••Bijak lah dalam memilih bacaan ya guys. ••
Ini sebagian cerita dari that my baby
😾😈
Malam yang di penuhi oleh hujan lebat, hingga membuat suasana di jalan sangat dingin dan menyeramkan dengan diiringi petir yang tersambar kemana-mana. Begitu dingin suasana malam ini namun tidak bisa mendinginkan suasana panas yang sedang di lalu oleh gadis yang tengah menggeliat tidak karuan ini.
Sensasi yang tidak pernah ia rasakan kini menyeruak seakan mendorong tubuhnya untuk mencari rasa dingin yang ia inginkan.
Seorang pria masuk dengan tubuh tegap nan gagah. Membuatnya seketika terpaku dan terhipnotis.
"Sentuh aku, tolong.... " Ucapnya dengan mata sayu.
"Kau akan menyesali ini Tantri.... "
Kesalahan malam itu membuatnya kini semakin membenci pria yang sudah pernah merusak hidupnya. Namun bagaimana jika kehadiran seseorang yang tak seharusnya ada kini semakin menjerat keduanya dalam hubungan yang serius.
Jangan lupa terus dukung author ya guys, thankyou?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tr_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33
...Happy Reading ✨...
Siang yang sudah beranjak ke sore hari, seharusnya cuaca di luar yang sejuk bisa mendinginkan suasana. Tapi sayangnya suasana di dalam kamar ini tidak bisa di sejukan meski pendingin ruangan sudah sangat tinggi.
Kevin semenjak tadi sudah sangat muak akan diamnya Tantri, istrinya yang biasanya akan beradu pendapat dan berdebat dengannya kini bungkam. Diamnya wanita itu semakin membuat Kevin merasa akan kehilangan, dia tidak mau kehilangan istri tercintanya ini.
Semuanya sudah memutuskan akan pulang malam ini, jadi mereka sedang bersiap dan membiarkan yang lain istirahat sebelum balik ke rumah masing-masing.
"Tantri davira!" Panggil Kevin untuk kesekian kalinya saat wanita itu malah menghiraukan panggilannya. Bahkan istrinya malah menggunakan penutup telinga agar tidak mendengar ucapan yang akan di katakan olehnya.
"Berhentilah memanggil nama panjangku, atau aku akan mengganti nama." Kata Tantri sembari membuka penutup telingannya.
"Kenapa kita tidak bicara dulu masalah tadi! Kau bertemu dengan dia bukan?" Tanya Kevin sembari menatap mata itu, mata yang ingin ia kembalikan tatapan cintanya.
"Diamlah, kau berisik!" Ucap Tantri sembari bangun dari tidurnya dengan dibantu Kevin. Lemah sekali dirinya! Tak ingin mendengar penjelasan apapun tentang kejadian yang ia alami di depan toilet tadi.
Bukan tidak ingin di beri penjelasan, hanya saja ia takut. Bahkan sangat takut jika apa yang akan di katakan oleh Kevin nanti hanya akan membuka luka yang selama ini ia balut dengan rapat. Luka yang mana ia harus mengetahui kalau Kevin telah memiliki kekasih dan dia adalah perusak hubungan mereka.
"Kau mau kemana?" Tanya Kevin saat melihat istrinya akan keluar kamar.
"Aku ingin mencari udara segar."
"Aku ikut!"
"Ingat batasan yang kita buat dulu Kevin, ingat lah perjanjian itu. Jangan membuatku selalu bergantung padamu." Ucap Tantri dengan membelakangi suaminya, ia tidak bisa bersitatap dengan mengatakan itu. Ia takut akan menangis saat tak bisa merelakan suaminya itu.
"Tantri davira!" Panggil Kevin dengan penuh amarah, ia benci jika di ingatkan pernikahan kontrak konyol itu! Ya, dia memang mendatangi perjanjian itu dan bahkan dialah yang membuat kontrak itu agar bisa terikat dengan istrinya. Kini malah ia yang di ingatkan? Oh shit! Kini meski harus menggunakan kontrak yang lain akan dia jerat Tantri hingga tak bisa berkutik!
Bugh!
Dinding kokoh itu menjadi alas untuk kemarah seorang Kevin william. Bahkan matanya menunjukkan rasa amarah yang teramat sangat. Bukan amarah karena ucapan istrinya, tapi amarah yang dia tunjukkan untuk wanita ja-lang yang sudah berani membuat Tantri mengingat perjanjian itu.
Tentu saja amarah itu ia keluarkan saat sang istri sudah keluar kamar karena jika masih ada Tantri disana maka ia pastikan bahwa wanita itu akan ketakutan. Terlebih dia sedang mengandung jadi tidak bisa ia paksa untuk mendengarkan penjelasan yang ingin ia katakan.
.
.
.
Di belakang villa, tepatnya di taman kecil yang kemarin mereka gunakan untuk barbeque. Tantri sedang menikmati semilir angin yang membelai wajahnya. Belaian itu membuat hatinya yang sedang lelah itu ingin bersandar, tapi sayangnya ia merasa tidak bisa bersandar kemana pun saat ini.
Mata indah wanita hamil itu terlihat menerawang jauh ke kejadian tadi siang di depan kamar mandi sebelah pantai tersebut.
