Wina perempuan muda yang sengaja berpura-pura tidak tahu akan rencana suami dan keluarganya yang ingin menguasai harta warisan keluarganya,
Dia membalas mereka dengan Elegant dan perlahan agar suami dan keluarganya bisa merasakan penderitaan yang dia alamat selama menjadi istri dan menantu di keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Reno memegang dadanya yang terasa berdebar kencang, seumur hidupnya dia tidak pernah ditodong pistol seperti itu oleh orang lain apalagi ingin membunuhnya.
Dia memang salah, dia lupa jika semua sahabat Wina saat itu sudah memperingatkan dirinya tentang hal ini, ternyata mereka semua tidak bermain dengan ucapannya dan sekarang semua terbukti.
"Aku tidak mau mati konyol, tapi aku membutuhkan Wina untuk kelangsungan hidup keluargaku, aku tidak mau hidup susah, tapi jika aku nekat, aku akan mati sia-sia apalagi mereka akan membawa ibu dan adikku juga.
Dia kembali menaiki ojek online, ria harus bisa mencicil mobil untuk bertahan hidup, dia akan kembali membawa mobil online setidaknya itu untuk menutupi sebagian besar keuangan mereka.
Kos yang akan diandalkan itu akan membayar cicilan mobil sedangkan hasil dari mobil onlinenya akan dipakai untuk kehidupan sehari-hari mereka.
"Apa aku menyerah saja, jujur saja aku takut mati ditangan mereka, aku terlalu meremehkan perkataan mereka saat itu tapi melihat keseriusan dimata mereka aku jadi takut". Monolognya dalam hati.
Sesampainya dia didealer lainnya, akhirnya dia berhasil mendapatkan mobil kredit yang diinginkan, walau mobilnya tidak sebagus pemberian Wina dulu, tapi lebih dari cukup untuk sekedar mobile online.
"Ibu pasti senang, aku sudah punya mobil dan sebentar lagi motor Rena juga akan diantar".
Reno akhirnya pulang dalam keadaan senang, dia harus memulai hidup baru, jika seandainya dia tidak mendapatkan apapun dari pernikahannya dengan Wina apalagi Wina pasti akan menuntut nafkah yang tidak pernah dia beri dan kewajiban untuk Wira.
"Kamu sudah pulang nak??, bagaimana, apa kamu sudah dapat pekerjaan??". Tanya sang ibu begitu Reno duduk diruang tamu.
"Belum bu, sepertinya perusahaan tempatku dulu bekerja mempublikasikan perbuatanku pada perusahaan sehingga membuatku kesulitan mencari pekerjaan dengan jabatan bagus".
Reno tidak mungkin menceritakan insiden yang dia alami tadi, dia tidak mau ibunya membuat masalah kepada Wina berujung dia dan keluarganya dalam masalah.
"Tapi kamu kan sudah mengembalikan semua Reno, kenapa harus dipersulit seperti itu". Geram Surti karena anaknya diperlukan seperti itu.
"Bosku itu sahabatnya Wina bu, dia tahu semua apa yang kita lakukan pada Wina dan Wira selama ini, mereka juga dulu sudah memperingatkan aku agar tidak menyakiti Wina tapi nyatanya kita sudah melakukannya".
Mata Surti membulat sempurna, bagaimana mungkin semuanya terjadi seperti ini, dan bagaimana mereka bisa tahu.
"Itu tidak mungkin nak, mereka tidak punya pekerjaan, mengapa mengurusi hidup orang seperti itu?? ". Kesalnya lagi.
"Mereka memang bersahabat sejak kecil dan remaja bu, orangtua mereka juga dekat, sebelum meninggal orang tua Wina mempercayakan Wina pada mereka dan keluarganya, itu sebabnya mereka seperti itu jika ada yang menyakiti Wina".
Reno meraup wajahnya kasar, dia tidak menyangka hidupnya lebih berantakan dari sebelumnya, dan itu akibat ulahnya sendiri.
Yang selalu menjadi pertanyaan di benaknya, bagaimana cara Wina tahu rencana dan perbuatannya selama ini padahal dia selalu bermain cantik dan rapi agar semuanya tidak terbongkar.
Dia seakan lupa siapa Wina Aditama dan orang-orang dibelakangnya saat ini.
"Terus kita bagaimana nak, tidak mungkin kamu tidak punya pekerjaan, kan kamu tahu sendiri ibu sudah tua dan adikmu masih kuliah dan belum bekerja".
Surti menggelengkan kepalanya, kepalanya pening dan pusing seketika karena masalah ini, niatnya menikahkan sang anak dengan orang kaya untuk menikmati hidup, eh malah kembali seperti semula.
