Simon adalah remaja berusia 16 tahun yang mempunyai pacar bernama Maria.
mereka sudah pacaran selama 3 tahun. ya, sejak SMP sampai saat ini. seluruh murid sekolah Bina Bangsa sudah tidak asing lagi dengan pasangan ini. bukan pasangan yang romantis sebenarnya namun mereka berdua sama sama berprestasi.
Simon yang pandai dalam berorganisasi dan calon ketua osis, sedangkan Maria yang berprestasi di bidang olimpiade sains.
Mari kita ikuti kisah cinta mereka disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MOS?
Setelah dinyatakan lulus dari SMP dengan predikat juara umum, banyak guru yang menyayangkan Maria memilih islamic boarding school Bandung. Pasalnya, dengan baground OSN bahkan IMO, harusnya Maria memilih sekolah yang lebih mengutamakan karier olimpiade dia kedepannya.
Banyak guru yang bergosip semua itu karena Maria ingun satu sekolah dengan pacarnya, "padahal belum tentu berjodoh ya, masa depan dia bisa cerah kalo masuk sekolah unggulan lain."
"Islamic juga bagus bu, itu sekolah islam unggulan di Bandung. Kualitasnya tidak bisa di ragukan"
"iya sih. Tapi maksud saya kan dia basic nya olimpiade pak. Harusnya milih sekolah yg olimpiade juga dong, biar sejalan dan kedepannya dia bisa lebih bersinar. saya dengar penabur Bandung juga nawarin dia beasiswa bahkan sampai beasiswa ke NUS tapi dia tolak. Entah kenapa dia malah milih Islamic."
"saya dengar sih itu pilihan ayahnya." timpal guru yg lain
"loh? Ayahnya? ya masa anaknya dimasukin ke sekolah Islamic biar bisa barengan sama pacarnya? Naif sekali"
Yaa begitulah selentingan selentingan gosip yang Maria dengar dari sekolahnya. Namun ia tidak peduli, karena ia merasa jika dia sudah menurut pada ayahnya, maka semuanya akan baik baik saja.
Sampai tiba hari ini. Maria da murid kelas X lain dikumpulkan di lapangan Islamic School. Mereka masih memakai seragam dari masing masing sekolah terdahulu.
Maria dengan putih biru sudah sangat rapi berdiri dilapangan.
di dadanya adasebuah name tag berisi sedikit informasi mengenai dirinya.
Nama asal sekolah dan cita cita.
"Selamat pagi anak anak"
Sapa seorang guru yang diketahui bernama Panji.
"pagi pak!!" sahut anak anak itu kompak. Mereka berjumlah 215orang.
Ya. Untuk tahun ini Islamic Boarding school menerima 215 orang siswa karena rencana kelas akselerasi yang hanya akan diisi oleh 15 orang siswa saja.
Selebihnya ada kelas unggulan 1-8 per angkatan nya.
Setiap peringkat unggulan akan selalu berganti setiap semesternya. Jadi yang di nilai bukan hanya individu, tetapi seluruh kelas dari mulai kebersihan hingga kedisiplinan para anggotanya.
tentu saja Maria akan langsung masuk kelas akselerasi sesuai tawaran awal dia masuk kesini. Sedangkan temannya yang lain harus berjuang mendapatkan peringkat 1-14 dari 214 siswa yang akan mengikuti tes agar masuk kedalam kelas akselerasi.
"kamu Maria?" ucap seorang kaka kelas, Cintia. Teman sekelas Simon.
"ya." jawab Maria
"ayo ikut saya, pak Guntur ingun bertemu"
Maria mengikuti Cintia sampai disebuah ruangan. Disana ada banyak sekali kertas yang nantinya akan menjadi soal tes akselerasi.
"Assalamualaikum, pa ini Maria."
"oh iya. Sini Mar.."
"ya pak?"
"saya dengar, kamu ikut tim penulis naskah soal OSN tahun ini? Bisa tolong buatkan saya soal type OSN? 5 soal saja. Kamu ketik disini dan nanti langsung print out."
Maria mengangguk lalu membuka tasnya dan mengeluarkan ipad nya.
"ini pa, saya sudah siapkan sebenarnya. tinggal saya kirim kan dan langsung di print."
Cintia menghela nafas, siapa cewe ini? Kok sampai bikin soal akselerasi sekolah? Cantik sih. Tapi kayaknya sombong.
"Cintia, tolong ini di fotokopi 214lembar."
Cintia mengernyit.
"bukannya 215 siswa pak?"
"Tidak, 214 saja. Yg 1 ornag tida ikut. Maria. Dia langsung masuk akselerasi dan jadi ketua kelasnya. Nanti kamu bawa dia kedepan dan umumkan kepada semua siswa ya.. " jelas pa Guntur.
Cintia hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf O lalu pergi dari sana menuju ruang penggandaan milik kelasnya.
Diruang itu ada Simon yang sedang mengktak ngatik laptopnya.
"Mon, bisa bantu aku? ini minta di fotokopi 214 lembar"
Simon menoleh lalu mengambil kertas dari Cintia, sementara Maria yang mengikuti Cintia dari belakang hanya menatap Simon yang terlihat sibuk sampai tak menyadari dirinya ada diruang itu
"aku kelapangan lagi. tadi pa Gun minta aku kenalin dia jadi ketua kelas akselerasi "
"ketua kelas? Kok bisa? Biasanya kan demokrasi?"
Cintia hanya mengangkat bahu.
"tapi tunggu. Akselerasi?"
Simon langsung melihat siapa yang dibawa cintia.
"maria?" Simon tiba tiba sumringah.
"Lohh. Kamu kenal?" Cintia heran.
"hai kak!" balas Maria, Simon menghampiri Maria. Mengabaikan pertanyaan Cintia.
"Sesuai perjanjian?" Simon menatap Maria dengan bangga
"yups! sesuai perjanjian " jawabnya tersenyum,
Cintia melihat itu bingung.
Tapi ia berusaha mengabaikannya karena bukan urusan dia.
Nanti kalo sudah dikelas ia akan bertanya.
"ayo Mar, waktunya tidak banyak."
...****************...
"Assalamualaikum. Hai semua kenalin nama ku Maria asal sekolah SMP unggulan Bandung. Aku disini ditunjuk sebagai ketua akselerasi. Semoga kita bisa bekerja sama. Oiya kalian jangan khawatir tentang tes ini karena walaupun kalian ga lolos itu bukan berarti kalian bodoh, dan kalian masih bisa masuk kelas unggulan lainnya. Terimakasih. Waalaikumsalamualaikum.."
Sorak tepuk tangan menggema dilapangan itu. Mereka kagum dengan Maria . Bukan prestasinya, tapi maria begitu cantik dan enak dipandang. Pembawaannya juga sangat berwibawa dan kharimatik. Membuat semua orang ingin selalu mendengarkan aoa yang dikatakan gadis itu.
Hari ini agendanya memang hanya tes akselerasi. Setelah tes selesai semua siswa dibubarkan.
...****************...
Bantu support like nya..
Mohon maaf ya kalo ada typo.