Flashback on
"Aku sudah tidak sabar melihat pria itu meradang mengetahui aku memakai baju seperti ini. Siapa suruh menyembunyikan pakaianku!" Kata Tantri sembari berkaca lewat kamera ponsel yang sedang ia ayunkan hingga memperlihatkan seluruh tubuhnya.
Selesai mengambil baju yang ia pakai tadi, wanita itu keluar dengan hati-hati menuruni tangga yang lumayan licin tersebut.
"Wanita murahan!"
Awalnya saat mendengar itu Tantri hanya acuh, mungkin saja kekasih orang itu ketahuan selingkuh jadi ia tidak mau ambil pusing mencari tahu masalah orang lain.
Kakinya yang baru saja menapak di tanah kini tidak jadi melangkah saat namanya di panggil dari arah belakang.
"Tidak tau malu kau Tantri Davira!" Panggil orang itu dengan berteriak, Tantri bahkan sampai terkejut dan langsung berbalik. Menatap wanita yang sedang berdiri di dinding luar kamar mandi dan bersidekap.
Matanya menatap dirinya dengan tatapan kebencian. Bahkan saking bencinya terlihat bahwa ia sedang menggertakan giginya.
Wanita itu bertubuh tinggi dengan rambut pirang yang di kuncir satu. Wajahnya yang cantik ala bule di padukan dengan kulit putih susunya, bisa di tebak wanita itu adalah wanita yang di gandrungi banyak pria.
"Kau bicara denganku?" Tanya Tantri polos, ia hanya tidak mau marah karena salah paham. Bisa saja nama orang yang di sebut itu sama dengannya jadi ia tidak mau buang-buang tenaga.
Melihat jawaban itu membuat wanita yang sedang bersandar itu tersenyum sinis. Cih! Menjijikkan! Batin wanita tersebut.
"Ya, tentu saja! Apa ada wanita yang tidak punya harga diri disini selain dirimu?" Sindir wanita itu sembari berjalan turun berhadapan dengan Tantri.
"Apa? Memahnya aku ada utang berapa padamu hingga kau menyebutku tidak ada harga dirinya? Aku bahkan sepertinya tidak pernah meminjam uang padamu!" Sahut Tantri yang mulai tersulut emosi. Ya, dia tidak merasakan ada mengutang apapun kenapa malah dirinya di katai begitu?
"Cih! Wanita ja-lang akan tetap ja-lang hingga akhir!"
Mendengar perkataan itu ia ingin mengumpat tapi ia sadar bahwa saat ini kondisinya sedang hamil tidak bisa asal mengucapkan hal kasar.
"Kenapa? Kau masih bingung? Hey! Wanita malam! Kau menjerat kekasih orang untuk menjadi suami ku hanya karena anak ini!" Tunjuk wanita itu dengan menuding perutnya.
"Kevin willian adalah kekasih ku! Dan kau membuatku di campakan karena bayi sialan ini!"
Plak!
Tangan yang terkepal sedari tadi kini melayang mengenai pipi wanita itu. Wanita yang menyebut anaknya sebagai anak sialan! Enak saja, dia saja sampai engap mengandungnya tapi tak pernah mengatakan anak sialan. Lalu siapa wanita ini yang datang-datang mengatai anaknya.
"Cukup! Mulutmu sangat busuk hingga aku tak sanggup mendengar ucapanmu." Tantri berbalik ia ingin pergi, ia tidak mau merusak seluruh hatinya untuk wanita gila itu.
"Hey ja-lang!" Tangan Tantri ia cekal dengan sangat erat bahkan seperti akan mematahkan tangan itu saat ini juga. Berani sakali tangan yang tidak tau malu itu mengotori pipinya.
"Lepas! Aku tidak ada urusan apapun denganmu! Jika ingin protes tanya pada suamiku saja!" Kata Tantri dengan berusaha melepaskan jeratan tangan yang membuatnya kesakitan.
"Suamimu?! Wah ternyata memang orang rendahan akan menunjukan wajah aslinya saat sudah merasa menang! Haruskan aku buat predikat anakmu ini hanya sebuah nama?" Tanya wanita itu dengan seringai jahatnya. Tantri seketika membeku saat mendengar ucapan wanita yang ia tau arahnya kemana.
"Dengar! Pasang telingamu dengan benar! Ku beri kau pilihan! Pergi setelah melahirkan atau mati bersama dengan anakmu!" Ucap wanita itu sebelum melepas tangannya.
Terlihat ada beberapa orang berbaju hitam datang bersamaan menghampiri mereka.
"Ingat! Namaku Arabella! Aku akan datang untuk menjengukmu!" Teriaknya sembari menghilang berloncatan layaknya kera sakti.
Pria berbaju hitam itu mengikutinya, ah sepertinya ini adalah bodyguard yang ada diderah villa yang kini juga berpindah ke pantai untuk menjaga semua orang.
"Nyonya tidak apa?" Tanya salah satunya yang memastikan tak ada yang terluka, kalau ada yang terluka maka dirinya akan kehilangan nyawa.
Tantri tak menggubris karena jantungnya berdebar takut, ia berjalan tanpa sadar. Karena ia sangat ingin menjauh dari tempat itu. Dirinya takut akan ada orang lain yang datang dan melakukan hal yang buruk pada bayinya.
Flashback off
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣 kalian ya para readers, dukung author dengan kisah 'gairah suami Lucifer ku ' 😍