Kesabaran Ku Membawa Cinta

Kini Zain dan Fazar berada di restoran. Keduanya makan di meja di dekat dengan jendela yang memperlihatkan keindahan kota B saat di siang hari.

Fajar tidak memesan ruangan VVIP, karena Fajar lebih senang seperti ini. Fajar lebih senang makan di ruangan terbuka seperti sekarang daripada di ruangan tertutup seperti ruangan VVIP. Walaupun dia seorang CEO tapi Fazar lebih senang makan seperti sekarang. Fajar memesan ruangan VVIP itu semua karena ia sedang bertemu dengan klien atau rekan kerjanya, karena ia akan membahas hal penting soal perusahaan.

Fajar dan Zain sedang menikmati makan siang mereka dengan tenang. Keduanya makan tanpa ada obrolan sama sekali.

Sampai suara seseorang yang menyapa keduanya." Selamat siang tuan Fazar, tuan Zain." Sapa orang itu sambil tersenyum.

Fazar dan Zain yang mendengar kalau ada yang menyapa mereka, mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang menyapa mereka. Zain dan Fajar bisa melihat kalau yang menyapa mereka ternyata seorang pria muda yang sekarang berada di samping meja mereka.

" Jidan, kamu berada disini.." Tanya Zain membuat Jidan mengangguk mengiyakan.

" Iya tuan, Saya berada restoran ini, karena saya baru saja selesai makan siang bersama dengan tuan Adrian." Jawab Jidan membuat Zain mengangguk mengerti. Sedangkan Fazar yang berada di meja itu hanya diam sambil mendengarkan obrolan keduanya.

" Terus dimana tuan Adrian." Tanya Zain yang tidak melihat kehadiran Adrian di sana.

" Tuan Adrian berada didalam mobil, tuan Zain. Sedangkan saya sedang melakukan pembayaran di kasir." Jelas Jidan kembali." Kalau gitu saya permisi tuan Zain, tuan Fazar." Pamit Jidan sopan sebelum Jidan melangkah keluar, karena Jidan takut kalau Adrian sudah menunggunya terlalu lama.

" Iya Jidan." Jawab Zain sambil tersenyum. Setelah berpamitan dengan kedua pria itu Jidan melangkah keluar dari restoran dan semua itu tidak luput dari tatapan Fazar.

" Kenapa wajah sekertaris dari Adrian begitu sangat mirip dengan foto yang berada didalam kamar wanita itu." Gumam Fazar saat melihat wajah Jidan yang begitu sangat mirip dengan wajah di dalam foto yang berada didalam kamar istrinya." Apakah mereka satu orang yang sama atau hanya kebetulan memiliki wajah yang mirip." Batin Fazar kembali yang terus memikirkan foto yang kemarin Fazar lihat yang begitu sangat mirip dengan pria muda tadi.

Sedangkan Zain hanya menatap Fazar yang hanya diam sambil memikirkan sesuatu. Zain hanya bisa menatap Fazar, tanpa melakukan apapun. Karena Zain tidak mau menganggu ketenangan dari tuannya itu.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Selesai makan siang kini, Zain bersama dengan Fazar, melangkah keluar dari restoran. Karena keduanya akan mencari mesjid untuk melakukan solat dzuhur, apalagi solat dzuhur baru saja mereka lewatkan hampir lima belas menit.

Saat keduanya melangkah keluar dari restoran, langka keduanya harus di hentikan karena Fazar dan Zain mendengar suara orang yang sedang bertanya kepada Fazar.

" Fazar kamu berada disini." Tanya orang itu, terdengar dari suaranya kalau orang yang memanggil Fazar itu seorang wanita.

Fazar dan Zain membalikkan tubuh mereka untuk melihat kearah belakang.

Dan Fazar bisa melihat kalau seorang wanita disana yang sedang berdiri sambil menatapnya dengan senyuman.

Fazar yang melihat wanita itu merasa begitu sangat risih. Bukan karena tatapan dari wanita itu melainkan pakaian yang wanita itu kenakan membuat Fazar begitu sangat tidak suka.

Apalagi wanita itu mengenakan pakaian yang minim akan kain yang memperlihatkan tubuhnya yang seksi di tambah dengan dandanannya yang lumayan tebal.

Wanita itu mengenakan pakaian yang lumayan ketat dan juga rok yang pendeknya sampai di atas lutut membuat kaki jenjangnya bisa dilihat.

Fazar yang melihat wanita itu rasanya ingin segera pergi, karena Fazar begitu sangat tidak suka dan membenci wanita yang sekarang berada di hadapannya.

" Kamu."

🍂🍂🍂🍂🍂

" Wiyah kenapa kamu hanya diam." Tanya Fina saat melihat Wiyah yang hanya diam saat Fina dan Yaya sedang berbincang.

Ya keduanya merasa begitu sangat bingung dengan Wiyah yang hanya diam tanpa ikut bergabung dengan pembicaraan mereka. Padahal Wiyah begitu sangat senang jika mereka sedang membicarakan hal yang bersangkutan dengan cerita islami.

" Iya Wiyah kamu hanya diam saja dari tadi ngga ikutan ngomong." Sambung Yaya yang merasa begitu sangat bingung dengan Wiyah yang tiba-tiba saja hanya diam.

" Iya Wiyah, aku lihat-lihat kamu dari tadi hanya diam. Saat makan siang juga kamu gitu. Emangnya kamu lagi mikirin apa sih." Tanya Fina yang sudah mengenal seperti apa sifat Wiyah yang selalu diam menyembunyikan masalahnya sendiri tanpa menceritakannya keorang lain.

Sedangkan Wiyah yang mendengar pertanyaan dari Yaya dan Fina hanya bisa menatap Keduanya. Karena Wiyah bingung ingin menjawab apa. Apakah ia harus menceritakan kalau sekarang ia sudah menikah.

Tidak, tidak. Wiyah belum siap menceritakan hal itu karena Wiyah takut kalau kedua sahabatnya itu akan menganggapnya tidak setia kawan karena tidak menceritakan soal pernikahannya. Bukan itu saja yang Wiyah takutkan, tapi Wiyah juga takut kalau mereka akan menayangkan kenapa ia bisa menikah dengan Fazar yaitu abang dari Fadil.

...----------------...

Nih, sesuai janji kemarin, jadi author up satu lagi.

Oh iya author sampai lupa. Karena besok sudah mau bulan ramadhan, author mau ngucapin.

Marhaban Ya Ramadan mohon maaf lahir dan batin ya. Maaf kalau author ada salah kata yang tidak sengaja author tulis.

Semoga yang puasa besok selalu kuat ya. Semangat 😘.

Salam manis dari author 😉

Harap bijak dalam membaca karena banyak typo yang bertebaran. jangan lupa like, komen dan vote nya biar author makin semangat buat up.