di kota pemalang, tepatnya jalan sudirman terdapat sebuah toko boneka yang terlihat sangat biasa. pemiliknya seorang pemuda bernama sugi, semua orang menaruh hormat kepadanya, karena kesaktianya tiada tanding, segala macam ilmu hitam tidak berpengaruh padanya, ucapanya seperti mantra itu sendiri, segala jenis pusaka tidak berani menunjukan kadigdayaanya di depan sugi. para orang orang sakti yang menunjukan kesaktianya hanya di anggap orang gila di matanya. namun sugi sendiri tidak menyadari bahwa dia adalah orang sakti.
"kenapa kalian berlutut padaku...?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
aku kaya
Aura yang sangat kuat meletus dari tubuh dawih, kemudian meluap luap bagaikan kobaran api.
"Persiapkan segalanya.., hari ini kita serang mansion keluarga cokrodinoto..!!!" Ucap dawih dengan suara menggelegar.
"Baik tuan...!!!"
***
"Mas sugi, Belajar masak sama siapa..?" Tanya adinda jujur saja ia juga ingin pintar memasak.
"Sama nenek saya mba."
"Maaf, mas sugi sendirian di sini... soalnya dari tadi saya ga ngelihat ada orang selain mas sugi yang tinggal di sini...?" Tanya adinda. Sedangkan isna membiarkan saja pembicaraan mereka.
"Iya mba, saya sebatang kara di sini nenek saya udah ninggal.."
"Sekali lagi saya minta maaf yah mas, kalau kedua orang tua mas sugi kemana...?"
"Ayah saya udah ninggal, sejak saya umur 1 tahun. Ibu saya, pergi dari rumah waktu saya masih kelas 3 sd..."
"Pergi merantau..? Apa gimana mas..?"
"Yah pergi gitu aja mba, ga ngabarin perginya diem diem.."
Nampak mata sugi mulai berkaca kaca, jujur saja hatinya merasa sakit, ketika mengingat waktu dia masih kelas 3 sd pulang sekolah memanggil ibunya tetapi ibunya tidak ada entah pergi kemana.
"Ibuuu...!!! Sugi dapet rangking 1.." teriakan sugi waktu masih kecil masih terngiang ngiang di benaknya.
Adinda yang melihat mata sugi berkaca kaca merasa bersalah, tidak seharusnya ia membuka luka lama.
"Walaupun mukanya seperti tukang pasang keramik, dia juga manusia dia pasti punya perasaan.." batin adinda.
"Maaf yah mas sugi.. saya ga tau sekali lagi saya minta maaf...!"
"Ga papah mba..!"
"Mas sugi emm, apa aku boleh menjadi muridmu..?" Tanya adinda.
"Murid..?"
Sugi menggaruk kepalanya dengan ekspreksi bingung, jujur saja ia merasa minder jika harus menjadi guru dari orang kaya di depanya ini.
"Maaf mba adinda, Memangnya mba adinda meminta di ajari apa..?"
"Yah...! masak. Memangnya apa lagi...?"
"Maaf mba adinda ku rasa saya tidak pantas jika harus menjadi guru masak mba adinda, saya bukan chef saya hanya penjaga toko, saya sama sekali tidak pantas menjadi guru masak bagi mba adinda, mba adinda bisa mencari yang lainya. Sekali lagi saya minta maaf.." ucap sugi. Sugi berkata dengan hati hati, karena dia tidak ingin berurusan dengan orang orang kaya ini.
"Tapikan masakan mas sugi enak loh..! Nanti saya bayar mahal deh..!"
"Uang! uang! uang!.." batin sugi dengan mata Duitan. Sugi kembali mempertimbangkan, ajakan wanita cantik di depanya ini.
"Jika aku mengajarinya memasak, aku takut jika dia kenapa napa. misalnya tangan putih mulusnya terkena minyak panas...! Bisa bisa aku di tuntut ke penjara, mereka orang kaya pasti mereka bisa memasukan orang miskin seperti aku ke penjara dengan gampang!" Gumam sugi.
Sebelum sugi ingin mengutarakan niat menolaknya. Bunyi ponsel terdengar.
Tuttt...!!!
Tuttt...!!!
Tuttt....!!!
Bunyi ponsel adinda. Adinda melirik siapa nama yang menelphone, kemudian mengakat tombol hijau.
"Nona Gawat...!!! keluarga cokrodinoto, sebentar lagi akan di serang oleh tuan dawih.." ucap pelayan dari balik telephone tuan dawih memang memberikan surat peringatan, pada keluarga cokrodinoto sehingga pelayan itu bisa tahu, dan langsung mengabari nona mudanya.
