Key, gadis kota yang terpaksa pindah ke kampung halaman yang sudah lama ditinggalkan ayahnya. Hal itu disebabkan karena kebangkrutan, yang sedang menimpa bisnis keluarga.
Misteri demi misteri mulai bermunculan di sana. Termasuk kemampuannya yang mulai terasah ketika bertemu makhluk tak kasat mata. Bahkan rasa penasaran selalu membuatnya ingin membantu mereka. Terutama misteri tentang wanita berkebaya putih, yang ternyata berhubungan dengan masa lalu ayahnya.
Akankah dia bisa bertahan di desa tertinggal, yang jauh dari kehidupan dia sebelumnya? Dan apakah dia sanggup memecahkan misterinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kiya cahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Sakit Bella
"Mama..... Papa...., kak Key." kata Mia lemah.
"Miaaa, kamu sadar? Alhamdulillah." sujud syukur ku panjatkan kepada Yang Kuasa.
"Mama..... Papa....., mereka kemana kak? Aku dimana?" tanya Mia melihat sekeliling kamar.
"Mama masih di mushola, sedangkan papa masih ngurus administrasi rumah sakit. Kamu gimana? Ada yang sakit gak?" tanyaku dengan mengelus kening putihnya.
"Rumah sakit? Apa aku di rumah sakit? Kenapa?"
"Iya, kamu pingsan setelah tenggelam kena ombak laut. Apa kamu gak ingat?"
"Pingsan? Di laut? Aaaaaaahhhhhh......." triak Mia saat mengingat sesuatu.
"Mia? Apa Mia sudah bangun? Mia, maafkan papa karena tidak bisa menjaga Mia, saat ada ombak datang. Papa sayang sekali sama Mia." ucap papa saat baru membuka pintu kamar, dan langsung menghampiri Mia. Papa memeluk dan mencium keningnya berulang kali.
"Papaaaa...... Mia takut. Mia mau sama papa sama mama. Mia gak mau ikut tante-tante itu lagi." tangis Mia masih di pelukan papa.
"Mia sudah sadar? Mia anakku. Alhamdulillah, trimakasih ya Allah." sahut mama yang baru datang, dan ikut berpelukan bersama kami.
"Mama, Mia kangen. Mia takuuutt, huu...huu..." tangis Mia lebih kencang.
"Eh, Mia. Maksudnya tante siapa yang bawa kamu?" tanyaku yang membuat semua memandang ke arahku, dan melepaskan pelukan masing-masing.
"Tante?" tanya mama.
"Tante yang pake baju warna hijau, dengan mahkota berbentuk ular di kepalanya. Banyak tante-tante lain yang mengikuti di belakangnya. Kalau yang Mia denger, katanya dia disuruh Nyai. Tapi Mia belum ketemu Nyai nya, jadi belum sempet diapa-apain."
"Nyai? Trus bagaimana Mia bisa pulangnya?" tanya papa yang jadi ikut penasaran.
"Mia takut. Mia gak mau ke sana lagi, huuuu....." tangis Mia mulai lagi.
"Sudah.... Sudah.... Jangan buat Mia tertekan. Biarkan dia istirahat dulu. Nanti kalau sudah tenang, pasti dia cerita sendiri. Mia kan suka gak bisa nahan cerita kalau ada apa-apa." kata mama menenangkan tangisnya.
"Ya sudah, Mia bobo lagi aja. Sekarang sudah malam. Besok papa juga harus ambil hasil kerajinan dari bambu titipan warga, untuk dijual ke kota, sekalian ambil baju kalian."
"Pa, mama masih ada sedikit tabungan. Gimana kalau kita beli sepeda motor yang ada bak nya di belakang. Lumayan bisa ngangkut banyak. Kalau sekarang, kita masih harus sewa mobil pickup trus buat hasil kebun." usul mama sambil menjauh dari kami.
"Gimana kalau mobil kita jual, beli mobil yang harganya lebih murah. Nanti sisanya buat nambahi uang mama buat beli mobil pickup-nya." bisik papa yang masih terdengar olehku, karena Mia sudah melanjutkan mimpi indahnya.
"Hai, Key. Gimana Mia?" tanya Bella yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingku.
"Hai, Bell. Tadi sudah bangun, cuma sekarang tidur lagi, mungkin karena kena obat jadi ngantuk. Kamu kok tumben, wajahnya ceria banget. Meskipun kelihatan masih pucat sih, he..."
"Aku sudah bertemu orangtuaku. Itu mami dan papiku. Mereka menungguku berpuluh tahun di rumah sakit ini. Rumah sakit yang sudah dibangunnya sebelum aku lahir. Mereka tidak bisa lagi masuk ke desa, katanya ada kekuatan besar yang menghalanginya. Jadi kamu harus hati-hati juga." katanya dengan menunjuk ke arah pintu.
Terlihat sepasang sosok pucat di sana. Mereka tersenyum ramah ke arahku. Seorang wanita muda cantik, berkulit putih, rambut ikal berwarna pirang, dengan dress putih panjang dan topi khas bangsawan Eropa. Di sebelahnya terlihat laki-laki gagah, yang sangat mirip dengan Bella.
"Ii... Ituuu, orangtuamu? Lalu, apa yang akan kamu lakukan setelah bertemu mereka? Apa kau akan meninggalkanku? Hikss..." tanyaku yang tiba-tiba merasa sedih sekali.