Menikah lagi bukanlah hal yang diinginkan Albert untuk saat ini. Namun apa daya, ia tak bisa menolak keinginan putri kecilnya yang terus meminta sosok ibu untuk dirinya.
Kanya, Albert terpaksa menawarkan sebuah pernikahan pada Kanya atas permintaan Lala yang menginginkan Kanya menjadi ibu sambungnya.
"Menikahlah denganku untuk Lala. Tapi jangan pernah berharap setelah menikah nanti aku bisa mencintaimu, karena cintaku sudah habis untuk mendiang istriku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 - Hal Yang Membuatnya Tidak Suka
"Lala..." Kanya memeluk tubuh Lala dengan air mata yang terus mengalir membasahi kedua pipinya. Sedih sekali hatinya mendengar perkataan gadis kecil itu. Hatinya pun terasa sakit sekali membayangkan anak sekecil Lala harus merasakan peliknya kehidupan karena tidak memiliki ibu sejak ia dilahirkan ke dunia.
Walau tak bisa mendengar percakapan Lala dan Kanya, namun Mama Liani dapat merasakan kesedihan mereka. Mama Lila terus saja merekam interaksi mereka saat ini kemudian mengirimkan rekaman tersebut kepada Albert.
Ting!
Notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya membuat pandangan Albert tertuju pada ponselnya yang saat ini tergeletak di atas meja. Albert yang sedang fokus dengan rapat yang sedang berjalan, menyempatkan waktu sejenak untuk melihat pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya.
"Mama..." lirih Albert kemudian membuka pesan berisi video dari sang mama. Melihat isi video tersebut, membuat Albert menghela napas dalam kemudian berpamitan keluar dari dalam ruangan rapat sejenak.
Setelah berada di luar ruangan rapat, Albert kembali melihat rekaman video yang Mama Liani kirimkan. Terlihat jelas dari video tersebut, bagaimana Lala bernyanyi kasih ibu sambil menatap wajah Kanya. Tak hanya itu saja, Albert juga melihat bagaimana senangnya hati putrinya saat menyerahkan setangkai bunga di tangannya pada Kanya.
"Lala..." gumam Albert dengan kedua kelopak mata terpejam. Sesungguhnya Albert juga sakit melihat rekaman video tersebut. Bagaimana tidak, di saat anak-anak yang lain menyerahkan bunga pada ibu kandung mereka sendiri, Lala justru menyerahkannya pada wanita yang bukan siapa-siapa di keluarga mereka.
Tanpa membalas pesan yang Mama Liani kirimkan, Albert memutuskan kembali masuk ke dalam ruangan rapat. Entah apa yang pria itu pikirkan saat ini, yang jelas wajah Albert terlihat semakin dingin setelah melihat video tersebut.
**
Acara perayaan hari ibu di sekolah Lala telah selesai sebelum tengah hari. Lala yang merasa senang karena hari itu bisa merayakan hari ibu bersama dengan Kanya pun tak henti tersenyum.
"Makasih ya Tante Kanya dah mau temanin Lala tadi." Kata Lala. Kini panggilan gadis kecil itu sudah berubah pada Kanya karena mereka sudah pergi meninggalkan sekolah.
"Sama-sama, Sayang. Pokoknya Lala jangan sedih lagi, ya. Lala harus ingat jika masih banyak orang yang sangat menyayangi Lala."
Lala mengangguk mengiyakan perkataan Kanya walau ia tidak bisa memastikan jika hatinya tak akan lagi bersedih setelah ini karena tak kunjung mendapatkan mama baru sesuai keinginannya.
Pulang dari sekolah, Lala meminta Kanya mengantarkannya pergi ke perusahaan sang papa. Lala ingin segera bertemu dengan Albert untuk menceritakan kebahagiaannya hari itu.
Mau tidak mau Kanya akhirnya mengiyakan permintaan gadis kecil itu. Dia mengantarkan Lala pergi ke perusahaan Albert namun meminta izin untuk tidak ikut masuk. Kanya tidak ingin nantinya membuat keributan saat Albert melihat kedatangannya.
"Nenek..." Lala menatap Mama Liani dengan wajah memelas. Dia ingin Kanya ikut dengan mereka bukannya berdiam di dalam mobil.
Mama Liani mengerti bagaimana kecemasan Kanya saat ini. Mama Liani pun tidak ingin memaksa Kanya. Maka dari itu ia berusaha untuk memberikan pengertian pada Lala agar bisa mengerti.
Di saat Mama Liani masih berusaha memberikan pengertian pada Lala, tanpa diduga, dari arah belakang mereka berada saat ini, David nampak berjalan ke arah mereka dan memanggil nama Kanya.
"Kanya, Tante Liani, Lala." Sapa David. Wajahnya nampak bingung saat melihat keberadaan Kanya di sana. Bagaimana tidak, untuk pertama kalinya dia melihat Kanya menginjakkan kaki di perusahaan milik sahabat baiknya.
***
Selamat datang di karya baru SHy. Mari tinggalkan komentar, rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ dan like, dan favorit lebih dulu ya🤗❤️
pasti kania tak akan jaga gengsi..
karena takut kehilangan alberr