NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Kaiser

Istri Rahasia Kaiser

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy / Slice of Life
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: tiatricky

Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?

•••

Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Tidak hanya itu, dia menjadi pasangan seorang Kaiser Blue Maverick ketua geng motor HORIZON. Cowok bad boy yang membencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 32

Alaska tengah menatap pantulan dirinya di cermin wastafel. Dia melirik kearah Kenzie. "Lo tahu kan hubungan sebenarnya Kaiser sama cewek killer itu?."

"Terus?." Kenzie terkekeh geli mendengarnya.

Alaska menoleh secara keseluruhan. Dia melipat kedua tangannya. "Lo harusnya gak deketan sama cewek itu. Cewek itu pembunuh Devano. Lo bisa aja dibunuh sama cewek killer itu. Paham kan maksud gue?."

Kenzie menghela nafas berat. Dia mematikan keran air. "Hm, ya. Why? Apa salahnya gue kenalan sama dia? Gue yakin Lo bakal syok pas tahu pelaku sebenarnya. "

Alaska mengernyitkan dahi tidak mengerti. Laki-laki itu menatap intens temannya. Sampai tidak sadar Rival kini memperhatikannya dengan seksama. Rival bergidik geli lalu pergi begitu saja.

Gak. Gue gak lihat apa-apa. Rival menggelengkan kepalanya. Sembari berjalan menuju kearah kelas, dia memukuli kepalanya sendiri dengan kepalan tangan.

Kenzie yang merasa dilihat seketika menoleh. Laki-laki itu berkacak pinggang. "Kenapa Lo lihatin gue segitunya?."

Alaska menggelengkan kepala cepat. Dia lalu pergi meninggalkan toilet. Kenzie gak bohong sama sekali.

•••

Di perpustakaan, Diandra tampak mencari-cari buku. Gadis itu membaca dengan teliti judul buku yang ada hingga dia menemukannya. "Ini yang kucari. "

Kaki gadis itu menjinjit sebisa mungkin. Tangannya di udara berusaha untuk mengambil buku matematika wajib. "Ayo, dikit lagi!."

Grap

"Ma—." Ucapannya tergantung begitu melihat tangan itu. Mendadak jantung berdebar kencang. Wajahnya mendadak pucat pasi.

Bug

Buku itu mengenai kepala Diandra. "Bilang apa sama gue?."

Diandra meremas roknya sendiri. Dengan secepat kilat, tubuhnya bersandar pada dinding. Gadis itu melotot. "Ka kamu kenapa di sini?."

Laki-laki itu melirik dengan sinis. "Belajar lah. Lo pikir gue ngapain di perpus? Bunuh orang?."

Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Berikan buku itu. Aku mau belajar. " Berusaha untuk meraih dari tangan laki-laki itu. Namun laki-laki itu menyembunyikannya di belakang tubuh.

Diandra menghela nafas berat. "Kaiser.. please, berikan aku bukunya. Aku mau belajar." Tatapannya memelas.

Kaiser terkekeh geli mendengarnya. Dia memainkan rambut gadis itu dengan menggulungnya. Senyuman tipis terbit di bibirnya. "Gue juga mau belajar. "

"Ya udah bareng sama aku. " Diandra menawarkan.

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. Dia tampak berpikir sejenak kemudian berbicara. "Nanti malem siap-siap aja. Gue mau main sepuasnya bareng Lo. Sampe Lo gak bisa jalan. "

Gadis itu seketika mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia tidak mengerti ucapan Kaiser. "Maksudnya apa sih! Aku nggak ngerti. Please, berikan aku bukunya."

Pletak

"Polos atau bego hah?." Kaiser lalu pergi menuju kearah tempat duduk.

Diandra pun membuntuti dari belakang. Dia menghela nafas berat. Pun duduk di dekat Kaiser. "Berikan buku itu. "

Kaiser menjauhkan dari jangkauan Diandra. Dia melihat kearah cctv. Entah apa yang ada di benaknya. Lalu dia menatap sekelilingnya.

Sepi. Hanya ada mereka bertiga. Termasuk penjaga perpustakaan.

Grap

Diandra berhasil mengambil buku itu. Lantas dia langsung mempelajarinya dengan seksama. Sampai dia tidak sadar jika laki-laki di sampingnya memperhatikan begitu intens.

"Ehem!." Deheman seseorang mengalihkan perhatian keduanya.

Reflek Kaiser menjauhkan diri. Laki-laki itu merasakan jantungnya berdegup kencang. "Kenapa Lo di sini?."

Orang itu terkekeh pelan. Dia lalu mendudukkan dirinya di samping Kaiser. Menatap Diandra dengan senyuman merekah di bibirnya. "Rajin banget ya. Gak kaya cewek kampungan itu. "

Kaiser mendengus dingin. Dia menatap orang itu dongkol. "Pacar gue bukan kampungan. Dan gue harap Lo jaga ucapan di sini. "

Orang itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling perpustakaan. Dia tersenyum tipis. "Lo tahu, ini tempat gue nembak dia. "

Diandra yang mendengar seketika menoleh dan terkejut. Tidak lama bibirnya mengulum senyuman. "Kak Krisna? Kenapa kakak di sini? Nggak kuliah. "

Krisna menggelengkan kepalanya. "Libur. Bunda sama Ayah udah pulang. "

"Mereka dari mana sih! Gak jelas tiba-tiba ngilang gitu aja. " Kaiser berucap dengan ekspresi tidak suka.

