(Alur luar negeri ya)
Seorang veteran perang ditugaskan melindungi pengusaha sukses di Milan, Italia. Dia pun langsung terlibat konflik dengan sekelompok mafia yang mengincar keluarga pengusaha tersebut.
Jangan lupa subsribe dan berikan ulasan bintang lima😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Situasi di dekat klinik kecantikan tepatnya di pusat Kota Milan mulai kondusif. Para warga sipil mulai beraktivitas seperti sedia kala. Di tempat kejadian perkara dipasang garis polisi dan dilakukan olah TKP. Beberapa wartawan dari stasiun televisi swasta juga berada di sana untuk menyiarkan berita tersebut secara live. Salah satu polisi diwawancarai, hanya saja tidak menyebutkan secara spesifik korban dari peristiwa percobaan penusukan itu.
Sementara itu Arion dan Luc kembali pulang rumah. Luc sejak tadi diam seraya menatap Arion yang terlihat fokus menyetir. Tidak ada satu kata apa pun yang keluar dari bibir pria tersebut dari semenjak mereka masuk mobil.
Luc yang merasa nyawanya terselamatkan karena Arion, ia menurunkan sedikit ego dan keangkuhannya untuk mengucapkan rasa terima kasih pada pria tersebut.
"Ehemmmm!" Luc berdehem panjang dan keras untuk mencari perhatian Arion yang sejak tadi diam saja seperti patung. Luc menatap Arion dari jok belakang, namun pria itu bergeming, terkesan mengabaikannya, ataukah pria itu memang tuli?
"Ehem ... ehem!" Luc berdehem lebih keras sambil melirik Arion.
Konsentrasi Arion terganggu karena mendengar suara deheman Luc. Ia mengambil sebotol air mineral dari pintu mobil lalu memberikannya pada Luc, "minum Nona, sepertinya tenggorokan Anda kering." Arion memberikan sebotol itu tanpa menoleh ke belakang, karena ia sedang fokus menyetir mobil.
Luc menggeram jengkel, "aku tidak haus, jadi simpan lagi air itu!" balas Luc ketus.
"Oke." Arion menyimpan air itu lagi dan tidak mengatakan apapun lagi.
Melihat sikap dingin Arion membuat Luc menjadi jengkel sendiri.
"Apakah kau ini tidak peka! Jika wanita berdehem pelan, itu tandanya mau mengajakmu bicara!" ucap Luc gregetan pada Arion yang hanya merespon ucapannya dengan anggukan kepala.
"Astaga! Aku yakin istrimu tidak tahan dengan sikapmu karena kau terlalu kaku!" cibir Luc dengan nada kesal luar biasa.
Arion mencengkram erat stir mobilnya, tiba-tiba teringat Vicky yang menghianatinya. Ataukah yang dikatakan Luc benar kalau istrinya tak tahan dengannya dan memilih berselingkuh karena ia terlalu kaku? pikir Arion mulai introspeksi diri. Pikirannya mulai bercabang, namun ia segera tersadar saat mendengar perkataan Luc.
"Aku ingin mengucapkan terima kasih!" ketus Luc pada Arion. Tetap saja nada bicara nona muda itu terdengar sangat angkuh dan menjengkelkan untuk siapa pun yang mendengarnya.
"Untuk apa berterima kasih? Karena menjaga Nona adalah tugas utamaku," jawab Arion tak kalah angkuh.
"Begitu ya! Seharusnya aku tidak perlu menurunkan harga diriku hanya untuk mengucapkan rasa terima kasih padamu!" balas Luc sangat angkuh guna menutupi rasa kecewa di dalam hati setelah mendengarkan jawaban Arion yang seolah tak peduli padanya.
Entah kenapa sangat kesal padanya! batin Luc seraya mengepalkan kedua tangannya di atas pangkuan.
"Itu hak Anda, Nona!" Jawaban Arion selalu membuat Luc darah tinggi.
Sial! Kenapa sih dia harus berkata seperti itu. Seharusnya 'kan dia membujukku agar tidak merajuk. Eh! Kenapa sih aku jadi kesal dan marah sekali dengannya! batin Luc setelah menyadari kalau ada perasaan aneh menyusup ke dalam hatinya.
Entah perasaan apa itu, Luc sendiri tidak tahu.
*
*
Sementara itu. Di dalam sebuah markas mafia yang terletak sangat jauh dari Kota, lebih tepatnya di dalam hutan pinus yang berada di atas pegunungan Milan. Paolo Sorgia mengeraskan rahangnya karena rencananya kembali gagal untuk mencelakai Luc.
"Sepertinya kita harus menyerang secara langsung, karena cara seperti ini selalu gagal terlebih lagi ada seorang bodyguard yang menjaganya!" desis Paolo pada anak buahnya.
"Aku sudah mencari tahu tentang Sersan Arion. Sepertinya kita tidak bisa meremehkan pria itu, karena ia adalah pasukan militer terbaik di Negara ini, hanya saja karena ia mengalami cidera dipunggung membuatnya langsung di pindahkan tugas di kepolisian keamanan," ucap Asistennya seraya memberikan sebuah berkas pada Paolo.
Paolo menerima berkas tersebut, bibirnya menyeringai tipis setelah membaca data Arion. "Tapi dia mempunyai kelemahan," sahut Paolo seraya meletakkan berkas tersebut di atas meja. "Kelemahannya adalah keluarganya!" lanjut Paolo seraya memakai topengnya lagi untuk menutupi wajahnya yang rusak sebelah.