Valerie terpaksa menikah dengan Davin karena permintaan terakhir papanya sebelum meninggal. Awalnya, Valerie tidak tahu-menahu tentang rencana pernikahan tersebut. Namun, ia akhirnya menerima perjodohan itu setelah mengetahui bahwa laki laki yang akan dijodohkan dengannya adalah kakak dari Jean, pria yang diam-diam ia kagumi sejak SMA dulu, meskipun Jean pernah menolaknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Zico
"Val, ambilin dokumen di gudang ya," ucap Zico.
Valerie menganggukkan kepalanya.
Valerie melangkah pergi ke gudang belakang kantor. mengambil dokumen taun lalu untuk pemeriksaan audit internal.
"Sialan..." valerie berdecak sebal ketika melihat tumpukan dokumen yang ia butuhkan ada di bagian paling atas lemari.
"Mau saya bantuin? "
Zico meraih dokumen diatas lemari sana. lalu memberikan dokumen itu ke Valerie.
"Bapak kenapa disini?"
"Saya bikin bapak nunggu ya? "
Zico menganggukkan kepalanya.
"Ini dokumen nya sudah ada di tangan saya. kita keluar yuk pak, gak enak kalau digudang cuma berdua," Valerie hendak pergi meninggalkan Zico. tapi, laki laki itu lebih dulu menarik tangan wanita itu.
"B-bapak mau ngapain? " valerie membulatkan matanya shock ketika melihat Zico menghimpit tubuhnya di tembok.
"Val, kamu mau kan sama saya? " tanya laki laki itu.
Valerie menaikkan alisnya bingung. "Maksut bapak apa? "
"Kamu single kan? " tanya Zico sekali lagi.
Valerie menganggukkan kepalanya.
"Saya bisa turutin apapun kemauan kamu, asal kamu mau sama saya,"
"Saya gak bisa pak,"
"Kenapa? "
"Pak, kita ngobrol diluar aja, saya gak nyaman sama posisi bapak yang kayak gini," ucap Valerie
"Kalau saya gak mau?"
"Bapak jangan macem macem sama saya, saya ngerasa gak nyaman sama posisi kita yang kayak gini, pak,"
"Kalau saya macam macam sama kamu gimana?"
"Saya atasan kamu, emang kamu berani bantah perintah saya? "
"Meskipun bapak atasan saya. Bapak gak berhak ngelakuin hal yang bikin saya gak nyaman kayak gini, " valerie mencoba mendorong dada bidang Zico.
Zico menarik tengkuk leher Valerie, hendak mencium bibir wanita di hadapannya itu. Tapi, Valerie lebih dulu menendang area sensitif milik laki laki itu, membuat Zico memekik kesakitan. "Maaf pak," ucap Valerie lalu keluar dari ruangan.
wanita itu cepat cepat keluar dari gudang dan merapikan penampilannya yang terlihat acak acakan.
"Ngapain kamu di gudang? " Davin dan para bawahannya yang baru saja keluar dari ruang meeting tiba tiba terfokuskan dengan Valerie yang baru saja keluar dari gudang diikuti dengan Zico yang berdiri di belakangnya.
"Cuma ngambil dokumen untuk keperluan audit"
"Kamu ke ruangan saya setelah ini," ucap Davin lalu segera pergi meninggalkan valerie dan Zico.
"Awas kamu ngadu ke pak Davin," ucap Zico lalu segera pergi meninggalkan Valerie.
Valerie mengatur nafasnya panjang, wanita itu segera masuk ke ruangan milik Davin.
"Ngapain kamu berdua sama Zico di dalam gudang? "
"Kancing atas kemeja kamu kebuka, buat apa? mau pamer body kamu di depan Zico? " tanya Davin secara intimidasi.
"Kenapa? jeaolous? "
"Of course, gak usah nanyain pertanyaan yang sudah pasti kamu tau jawabannya,"
"Pikiran saya di kantor sudah banyak. Jangan nambahin beban pikiran saya,"
"Saya ngasih izin kamu untuk magang di perusahaan saya untuk cari pengalaman. Bukan buat main sama laki laki lain kayak gini,"
"Lo gak tanya gue habis ngapain disana?" tanya valerie serius.
"Kenapa? habis ngapain kamu disana? "
"Gue mau masuk kesana, gue mau cerita," ucap Valerie sembari menunjuk ruangan pribadi Davin.
"Disini aja. "
"Gue mau kesana Davin. " rengek Valerie kesal.
Davin menghela nafasnya panjang. laki laki itu segera menarik tangan istrinya, membawa wanita itu masuk kedalam kamar pribadi miliknya.
Valerie mendudukkan badannya diatas ranjang sana"Vin, ayo buruan cium bibir gue," ucap Valerie berdecak sebal.
Davin menaikkan alisnya, laki laki itu benar benar dibuat bingung dengan ucapan istrinya itu.
"Kamu kenapa? "
"Tumben sekali. "
"Habis minum alkohol? "
"Davinnn," Valerie menghentak hentakkan kakinya di lantai.
Davin membungkam mulut istrinya dengan lumatan cukup dalam. Davin merebahkan tubuh istrinya diatas ranjang miliknya.
"V-vin," Valerie menahan dada laki laki itu.
"Gak mau lebih dari itu," ucap valerie.
Davin mengangguk, laki laki itu kembali menidurkan tubuhnya disamping istrinya itu.
"Habis ngapain sama Zico di dalam sana tadi? "
"Kamu belum cerita sama saya. "
"Gak mikirin perasaan saya kamu, hm? " tanya Davin sembari mengusap rambut istrinya.
"Dia tadi mau nyium gue, gue gak suka," Valerie merengek. mengadu kepada laki laki itu.
"Dia nyentuh kamu? "
"Jangan marah," Valerie mengigit bibir bawahnya ketakutan.
"Zico jangan dimarahin,"
"Belum sempet dicium kok,"
"Berani sekali anak itu sama istri saya,"
"Jangan dimarahin,"
"Janji dulu sama gue,"
"Davin, janji dulu,"
"Saya gak janji," ucap Davin
"Gue ngambek ya kalau Lo ngomelin dia,"
"Kan dia gak sempet nyium gue,"
"Saya hajar dia habis habisam kalau dia macam macam sama kamu lagi, biar dia gak seenaknya sama perempuan di kantor ini,"
"Davin, jangan. Nanti kalau Lo masuk penjara cuma gara gara nonjok anak orang gimana,"
"Kan belum ciuman,"
"Coba ulangi sekali lagi,"
"Kalau bukan karena kamu. mungkin saya udah pecat dia habis ini," ucap laki laki itu.
"Diapain aja kamu tadi sama dia? " tanya Davin.
"engga,"
"Jawab yang bener,"
"Kenapa bisa masuk kedalam gudang itu sama dia?"
"Gue disuruh cari dokumen. tiba tiba dia masuk terus narik tangan gue,"
"Untung aja tadi gue tendang itu nya. jadi, gue bisa kabur,"
"Gue gak suka sama parfum dia, bau-nya nempel banget di baju gue, gue gak suka, bikin kepala pusing," Valerie berdecak sebal.
"Mau pakai parfum saya? "
Valerie menghirup aroma parfum di leher laki laki itu.
"Mau," ucap Valerie.
"Mau ganti baju sekalian? "
"Ada baju kamu di dalam mobil saya. Kalau kamu mau ganti, saya bisa suruh dilan ambilin di mobil.