Krisna menoleh kearah adik kandungnya. Laki-laki itu tersenyum jahil. Ide licik muncul di benaknya. "Kenapa nyariin mereka berdua? Kangen sama mereka? Atau Lo pengen nyusu lagi?."

Kaiser melotot mendengarnya. Lantas dia menampar lengan kakaknya. Ucapan itu terdengar menyebalkan. "Gue udah dewasa kali. Ngapain pula nyusu. Kaya balita aja. "

Krisna menonyor wajah Kaiser. Laki-laki itu terkekeh geli mendengarnya. "Lo mah sampe umur lima tahun masih nyusu. SMP SMA juga sama. Sukanya susu. "

Gue kangen Lo yang dulu dik. Krisna membatin dengan tersenyum pahit. Laki-laki itu menghela nafas berat.

Diandra menatap kearah suaminya. Dia mengernyitkan dahi melihat ekspresi tidak biasa sang pasangan. Diam beberapa saat kemudian dia memberanikan diri untuk bertanya.

"Kamu malu Kai?."

Kaiser mendelik mendengarnya. Tiba-tiba dia teringat sesuatu hal. Namun bayangan wajah seseorang sangat sulit dilihatnya. Menggelengkan kepalanya kuat. Siapa sih orang itu? Kenapa gue bisa lupa banget sama dia.

"Enggak. Gue b aja. " Kaiser mengelak. Lalu dia berdiri mengambil buku di rak perpustakaan.

Krisna tersenyum simpul. Dia lalu menoleh menatap adik iparnya. "Gue rasa Lo bisa merubahnya. Dan adik gue perlahan tapi pasti inget kejadian itu. "

Diandra mengernyitkan dahi tidak mengerti."Maksudnya?."

"Lah, gue cariin kemana. "

Krisna menyengir lebar."Sorry bro. Gue lagi nostalgia di sini. Ya udah, ayo cabut!."

•••

"Kaiser!." Seru Vanesa sambil berjalan dengan cepat menuju kearah Kaiser yang duduk di atas motornya.

"Hai sayang. Ayo kita pergi!." Laki-laki itu tersenyum manis.

Vanesa mengangguk kepala. Dia bergegas naik ke atas motor pacarnya. Memeluk pinggang Kaiser dengan erat."Kali ini aku juga mau membelikan mu sesuatu. "

Diandra yang menyaksikan kejadian itu menghela nafas berat. Tangannya terkepal kuat. Namun tepukan bahu membuat kepalan tangan terlepas. Dia menoleh lalu tersenyum tipis. "Kenzie?."

Laki-laki itu merapikan rambut Diandra yang berantakan. "Lo gak bawa sisir?. "

Gadis itu menggaruk-garuk kepalanya. "Emang rambutku berantakan banget ya. "

Kenzie mengedikan bahu. Dia kemudian melepaskan tangan dari kepala Diandra. "Ikut gue ke toko buku mau? Buat persiapan olimpiade bulan depan. "

Diandra tampak berpikir untuk menimbang ajakan Kenzie. Dia lalu melihat kearah cincin pernikahan. Menghela nafas panjang. "Aku ijin dulu sama Kaiser. Bagaimanapun juga dia tetap suamiku. "

Angin berhembus membelai rambut Diandra. Gadis itu menatap dengan polosnya.

Laki-laki itu tersenyum simpul. "Iya, gue telponin cowok itu sekarang juga. "

"Astaga! Bagaimana bisa aku lupa punya ponsel?." Diandra menepuk jidatnya sendiri. Wajahnya terlihat menggemaskan sekali.

"Halo!." Kenzie berujar di ponsel.

"Apaan sih? Gangguin orang aja. Lo mau apa lagi sekarang?." Kaiser terdengar kesal di seberang sana.

Kenzie melirik sebentar Diandra yang tengah menunggu dengan tenang. Kembali fokus pada pembicaraan. "Gue mau ngajak istri Lo ke toko buku."

"Hm, terserah. Gue gak peduli!." Setelah menjawabnya, panggilan sepihak diakhiri Kaiser.

Tut

Kenzie mengangguk kepala. Dia kembali memasukkan ponsel ke saku jaketnya. Dia terlihat senang sekarang. "Ayo kita pergi! Suami Lo ngasih ijin. "

Senyuman gadis itu merekah lebar. Matanya berbinar-binar. "Beneran dibolehin? A aku nggak salah denger kan?."

Kenzie menggelengkan kepalanya. Dia mengeluarkan kunci motor di saku jaket yang lain. "Aman. Gue juga gak lama beli bukunya. "

Diandra terdiam mendengarnya. Perasaan ragu menghampiri hatinya. "Bagaimana jika itu kebohongan?."

Kenzie mengusap kepala gadis itu dan reflek Diandra memejamkan matanya. "Nggak. Gue tahu Kaiser kek gimana. "

Gadis itu mendongak dan mengangguk kepala. "Ah, baiklah. Tapi jangan lama-lama. Bagaimanapun juga aku punya suami. "

"Hmm." Kenzie menyahutinya dengan berdehem pelan.

Bersambung...

1
Metana
yang dicekik orang tua lo aja, kenapa Diandra Dia kan gak salah apa-apa/Speechless/
Người này không tồn tại
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
DreamHaunter
Baca cerita ini seperti terlempar ke dunia lain. Aku suka banget, terima kasih telah membuat pengalaman membaca ini begitu intens. 🙌
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Isolde
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!