NovelToon NovelToon
Sinar Rembulan

Sinar Rembulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:247.2k
Nilai: 5
Nama Author: Clarissa icha

"Neng, mau ya nikah sama anaknya Pak Atmadja.? Bapak sudah terlanjur janji mau jodohkan kamu sama Erik."

Tatapan memelas Pak Abdul tak mampu membuat Bulan menolak, gadis 25 tahun itu tak tega melihat gurat penuh harap dari wajah pria baruh baya yang mulai keriput.

Bulan mengangguk lemah, dia terpaksa.

Jaman sudah modern, tapi masih saja ada orang tua yang berfikiran menjodohkan anak mereka.
Yang berpacaran lama saja bisa cerai di tengah jalan, apa lagi dengan Bulan dan Erik yang tak saling kenal sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Berbulan mengangguk singkat dengan senyum sangat tipis ketika akan naik lagi ke lantai 2. Meski sudah dilarang Erik agar tidak melempar senyum pada temannya, tapi Bulan tidak bisa menyelonong begitu saja saat melewati ruang keluarga. Dia tidak menyapa secara langsung dengan menghampiri mereka, tidak menyediakan makan ataupun minuman juga karna sudah di urus oleh Bik Asih. Sebagai istri Erik, Bulan merasa tidak sopan dan pasti akan di cap sombong jika tidak berbasa-basi.

Namun Sayangnya ketiga teman Erik kelewat jahil. Entah disengaja atau memang kagum betulan, mereka langsung bersorak saat melihat Bulan tersenyum tipis pada mereka. Roland yang paling heboh dan itu berhasil memancing emosi Erik.

Bayangkan saja, Ronald sampai memegangi hatinya sambil berteriak. "Ya ampun,, baru kali ini ada bidadari senyum padaku. Jantungku sampai berdebar-debar."

Seketika Bulan memilih kabur dan tidak mau tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Lagipula dia hanya senyum tipis untuk menghargai mereka sebagai tamu di rumahnya, bukan senyum menggoda atau sengaja tebar pesona. Sama sekali Bulan tidak berfikir seperti itu.

"Juan, Amar, jantung kalian berdebar-debar juga kan?" Tanya Ronald. Dia seolah tidak peduli dengan reaksi Erik yang sudah menahan kekesalan dan menatapnya tajam. Ronald malah sengaja menambah perkara dengan mengajak kedua temannya untuk menguji kesabaran Erik.

"Masih tanya! Detak jantungku bahkan bisa didengar dari jarak 1 meter, memangnya kamu tidak dengar?" Sahur Amar. Seketika tawa Ronald pecah karna Amar bisa di ajak kersa sama.

"Kalian mau keluar sendiri atau aku tendang?!" Seru Erik tidak main-main. Wajahnya sampai merah saking kesalnya. Dia tidak suka teman-temannya membicarakan Bulan, bahkan sampai memuji didepannya.

"Eitss,, galak bener yang lagi bucin. Harusnya kamu bangga orang lain mengagumi istrimu, artinya kamu tidak salah pilih istri. Iya kan Ustad Juan.?" Ronald menyikut lengan Juan yang sejak tadi hanya senyum-senyum saja. Diantara mereka berempat, Juan memang paling pendiam dan tidak banyak bicara. Sifatnya berbanding terbalik dengan Ronald yang asal bicara dan suka bercanda.

"Hemm,," Juan hanya mengangguk. Entah takut diamuk Erik juga seperti Ronald, atau tidak sependapat dengan ucapan Ronald.

"Pak Ustadz tumben tidak banyak komentar. Jangan-jangan jatuh cinta pada pandangan pertama sama istri orang." Seloroh Amar yang sifatnya 11 12 dengan Ronald.

Erik yang tadinya tidak melepaskan tatapan tajamnya pada Ronald, seketika menatap Juan penuh selidik. "Kamu berani?!" Geram Erik ketus.

Padahal dia hanya mendengar pendapat dari mulut Ronald dan Amar, soal Juan yang jatuh cinta pada Bulan atau tidak, itu belum terbukti. Tapi Erik menatap Juan dengan tatapan permusuhan, seakan-akan Juan akan bersaing dengannya untuk mendapatkan Bulan.

Juan terkekeh santai, tatapan tajam Erik seolah bukan ancaman bahaya untuknya. Lagipula dia juga tidak melakukan kesalahan apapun, jadi apa yang harus dia takuti.

"Dari dulu kamu memang bodoh kalau sudah jatuh cinta." Ujar Juan. Tidak bermaksud mengejek, bahkan nada bicaranya pun terkesan tentang, tapi Amar dan Roland langsung terbahak-bahak.

