Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburunya Jonathan
Zahra telah selesai dengan mandinya, saat ia akan membuka pintu kamar mandi, ia melihat penampilannya saat ini yang hanya memakai bathrobe dan itu membuatnya sedikit bimbang untuk keluar.
"Ara, apa kau masih lama?" tanya Jo dari luar.
"Ha? Mmm tidak, maksudku aku sudah selesai mandi tapi..."
"Ada apa?"
"Aku tidak punya pakaian ganti."
"Astaga, tunggu sebentar." Jo mengmbil ponselnya lalu membuka rekaman CCTV yang terhubung di sana dan melihat ke arah depan kamarnya demi memastikan bahwa Jordan dan Alora tidak ada lagi di sana. "Sial, dua pengawal Nenek itu benar-benar patuh ternyata," rutuknya. Bagaimana tidak, Jordan dan Alora ternyata masih stay di tempat semula.
"Jo, bagaimana?" pekik Zahra, sebab beberapa saat terdengar keheningan dari luar.
"Iya sebentar." Mau tidak mau Jonathan mengambil piyama miliknya, lalu menyerahkannya pada Zahra melalui celah pintu yang terbuka sedikit.
"Piyama siapa ini?" tanya Zahra.
"Milikku."
"Milikmu? Ini pasti kebesaran untukku." ucap Zahra sembari membuka pintu lumayan lebar.
"Mau bagaimana lagi, dua pengawal setia Nenek itu tidak pergi dari tempatnya, jadi aku tidak bisa mengambil pakaian ganti di kamarmu."
"Astaga, lalu bagaimana dengan pakaian," Zahra memberi kode dengan matanya, bermaksud mengatakan bahwa ia juga tidak memiliki pakaian dalam saat ini.
"Apa?" tanya Jo tak mengerti.
"Itu..." Zahra kembali memberi kode lewat tatapan matanya.
"Itu apa?"
"Itu... Selain ini aku butuh pakaian lain." ucapnya memperjelas.
"Pakaian lain? Untuk ke kantor besok maksudmu?"
"Hais sudahlah! Brak!" Zahra bahkan tak percaya dengan perbuatannya sendiri yang berani menutup pintu dengan kasar di hadapan Jonathan. Ya, mungkin hubungan mereka memang tidak seburuk itu, hanya saja Zahra merasa tindakannya barusan juga bukan tindakan yang baik, mengingat Jonathan adalah atasannya di kantor.
Sementara Zahra merasa tidak enak dan bahkan terkejut dengan tindakannya sendiri, maka di sisi lain ada Jonathan yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya setelah sebelumnya dilanda rasa terkejut lantaran sikap berbeda dari Zahra. Ya, selama menjadi sekretarisnya, Zahra selalu menunjukkan loyalitas kerja yang luar biasa, kedisiplinan, keramahan dan masih banyak lagi hal positive yang membuat Jo mempercayai kinerja Zahra. Tetapi malam ini tampaknya Jo mulai menemukan sisi lain dari gadis cantik tersebut.
Cklek!
Zahra keluar dari kamar mandi dengan piyama yang tadi Jo berikan. Jujur, dengan ukuran tubuh Zahra yang mungil, piyama milik Jo ini benar-benar sangat besar untuknya. Bahkan kini Zahra terlihat sangat imut dalam balutan baju milik Jonathan itu.
Tok tok tok
"Kakak Ipar, saatnya makan malam." panggil Alora dari luar kamar.
Zahra menatap Jo takut-takut, bagaimana pun ia masih merasa tidak enak karena tadi berlaku kurang ajar pada Jonathan. "Mmm aku tidak berani bergabung di meja makan." ucap Zahra pelan.
Jo memperhatikan tampilan Zahra, tampaknya Zahra malu karena penampilannya saat ini, akhirnya Jo 'pun mengangguk paham. "Baiklah, aku akan membawakan makananmu ke kamar nanti." putus Jo.
"Kakak Ipar," Kali ini suara Jordan yang terdengar.
"Iya iya," timpal Jo keras. Bahkan, Zahra merasa kalau Jo sedang kesal saat ini. Jo kembali melirik Zahra sebelum akhirnya keluar untuk makan malam.
"Dimana Kakak Ipar?" tanya Jordan saat Jo keluar kamar seorang diri.
Bug! Entah bagaimana bisa terjadi, seakan kaki Jonathan terayun begitu saja dan menendang tulang kering Jordan hingga membuat Jordan mengaduh. Setelah itu, seakan tanpa dosa, Jonathan berlalu begitu saja menuju ruang makan.
...****************...
Asekkk aura cemburunya abang Jo mulai kecium inimah wkwkw
dah nunggu lama banget
serasa sebentar baca 1 bab
jangan digantung,