tentu, tanyakan saja," ucap Ervano mempersilakan, sedikit banyak dia sudah siap atas pertanyaan yang dilontarkan sang istri.

Jantung Haura berdegup, jujur saja untuk menanyakan ini dia butuh persiapan mental yang cukup menguras energi. "Aku bingung memulainya ... maaf jika pertanyaan ini terkesan tidak sopan dan ditanyakan sebenarnya, tapi ...."

Ervano sampai berhenti sejenak karena menduga pertanyaan sang istri akan sangat serius sekali. Tanpa mendesak, Ervano sabar menunggu Haura bicara saat ini.

"Tapi apa?" tanya Ervano mengerjap pelan dan tetap dengan nada santainya.

"I-ini perlu aku ketahui."

"Hem, tentang apa itu?"

"Istrimu," jawab Haura semakin gugup lantaran Ervano terus menatap ke arahnya. "Istri pertamamu," lanjutnya kemudian.

"Oh, kenapa dengannya?"

"Duh gimana bilangnya?" Haura mendadak malu, sungguh. Lidahnya seakan kelu tatkala hendak mengulang ucapan Ervano beberapa saat lalu.

"Haura, jadi tidak?"

"Ah, iya-iya jadi ... aku cuma ingin memastikan, pernikahan kalian belum berakhir, 'kan?"

Sedikit mengejutkan, Ervano sampai terdiam sebelum kemudian menggeleng pelan. "Belum," jawabnya kemudian.

"Oh belum." Haura mengangguk-anggukkan kepala sembari lanjut menikmati sandwich di tangannya.

Terkesan hanya penasaran sampai Ervano seperti kecewa dan kurang puas dibuatnya.

"Heum? Kenapa lihatnya begitu? Kurang?" tanya Haura menatap Ervano curiga karena memang cara pria itu melihat seperti hendak menerkam saja.

"Tidak, bingung saja kenapa kamu bertanya tentang itu."

"Sudah kubilang cuma memastikan, karena tadi kamu bilang 'Kamu itu istriku, Ra, hanya kamu!!' gitu," ungkap Haura pada akhirnya mengulang ucapan Ervano yang berakhir membuat pria itu tergelak.

Pertama kali Haura mendengar, Ervano benar-benar terbahak setelah sekian lama hanya memperlihatkan wajah datarnya. Jika diperhatikan lagi, ketampanan Ervano seolah berkali lipat dan hal itu memang Haura akui.

"Malah ketawa, orang serius juga." Haura menunduk saking malunya.

Dengan wajah yang kini memerah, dia menghindari tatapan Ervano. Bahkan, dia sengaja memalingkan muka setelah bosan menunduk, tepatnya malu.

Sementara itu, di sisi lain Ervano kini bertopang dagu tanpa melepaskan sang istri dari pandangannya. Jujur saja, Haura yang sengaja menghindar begitu justru semakin terkesan lucu.

"Ehm, kenapa memangnya dengan kata-kata itu? Ada yang salah?" tanya Ervano tanpa malunya kembali membahas pertanyaan Haura.

Padahal sudah agak lama, sontak saja mendapat respon tak ramah dari Haura. "Basi!! Ngapain dibahas lagi."

"Cepat sekali basinya, belum juga tiga menit, Ra."

Pandai sekali Ervano menjawab, tidak heran kenapa Haura sampai kesal dibuatnya. Dengan mulut penuh, jiwa wanita tak suka diduakan dan menjadi yang kedua itu keluar tiba-tiba.

"Haha-hihi haha-hihi ... bisa-bisanya masih ketawa," ketus Haura mencoba menyerang mental Ervano yang menikahinya padahal punya istri.

Berharap dengan kata-kata kasarnya mata Ervano akan terbuka. Akan tetapi, nyatanya justru berbeda karena kini pria itu terlihat sangat begitu tenang menghadapinya.

"Terus harusnya gimana? Nangis?"

"Ck, malah nanya ... Bapak sadar tidak kalau salah sebenarnya? Hem?" Haura menatap serius Ervano yang memang terlihat seperti tidak ada beban di sana.

"Salah? Salah kenapa?"

"Ya itu, nikah lagi padahal sudah punya istri!!" kesal Haura sampai meninggikan suaranya.

Jangan ditanya bagaimana keadaan gendang telinga Ervano, jelas saja bergetar hebat. Sudah kali kesekian dia mendengar Haura bicara dengan tenaga dalam seakan dirinya mengalami gangguan pendengaran.

Kendati demikian, tidak sedikit pun Ervano sampai berniat membentak atau bersikap kasar. Kemarahan Haura justru dia tanggapi dengan senyuman tipis.

"Memangnya kenapa kalau sudah punya istri?" tanya Ervano sekali lagi dan berhasil membuat kepala Haura berasap sampai ingin meledak.

"Ya Tuhan masih nanya, ya tidak bolehlah!!"

"Oh iya?"

"Ya iya!! Dimana-mana kalau sudah punya istri tidak boleh menikah lagi, Ervano!!" ungkap Haura sampai memperbaiki posisi duduk saking gemasnya.