"Badjing@n! Kalian berdua memang pantas di tendang." Erik berdiri dari duduknya dan mengambil ancang-ancang untuk menendang Amar dan Ronald saking kesalnya pada mereka. Dua orang itu tidak ada puasanya memancing emosi.

Dua manusia dewasa itu lari kalang kabut melihat Erik benar-benar serius ingin menendangnya.

"Ukhti Bulan tolong,,!! Suami mu jadi setan, dia tantrum!!" Teriak Ronald di dekat tangga. Tadinya dia ingin naik ke lantai 2, tapi setelah dipikir-pikir dia masih sayang dengan pekerjaannya. Masalahnya Erik karyawan kesayangan CEO mereka di perusahaan, sudah seperti tangan kanan sangat CEO.

Bulan sampai tersedak minuman kalau mendengar teriakan di lantai bawah. Keributan itu terdengar jelas sampai di atas. Terlebih Bulan sedang santai di ruang keluarga lantai 2

Sungguh Bulan hampir tertawa melihat keributan di bawah. Amar dan Juan terus berlari menghindari kejaran Erik yang membawa stik golf.

"Ampun Rik,, kita cuka bercanda, aku mana tau kalau kamu sedang sensi. Kedatangan tamu bulanan ya?" Tanya Ronald dengan nafas tersenggal-senggal karna kelelahan berlari.

Dia setengah berlari menuruni tangga lantaran melihat posisi Amar dan Ronald sudah terpojok, tidak ada akses untuk melarikan diri.

"Mas, kamu apa-apa sih, tidak lucu." Lirih Bulan seraya mengambil paksa stik golf dari tangan Erik.

"Alhamdulillah,,," Ucap Amar sembari mengusap dada dan menghela nafas lega karna selamat dari amukan Erik.

"Ukhti, kamu mimpi apa sampai dapat suami tukang tantrum begini." Seloroh Ronald.

"Mulutmu minta di robek ya?! Sana pulang!" Usir Erik tegas. "Jangan harap designmu lolos kalau masih disini." Ancam Erik tidak main-main.

...******...

"Sekali lagi saya minta maaf. Mas Erik memang suka bercanda." Ujar Bulan tak enak hati. Dia ikut mengantar sampai depan pintu. Yang tadinya menghindari interaksi dengan teman-teman Erik, sekarang malah harus jadi juru bicaranya atas sikap Erik yang tidak masuk akal.

"Santai saja, kami sudah biasa. Cuma kami bertiga yang bisa memaafkan dia berkali-kali, kalau yang lain sudah malas berurusan dengannya." Ujar Ronald.

Bulan tersenyum kaku. Sebenarnya Bulan ingin membenarkan ucapan Ronald dan mengatakan dia juga sudah malas berurusan dengan Erik. Tapi masalah rumah tangga sebaiknya dia simpan sendiri saja.

Setelah mereka pergi, Bulan bergegas menutup pintu dan menghampiri Erik di ruang keluarga. Pria itu sama sekali tidak mau mengantar ketiga temannya sampai di depan.

"Apa kamu tidak merasa berlebihan Mas?" Tegur Bulan pelan. Tidak ada maksud mengatur Erik, tapi mulut Bulan rasanya gatal kalau tidak menegurnya.

Erik menutup laptopnya sembari berdiri. "Lalu aku harus diam saja saat mereka mengagumi kamu di depanku?" Tatapan matanya berubah tajam.

Bulan menggeleng tak habis pikir. Apa Erik tidak paham yang dilakukan teman-temannya hanya bercanda dan sengaja ingin memancing amarahnya. Melihat Erik yang tadi gampang tersulut emosi, Bulan yakin orang-orang tadi sangat puas lantaran berhasil membuat Erik marah besar sampai mengamuk.

"Ternyata ucapan teman Mas Erik yang pakai kemeja navy memang benar." Seloroh Bulan sembari berlalu dari sana.

Seketika darah Erik terasa mendidih. Apalagi mengetahui Bulan hapal dengan warna kemeja yang dipakai Ronald.

"Bulan,, tunggu!" Seru Erik sembari mengekor di belakangnya. Bulan tidak menggubris dan menaiki tangga dengan cepat.

"Rembulan berhenti!" Panggil Erik sekali lagi. Seolah tuli, Bulan tidak menghentikan langkah ataupun menoleh sampai dia tiba di depan pintu kamarnya.

"Rembulan, jangan pura-pura tidak mendengar." Erik mencekal tangan Bulan yang hendak membuka pintu.

"Aku mau sholat, sudah ashar." Bulan bermaksud menarik tangannya, tapi Erik malah mengunci tubuhnya di pintu hingga sulit bergerak.

"Mas, jangan macam-macam!" Pekik Bulan sembari memalingkan wajah dan menutup matanya.

