novel ini karya Mei Indriyani
bercerita tentang Hasan dan wati. menikah karena dijodohkan oleh orang tua mereka. ketika pernikahan mereka berusia 10 tahun, mereka diuji. hasan jatuh cinta kepada seorang gadis yang berkenalan dengannya di bus pada usia pernikahan mereka 1 tahun. dan bertemu kembali pada usia pernikahan mereka sudah 10 tahun. hati sudah tidak memperhatikan penampilan nya yang membuat Hasan jadi ilfeel. sehingga ketika bertemu dengan angel dia jatuh cinta. Hasan dan angel berbeda agama. tetapi cinta yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei Indriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam pertama
"Kak, capek juga ya. " ucap ku setelah selesai makan.
"Iyah, dek. Baru kerasa capek nya. Apalagi kamu tadi pas akad nikah memakai hiasan kepala yang sangat banyak dan kelihatan berat. " kata suamiku
"Iyah kak. Beratnya lumayan sampai kepala ku rasanya sakit menahan beban tersebut. " jawabku
"Alhamdulillah, semua sudah selesai" ucap suamiku penuh rasa syukur.
"Iyah kak, syukur alhamdulillah berjalan lancar semua nya. Aku tak menyangka kita sudah jadi suami istri tanpa proses pacaran. " ucapku
"Kita pacaran setelah ini, namanya pacaran halal. Tak perlu takut melakukan dosa, karena kita sudah sah suami istri. " kata suamiku.
"Kok tak perlu takut melakukan dosa sih kak? " protes ku.
"Maksud kakak, kita biar pun pegangan tangan ataupun cium@n tidak apa-apa. Karena kita sudah suami istri. Coba kalau belum suami istri, kita pacaran berarti sudah melanggar larangan Allah. " jelasnya dengan sabar.
"Benar juga ya, maaf ade baru ngerti. Kak, malam ini kata bunda dan ayah tidur dulu di sini. Besok baru pindah kontrakan." ucapku malu-malu.
"Iyah, Tidak apa-apa. Yuk masuk kamar" ajaknya.
***
Sudah lebih dari setengah jam, di kamar pengantin itu, kami tak saling bicara. Aku, perempuan yang pagi tadi disahkan jadi istrinya, terus saja menyulam. Tampaknya suamiku telah mempersiapkan diri. Dengan kesibukan yang cukup untuk melewati malam ini, malam yang biasanya dinanti-nanti oleh sepasang pengantin. Sementara, aku hanya bisa salah tingkah. Terkadang aku duduk di tepi ranjang, terkadang mondar-mandir, terkadang berbaring.
Sesekali kupandang suamiku. Suamiku adalah seorang lelaki dengan paras dan tubuh yang sangat menggoda. Atas nama hak dan kewajiban, aku bisa saja memaksanya melayaniku. Aku bisa saja mengingatkannya bahwa hubungan suami istri adalah ibadah wajib. Nafsu yang kumiliki malam ini adalah nafsu yang sah dan direstui oleh langit.
Ada tiga macam alasan hubungan badan, kurasa. Pertama, karena cinta. Kedua, karena nafsu. Ketiga, karena kewajiban. Yang paling indah pastilah ketika ketiganya bercampur dalam satu harmoni. Harmoni itu tak akan ada malam ini.
Malem itu rasanya aneh sih di kamar berdua pintu di tutup. Wkwkw. Mau ganti baju tapi malu suami juga sok sok an cuek sambil main HP. Nunggu suami tidur kok tidak tidur-tidur juga. Ya udah deh ngalah. Akhirnya aku ganti baju di dalam. Tapi ku peringatkan terlebih dahulu suamiku untuk tidak melihat ku. Pas suami masih bangun aku bilang ke suami gini "jangan lihat-lihat kesini, sana hadap tembok aku mau ganti baju."
"Ganti saja bajunya kan kita sudah sah. Tidak apa-apa juga ku lihat." katanya sambil tersenyum.
"Tapi aku malu." kataku sambil tersipu malu
"oke, oke. " jawabnya mengalah sambil berubah posisi menghadap ke dinding. Kira-kira begitu lah ya author. Wkwkwkwk, akhirnya suami nurut saja.
Sambil ketawa kata dia "orang sudah halal ini. Yaa tidak apa-apa kalau keliatan oleh suami sendiri."ekekekek
"Aku belum terbiasa saja" jawabku sambil buru-buru ganti pakaian tidurku.
"Lama-lama pasti terbiasa kok" jawabnya.