"Oh, baru tahu ... kupikir boleh, ternyata tidak ya?" tanya Ervano masih saja menanggapi Haura yang sudah naik darah bahkan cara makannya saja sudah persis anak kuda.

"Ni orang memang benar-benar ya, kumasukin di peti mat_"

"Iya, Haura iya, janji tidak akan nikah lagi." Sembari menunjukkan dua jarinya sebagai simbol perjanjian, Ervano mengungkap janji setia secara tidak langsung di hadapan istrinya.

.

.

"Kenapa tidak di hadapan istri pertamamu janjinya?" tanya Haura mendongak karena Ervano cukup tinggi dibanding dirinya.

Padahal percakapan tentang hal itu sudah berlalu beberapa menit yang lalu. Sekarang Ervano sedang bersiap-siap untuk mengantar Haura ke lokasi pemotretan sesuai permintaan istrinya.

Tak Ervano duga bahwa Haura akan terus mengejarnya dengan pertanyaan semacam itu. Pertanyaan yang seharusnya tidak perlu dijawab, dia tidak berjanji kepada Sofia karena memang tidak diperlakukan sebagai suami sejak menikah.

"Van," panggil Haura berlagak akrab dan berakhir jitakan di keningnya.

"Ays ngapain dijitak segala sih? Orang cuma nanya!!"

"Bisa sopan tidak? Van Van Van, kamu pikir aku adikmu?"

"Dih ngelunjak, mau dipanggil apa memangnya kalau bukan Ervano?" tantang Haura sama sekali tidak ada takut-takutnya.

Ervano tampak berpikir sembari berhenti mengancingkan kemejanya. Pertanyaan Haura barusan cukup untuk menjadi modal Ervano dalam mengambil kesempatan.

"Ehm, maybe Mas atau Sayang yang paling umum kalau mau," ucapnya menatap wajah masam Haura yang terlihat amat tertekan dengan permintaannya.

"Mas?" tanya Haura mengerutkan dahi karena memang agak sedikit

"He'em, aku mewarisi darah Jawa dari mendiang Papaku ... makanya namaku Lakeswara yang artinya raja dunia," jelas Ervano panjang lebar padahal sama sekali tidak ditanya.

Tentu saja pernyataan Ervano hanya membuat perut Haura mual seketika. "Siapa juga yang nanya," gumamnya kemudian berlalu lebih dulu meninggalkan Ervano dengan langkah panjang.

Sembari terus melangkah, Haura mengomel tanpa henti karena sebal dengan sikap Ervano.

"Minta panggil Mas? Ogah!! Pakai dijelasin lagi filosofi namanya ... nama standar gitu aja dibanggain, mau raja dunia, raja dangdut, raja ken-tut juga bodo amat!! Aku tidak ped_"

Drrrt Drrrt Drrrt

"Duh siapa lagi?" Omelan Haura seketika terhenti tatkala ponselnya bergetar.

Masih konsisten dengan gaya sok cantiknya, Haura merogoh ponsel di dalam tas dan menerima panggilan tersebut tanpa basa-basi.

"Hallo, Haura di sini," ucapnya menyapa di penelpon dengan cukup sopan.

Sejak awal Haura sudah bertekad untuk menghadirkan energi positif dalam dirinya. Awalnya dia bahagia saja begitu tahu dihubungi oleh pihak brand yang menjadikannya Brand Ambassador dan mulai bekerja hari ini.

Namun, setelah mendengar penjelasan di balik telepon wajah Haura mendadak pucat dan lututnya seperti lemas tak bertenaga.

"Apa? Bagaimana bisa kalian memutuskan kontrak secara sepihak begitu saja?!"

.

.

- To Be Continued -

1
Lianarose
gue curiga ervano sama temen haura yg ngasih obat itu udah bersekongkol
Tri Oktifatun
Laahh dah bolot ketemu bolot.. kacian amat sih suami istri bolot semua /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Irma Wangsa
the best udah baca semua ini tinggal aneet
Ika Lely Zulkifli
mas Varo😭
airadwi Rahayu
ya iyalah gk marah secara dia yg dapat keperawanannya
airadwi Rahayu
aku merasa ada sesuatu yang di pendam di hati vano, sampai² setelah dapat guaass pooool karena ingin merasakan sesuatu itu.
qinara vio
bisa aja c arvano modusin Haura /Facepalm/
qinara vio
ada"aja si haura/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ummu Faliha
Luar biasa
Reni Noviana
doa mu dikabulkan oleh kak othor ra... mas abim sama janda(maura)
tina nana
cipung...abubu jgan ngeyel ya..
Miryam Toressy
Haaa,..berarti sadar dong Elvano,...
Asma Rani
Luar biasa
Ummu Inani
mba kapan bahagianya?
Ummu Inani
lucu komentar neng ima a /Grin//Grin//Grin/
Ikatin Khoiroh
Kecewa
Ikatin Khoiroh
Buruk
Dewi Mashita
Luar biasa
Reeka Rsm
luar biasa
Reeka Rsm
terimakasih author cerita yg indah... mungkin aku akan membaca seluruh novelmu dr awal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!