Gadis Terpilih Dan Raja Vampir

"Ingat Revan! Gadis terpilih itu harus kamu bawa secepatnya, " ucap Kakek Ben penuh penekanan.

"Sebentar lagi adalah bulan purnama merah, dan di malam itu itu juga darah gadis itu akan menjadi sesuatu hal yang sangat besar untuk kita dan semua bangsa Vampir," ucap Kakek Ben dingin.

"Sudah ratusan tahun kami bangsa Vampir menunggu kelahiran nya, di mana darah nya akan membuat kita bangsa Vampir menjadi hidup abadi," lanjut Kakek Ben.

Mendengar perkataan Kakek nya, tangan Raja Revan terkepal kuat dengan wajah memerah padam, dada nya bergemuruh, seperti ada sesuatu yang ingin meledak.

"Gadis itu punya masa depan," ucap Raja Revan penuh penekan.

"Lalu?" tanya Kakek Ben memicing kan mata nya mata nya.

"Bangsa Vampir bisa hidup semalam ratusan tahun tanpa harus mengorbankan nyawa gadis itu," jawab Raja Revan tanpa sadar menantang bangsa nya sendiri.

"Memang benar, tapi garis hidup gadis itu memang sudah ditakdirkan untuk menjadi milik bangsa Vampir," ucap Kakek Ben tersenyum miring.

"Kamu tidak lupakan, satu-satunya penawar untuk racun yang ada di dalam tubuh mu itu, hanyalah darah dari gadis terpilih itu menjadi, lanjut Kakek Ben melihat ke arah Raja Revan dengan dingin.

Raja Reva terdiam dengan tangan terkepal kuat, karena apa yang di ucapkan Kakek Ben adalah benar adanya, bahkan dirinya juga termasuk orang yang menunggu kelahiran gadis terpilih itu, hanya saja Raja Revan menginginkan sedikit darah gadis itu hanya untuk sebagai penawar racun yang ada di tubuh nya.

Sedari dulu walaupun Raja Revan terkenal akan kekejaman nya, tapi Raja Revan tidak sedikit pun memiliki keinginan untuk memiliki gadis terpilih hanya untuk kepentingan.

"Segera bawa gadis terpilih itu, sebelum di dahului oleh bangsa Vampir-vampir yang lain," perintah Kakek Ben penuh ketegasan.

"Hem"

Jawab Raja Revan hanya bergumam lirih.

Melihat respon Raja Revan yang seperti itu, Kakek Ben hanya mampu menghela nafas nya kasar.

Kakek Ben semakin yakin bahwa cucu semata wayang nya ini sudah melanggar aturan bangsa Vampir, yang melarang siapapun untuk ikut campur dalam urusan mereka.

"Baiklah, kakek akan pergi, dan ingat Revan, apapun yang sedang ada di dalam hati dan pikiran mu, singkirkan itu semua, dan kamu harus fokus pada tujuan awal mu," ucap Kakek Ben menghilang dari sana.

Raja Revan tidak sedikit pun menjawab perkataan Kakek Ben, dan membiarkan kak Ben pergi.

Raja Revan termenung memikirkan apa yang baru saja Kakek nya ucap kan, tujuan awalnya Raja Revan mencari keberadaan gadis terpilih itu tidak lain dan tidak bukan, yaitu untuk racun di tubuh nya.

Huuuffff.....

Raja Revan menghela nafas nya kasar, menyender kan kepala nya di sandaran sofa dengan mata tertutup, dan pikiran yang berkelana entah kemana.

Selama ratusan tahun hidup, Raja Revan tidak pernah se kacau ini pikiran nya, saat ini antara hati dan pikiran nya tidak sejalan.

Sekuat apapun Raja Revan menepis perasaan asing di hati nya, semakin kuat pula keinginan nya untuk lebih dekat dengan sosok gadis cantik pemilik darah terpilih itu.

"Sial! Aku tidak mungkin membiarkan gadis cantik itu terluka, tapi bagaimana Kakek," gumam Raja Revan mengacak rambut nya kasar.