"Kita jangan ganggu Wina dan Wira bu, aku tidak mau berurusan sama mereka, mereka bukan tandingan kita, ibu tahu sendiri mereka para pewaris konglomerat negeri, aku tidak mau mereka berbuat nekat kepada kita".
Dia menatap ibunya dengan meminta pengertian, dia tidak mau terjadi sesuatu pada ibu dan adiknya ini.
"Tapi Reno, kita harus mendapatkan sesuatu dari pernikahanmu, masa kita hidup begini terus, semua yang Wina beri sudah dia ambil yang tertinggal hanya 200 kos itu".
"Sudahlah bu, itu sudah cukup, ibu kandung sudah banyak perhiasan begitu juga dengan Rena, kalau kita kesulitan, ibu dan Rena bisa memakai itu, lagian kalau waktu pembayaran kos itu lebih dari cukup untuk biaya hidup kedepannya, Yah walau ibu tidak bisa belanja seperti dulu".
Reno memperingatkan sang ibu, dia tahu betul watak ibunya jika berhadapan dengan uang dan belanjaan, itulah sebabnya dia sudah memperingatkan dari awal.
Surti hanya bisa mengomel pelan, dia sungguh tidak terima semua itu, selama Wina ada, dia bebas belanja apapun yang dia mau, kini sudah tidak bisa.
"Tidak apa bu, setidaknya kita hidup lebih baik dari sebelumnya, ibu tidak perlu pontang panting bekerja, Rena juga akan selesai dan bisa bekerja, jadi tolong jangan ganggu Wina dan Wira nanti bu jika kita ketemu di pengadilan".
Surti langsung menatap tajam dan anak, dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Pengadilan?? ". Cicitnya pelan.
Reno menunduk, dia lupa memberitahu ibunya jika Wina sudah mengubah cerai dirinya di pengadilan agama.
"Iya bu, Wina sudah melayangkan gugatan cerai ke pengadilan beberapa hari lalu, dan sidangnya besok".
Surti langsung lemas mendengar perkataan sang anak, jika seperti ini dia sudah tidak punya kesempatan untuk mendapatkan Wina kembali menjadi menantunya, dan kehidupan yang dulu dia dapatkan tidak akan ada lagi.
"Ibu tidak akan bisa jadi orang kaya lagi seperti dulu". Pasrahnya.
Dia langsung murung bagitu tahu semuanya sedangkan Remo menatap ibunya penuh sesal, karena keegoisan dan keserakahan nya mereka sudah tidak bisa lagi menikmati kemewahan dan juga fasilitas yang dulu namun apa yang bisa dilakukan selain menerima takdir toh itu juga kesalahannya.
Sedangkan Wina tertegun mendengar laporan dari orang yang dia suruh untuk mengawasi pergerakan Reno dan keluarganya, dia tidak menyangka para sahabatnya kini bertindak lebih jauh dari dirinya sendiri.
Ratna yang berada disana tersenyum tipis, karena dialah yang membocorkan semua informasi itu kepada mereka agar mereka bergerak dan membantu Wina mengurus lelaki sialan itu.
"Apa kamu yang memberitahu mereka semua Na??". Tanya Wina ketika orang suruhan nya telah pergi.
"Itu benar, bahkan pemecatan Reno dan juga yang lainnya itu karena aku yang memberitahu mereka tentang apa yang kamu hadapi".
Wina menatap sahabatnya ini dengan helaan nafas yang panjang, ria sebenarnya tidak mau semua ini semakin melebar, dia sangat mengenal para sahabat lelaki itu, mereka bukan orang yang ramah dan pengertian pada orang yang menyakitinya.
"Dia tetap ayah Wira, bagaimana pun keadaannya, kamu tahu itu kan". Wina sengaja menekankan kata setiap perkataannya agar sahabatnya mengerti.
"Kamu tenang saja, mereka sudah berjanji padaku untuk mencelakai Reno, mereka hanya akan membantu aku melindungi kamu
haddeuh ngelus dada aku nya Bu 😆😆😆
ternyata 🤣🤣🤣🤣
Ditungggguuuuuuuu😍😍😍😍
cari jalan keluar nya,kalau Leo tetap mau sama Ratna bujuk donk Ratna agar mau mempercepat pernikahan mereka...
klo Ratna gak mau juga,nasehati Leo baik²..mau sampai kapan melajang terus... haddeuh...kayak penasehat aku nya 😆😆😆😆
mna punya urat malu...
drama percintaan orang kaya ya gini,
selalu ada drama kasta nya,elo anak sapa, keturunan sapa...
🤦♀️
udah di kasi tau jangan mengusik Wina masiiih juga cari cara untuk mengusiknya ...
haddeuh 🤦♀️