Mata adinda terbelalak mendengar berita tersebut. "Memangnya kenapa dawih menyerang! apa tuan dawih sudah tau bahwa aku mencari keberadaan keturunan kaeros untuk membunuhnya...!"
Sugi menghirup udara dalam dalam mendengar ucapan adinda. "Huffftt keputusanku ku tepat, ternyata mereka mencari pembunuh. Untung saja aku tidak menjadi guru adinda, jika dia kenapa napa bisa saja orang tuanya membayar pembunuh untuk membunuhku...!" Batin sugi.
"Bukan nona, Tuan dawih akan menyerang keluarga cokrodinoto karena hilangnya dirman tangan kanan tuan dawih, dan terakhir dirman bertarung dengan nona isna, tuan dawih berfikir bahwa kita meyembunyikan atau membunuh dirman.."
"Dirman hilang...?"
"Isna, apa kamu tahu di mana dirman.?"
"Tidak nona.., dirman terakhir berada di depan cafe itu.."
"Ayo isna kita harus segera pulang..! Keluarga cokrodinoto dalam bahaya.."
"Ta.. tapi kita belum menemukan tua sakti itu nona..!"
"Persetan dengan tuan sakti itu.. aku harus menyelamatkan kakek.." ucap adinda kemudian berlari. Dan di ikuti oleh isna ke depan.
Sugi juga berlari mengikuti mereka, ke depan dengan kening yang mengerut.
"Waduh.., bonekanya belum di bayar lagi!" Batin sugi.
Adinda dan isna sudah masuk ke mobil.
Tok! Tok! Tok!
Sugi mengetuk kaca mobil
"MBA bonekanya belum di bayar...!"
Adinda baru ingat "ini mas ambil saja, sisa uangnya.." ucap adinda sambil menyodorkan kartu atm, kemudian pergi dengan mobilnya.
"Cih, emang pemuda kere boneka lowakan saja minta di bayar.." batin isna.
Tatapan isna tidak sengaja melirik ke samping toko sugi. Mata isna menyipit ketika melihat golok yang patah di atas tanah.
"Golok itu...!!! Mirip dengan golok setan dirman...!!! Tidak mungkin pasti aku salah lihat, tidak mungkin pemilik toko kumuh ini adalah tuan sakti tidak terkalahkan yang di maksud tugimen. Dia! hanya manusia biasa." Ucap isna benaknya penuh dengan kebingungan, mana mungkin pemuda biasa di depanya ini adalah tuan sakti tidak terkalahkan yang di maksud tugimen. isna bisa merasakan bahwa sugi hanya manusia biasa, bahkan isna sangat sangat yakin bisa membunuh sugi hanya dengan satu kali tamparan saja.
Sugi menerimanya, kemudian melirik kartu atm itu di atas kartu itu juga ada pinnya.
Sugi mengakat bahunya dengan ekspreksi cuek, kemudian masuk kembali ke dalam tokonya. Ia tidak perlu ikut Campur urusan orang kaya, yang penting bonekanya di bayar.
"Kira kira uang di kartu ini ada berapa yah..?" Gumam sugi.
"Cek ah, siapa tahu isinya 10 juta, merekakan orang kaya! tadi mereka juga bilang sisanya ambil aja. Mayan.."
Sugi kemudian mandi, rencanaya ia akan menuju ke atm, untuk mengecek kartu yang di berikan adinda.
Setelah beberapa menit mandi, sugi sudah siap dan berpakaian rapih.
Sugi kemudian keluar dari tokonya, kemudian mengunci pintu tokonya.
Sugi pergi ke atm untuk melihat uang yang di berikan adinda. "Semoga isinya banyak..!" Gumam sugi.
Waktu berjalan. Cepat akhirnya sugi sampai di atm setelah mengantri beberapa menit dia langsung Masuk dan mengecek kartu atmnya.
Mata sugi terbelalak bahkan matanya sampai mau keluar, mulutnya terbuka sangat lebar.
"AKU KAYA.....!!!" teriak sugi bagaikan orang gila, ketika melihat saldo kartu yang di berikan adinda berisi 100 juta.
Dengan wajah sumringah Sugi keluar dari situ. "Emmm, beli apa yah...?" Gumam sugi dengan hati yang berbunga bunga.
"Makan grombayang kayanya enak ini..! Sekali kali lah, mumpung dapat rezeki nomplok...!!"
Sugi kemudian menaiki angkot menuju jalan R.E martadinata. Di mana di jalan itu terkenal ada rumah makan yang menjual nasi grombyang yang sangat lezat.
Klo di hutan ada boneka harimau ama siluman kapal yg td dilepas ama Sugi. Maaf klo aku sok tau😁.