"Persetan dengan racun yang ada di dalam tubuh ku, aku sudah terbiasa dengan semua ini, tapi gadis itu, dia bahkan tidak tahu apa-apa, tapi harus memiliki nasib buruk," lanjut Raja Revan semakin frustasi.

Sadar tidak sadar, Raja Revan saat ini sedang khawatir dengan Putri Alana, dan ini adalah pertama kalinya seorang Raja Revan Zuhaimi khawatir dengan seseorang.

Bagaimana mungkin Raja Revan mengorbankan gadis cantik yang pernah memperlakukan dirinya dengan begitu baik, padahal waktu itu mereka tidak saling kenal, tapi gadis cantik itu dengan polos nya menemani dirinya, yang di anggap nya sedang demam.

Mengingat moment pertemuan pertama nya dengan Putri Alana, tanpa sadar Raja Revan tersenyum kecil.

"Dia cantik dan sangat manis," batin Raja Revan tersenyum kecil.

🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴

Satu Minggu dari kejadian kebakaran yang terjadi di kamar putri Alana, saat ini Putri Alana sedang duduk termenung di dekat jendela kamar nya, di temani se cangkir cokelat panas dan beberapa makanan kecil.

Selama satu Minggu ini Putri Alana merasa ada yang aneh dengan dirinya, lebih tepat nya setelah putri Alana terbangun dari pingsan nya pasca penyerangan waktu itu.

Putri Alana merasa selalu di awasi, bahkan Putri Alana merasa setiap malam ada seseorang yang mendatangi kamar nya, tapi sayang sampai saat ini Putri Alana tidak pernah berhasil untuk mengetahui siapa orang itu.

Calon suami mu itu 🤭

"Hah.... Sebenarnya apa yang terjadi dengan ku," gumam Putri Alana menghela nafas nya kasar.

Tanpa putri Alana sadari saat ini dirinya sudah terikat dengan Raja Revan, maka nya Putri Alana merasa selalu di awasi, karena memang apapun yang terjadi dengan Putri Alana semua itu langsung terhubung dengan Raja Revan.

Raja Revan memang tidak menyentuh sedikit pun darah Putri Alana, tapi seperti yang kalian tahu, malam itu Raja Revan mengalirkan ikatan penghubung antara Putri Alana dan dirinya, supaya Raja Revan bisa mengetahui dengan cepat apa yang terjadi dengan Putri Alana, karena Raja Revan yakin setelah ini pasti akan semakin banyak bangsa Vampir yang ikut mengincar Putri Alana.

"Dan siapa sebenarnya orang-orang yang menyerang ku waktu itu, mereka memiliki kekuatan semacam sihir," gumam putri Alana mengingat pertarungan nya waktu itu.

Putri Alana kembali teringat dengan pertarungan nya dengan beberapa laki-laki misterius yang menurut nya merupakan manusia jadi-jadian, karena mereka memiliki kekuatan seperti sihir.

Bahkan selama satu Minggu ini Putri Alana sudah banyak sekali membaca buku tentang sihir, tapi tidak mendapatkan jawaban apa-apa.

Tidak ada yang tahu bahwa kebakaran di kamar putri Alana waktu itu akibat kekuatan dari orang-orang yang menyerang Putri Alana, bahkan Raja Wallace dan Ratu Ivara tidak tahu, karena memang Putri Alana tidak menceritakan pada orang tuanya.

Ratu Ivara dan Raja Wallace sampai saat ini masih terus mengerahkan seluruh anak buah mereka, untuk mencari siapa dalang dari penyerangan yang di lakukan pada putri Alana satu Minggu yang lalu, sayang sampai saat ini baik Raja Wallace ataupun Ratu Ivara, mereka berdua belum menemukan siapa dalang nya.

"Kalau seperti ini terus lama-lama aku bisa gila," ucap Putri Alana mengacak-acak rambut nya.

Putri Alana merasa otak nya yang selama ini selalu bekerja dengan cepat, dalam memecahkan sebuah masalah, tapi untuk masalah kali pikiran Putri Alana ini benar-benar merasa buntu.