Tanpa bisa menghindar, Bulan bisa merasakan bibir Erik menyentuh bibirnya. Seketika tubuh Bulan kaku dibuatnya. Erik melepaskan ciumannya setelah beberapa detik.

Dia tersenyum melihat wajah Bulan merona. "Jangan lupa bernafas sayang,," Bisiknya mengingatkan.

Bulan membuka mata dan reflek mendorong dada Erik. "Beraninya mencuri ciuman pertama ku!" Sewotnya kemudian masuk ke dalam kamar dan menguncinya.

Berbeda dengan Bulan yang marah-marah, Erik justru bahagia sekaligus bangga karna menjadi orang pertama yang mencium Bulan.

1
Wiwie
erik apa" mnta upah 🤣🤣
ktagihan y 😄
*Septi*
modus uyyy ujung-ujungnya kan 🤣
Wiwik Emy
lanjut thor
Jovin Huang
modus byk bgt setelah dpt semua ya Erik bisa minta ini itu
Yuliana Tunru
ini indah x pengatin baru yg kemarin msh perkenalan..smoga segera hamill yaa bulan
Eka ELissa
modus Erik brhasil bulan kmu di ajk trbang ke lngit ke tuju pagi/Facepalm/
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
emak ternoda dah tau part ini lagi bikin anak.... hawa mendung angin semilir waduh bojo mana bojo.....
Kotin Rahman
oalaaahhh rik wong mau cerita wae kok yo pke syarat......Bulan mna mau nyium duluan yg ada maluu apa lgi dr awal klian tdk ada pndekatan.....sklinya satu rmh mlah trabaikn......mnding kmu mulai dluan aja nyosor bulan 😄😄😄😄
Euis Maryam
lanjuut
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
duh pengantin lama rasa baru. 😂😂😂
Sugiharti Rusli
oh ternyata Erik pernah kuliah di luar negeri yah,,,
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
Erik mau upah di bayar duluan ya ... tetapi ya itu kegiatan suami isteri.. atas bawah bawah atas /Facepalm//Facepalm/
yuning
ambil paksa 😚
Aretha Parahita
gini kan enak bacanya nggk ada pelakor d pembinor jadi menikmati ceritanya
Opi Sofiyanti
bulan tuh jinak2 merpati.... 😂😂😂😂
Iin Yuliana
𝗍ᥙ kᥲᥒᥒᥒ ᥱrіᥴ 𝗍ᥙmᥲᥒ 🤣🤣🤣 ᥲᥣᥱsᥲᥒ mᥲᥙ ᥣіᥲ𝗍 𝗍rs mᥲᥙ ᥒg᥆ᑲᥲ𝗍іᥒ 𝗍⍴ ძі gᥲrᥲ⍴ ძᥣᥙ 😂😂m᥆ძᥙs, ᑲіsᥲ kᥙ ᑲᥲᥡᥲᥒgkᥲᥒ mᥲᥣᥙᥒᥡᥲ ᑲᥙᥣᥲᥒ 𝗍⍴ ᥲ⍴ᥲᥣᥲһ ძᥲᥡᥲ kі𝗍ᥲ ⍴ᥱrᥱm⍴ᥙᥲᥒ mᥲᥒᥲ ᑲᥱrძᥲᥡᥲ sᥲmᥲ ᥣᥱᥣᥲkі ᥲ⍴ᥲᥣgі mᥱrᥱkᥲ sᥱძᥲᥒg ᑲᥱrһᥲsrᥲ𝗍 ⍴s𝗍і kᥲᥣᥲһ 𝗍ᥱᥣᥲk... 𝗍ᥱᥒᥲgᥲ mᥱrᥱkᥲ ᥣgsg ᑲᥱrkᥲᥣі ᥣі⍴ᥲ𝗍 🤭🤭

gᥲ⍴ᥲ⍴ᥲ ᥣᥲᥒ mᥲkіᥒ һᥲrі mᥲkіᥒ ᥱᥒᥲk k᥆kk 😁🤭 ძ᥆ᥲkᥙ sᥱm᥆gᥲ kᥲᥣіᥲᥒ ᥴᥱ⍴ᥲ𝗍 ძі kᥲsіһ m᥆m᥆ᥒgᥲᥒ ᥡᥲ.. ᥲᥲmііᥒ
enur .⚘🍀
begitulah jika pria syudah merasakan nikmat ny menyatu ,, kegiatan itu tidak cukup satu x di lakukan ,rasa ny pen lagi dan lagi untuk nambah ronde 🤣
As Lamiah
semoga semakin membaik dan ada kabar baik untuk kedua ortu Erik dan bulan
Ayna Adam
Semoga Bulan lekas hamil anak kembar ya😀
Nurhayati Nia
selamat berbucin ria deh untuk mas erik aku syuka liat kalian mesra gini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!