Nah karena emang capek. Sebenernya aku sudah sangat ngantuk. Nyoba tidur tapi kok susah ya. Ada rasa gelisah, tidak nyaman begitu sih. Biasanya tidur sendiri, sekarang tiba-tiba ada orang lain satu kasur sama kita. Sulit rasanya di jelaskan author. Tapi aku lihat suami ku kayaknya sudah tidur. Akhirnya aku terusin deh berusaha tidur. kira-kira jam sebelas'an lah ya dan berhasil lah tidur dengan nyenyak dan aman. Ehh tiba tiba pas lagi enak tidur sekitar dini hari mungkin jam dua per tiga dini hari begitu baru deh aku ngerasa suami lagi meluk meluk aku dari belakang. Ya otomatis bangun deh trus lihat suami sudah senyum-senyum. Kemudian ia mulai mencium jidatmu, kemudian keningmu, hidung ku, bibirku, dan lama-lama menjadi lumatan. Dan dicoba deh tuh "ritual" nya hehehe. Sebelum kehubungan yang lebih intim kami ambil wudhu, sholat dua rakaat, dan baru begituan. Maklum pengantin baru. Masih panas-panasnya. Tapi tak perlu di jelaskan lebih detail. Hehehe, maaf ya author.
Selesai sholat kami melanjutkan. Suamiku mulai membuka kaus dan celananya. Tersisa celana dalamnya. Kemudian dia mulai membuka bajuku. Tapi aku tahan.
Suamiku bertanya "kenapa dek? "
"Adek malu kak!" kataku sambil pipiku bersemu merah.
"Gimana kalau lampu utama dimatikan saja dan kita pakai lampu tidur" usulnya.
"Boleh kak" jawabku malu-malu.
Suamiku bangun dan mematikan lampu utama. Kemudian menghidupkan lampu tidur. Setelah itu balik lagi ke tempat tidur.
"Apakah sudah bisa di mulai de"
"Iyah kak."
Suami melepaskan satu persatu pak*!anku, kecuali bh dan cd belum di lepasnya. Kemudian dia c*um jidatmu, keningku, hidungku dan bibirku. Adegan c*uman tersebut bertambah panas ketika kami saling memagut dan berguling-gulingan. Lidah suamiku menjalar bagai ular ke telinga dan leher. Sementara tang*nnya menyusup ke dalam bh-ku. Tangannya meremas-remas payudaraku yang menyebabkan aku kegelian dan mendes*h-des*h. Suara des*han ku terdengar sangat sensual dan semakin menambah semangatnya. Di lepaskan nya lah bh ku, tersisa cd. Kami berdua tinggal memakai cd. Tangannya melepaskan CD nya, kemudian menuntun tangan ku untuk memegang pus*kanya naik turun. Ternyata pusakanya sudah berdiri tegak dan sangat keras.
"Kak, kok sangat besar dan panjang. Pasti takkan pas di milikku. " kataku tanpa tahu malu.
"Iyah sayang, itu sudah ukuran nya. Kita coba saja sayang. " katanya.
"pelan-pelan ya kak, karena kata temanku sangat sak*t jika melakukan pertama" kata ku lagi.
"Iyah sayangku, kita akan coba dengan pelan-pelan" jawabnya.
Lidahnya menjalar, meliuk-liuk dan menghisap di put*ng sebelah kananku, tangan kanannya meremas-rem*s payud*raku yang sebelah kiri. Tangan kirinya mulai merayap ke bawah. Mengelus-elus bagian sens*tif ku yang tertutup dengan g-string. Suamiku berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi aku keberatan.
"Jangan dulu kak" tolak ku dengan halus.
"Kenapa sayang? " tanya suamiku.
"Aku takut. Ini pertama untukku. Baru ini mau gituan. " jawabku malu-malu.
"Makanya di coba sayang, kita juga sudah sah suami istri. Kak akan pelan-pelan. " buruknya
"Takut kak" aku beralasan
"Tidak apa-apa kok, aku c*um aja, kalau sayang tidak suka, kita berhenti." buruknya lagi.
"Kak janji ya" sahutku ingin meyakinkan.
"Janji" jawab suamiku meyakinkan ku.
Suamiku tidak membuang-buang waktu. Ia membuka g-string ku. Dan kembali menikmati buk*t kenikm*tan ku yang berukuran 34 b itu. Perlahan mulutnya merayap semakin ke bawah, ke bawah dan ke bawah. Ia mengecup kew*nitaan ku dan disertai jil*tan-jil*tan. Ternyata rasanya gimana gitu. Tubuhku bergetar merasakan lidah suamiku.
"Arghh.. Kak.. Oh.. Enak.. Kak.." ucap ku tanpa tahu malu.
---
Bersambung
tpi klo buat selirnya.... g ada pelit2nya...