NovelToon NovelToon
Antara Dia Dan Sahabat Kuu

Antara Dia Dan Sahabat Kuu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Dosen
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: dragon starr

Liliy aqila khanza, Hesti Adifa dan Wina arfa alia bersahabat sejak TK sampai bangku kuliahan. mereka menamainya Black Ladies karena mereka memiliki kesamaan tidak menyukai warna yang cerah dan itu menggambarkan kepribadian mereka. Liliy aqila khanza berusia 19 tahun dan diagnosa dan mengidap DID ( Dissociative identy Disorver) 8 tahun yang lalu. Trauma masa kecil akibat broken home membuat tempramennya sulit ditebak. Liliy jurusan seni dan tergolong pandai di kelasnya. Gitar merupakan barang kesayangannya yang selalu di bawa kemana pun dia pergi. hesty dan wina ialah sahabat yang selalu memahaminya mereka tidak membiarkan sahabatnya larut dalam kesedihan. Hingga persahabatan mereka di uji oleh seorang laki-laki tampan jurusan olahraga yang merupakan pindahan dari kota. postur tubuhnya yang kokoh membuat idola para kaum hawa di kampusnya.Kedatangannya membuat persahabatan mereka mulai retak. Apakah Black Ladies mampu mengatasi keretakan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dragon starr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7.Awal Kecemburuan

  " Cemburu itu manusiawi, tapi jangan jadikan cemburu mu awal dari kehancuran mu sendiri."

  Alarm Lily berbunyi menunjukan pukul 05.40 WIB itu berarti Lily bangun bersiap siap salat, mandi membantu neneknya memasak di dapur karena mereka tidak memperkerjakan pembantu karena neneknya masih mampu mengurus rumah dan memasak apalagi neneknya berdua saja dengan Lily jadi tidak terlalu repot. Setelah itu, Lily sarapan dan siap siap berangkat kampus dan selalu ditemani oleh gitar kesayangannya. Itulah rutinitas pagi Lily setiap hati kalau tidak kesiangan.

  berbeda dengan Wina dan Hesti, mereka tinggal berangkat ke kampus karena sudah di persiapkan semua sama pembantu di rumahnya.

  Saat perjalanan ke kampus, Hesti mengendarai mobilnya yang sempat berada di bengkel beberapa hari. Di tengah perjalanan ke kampus dia memutar musik agar tidak bosan, tinggal 20 menit lagi bel masuk untuk memulai perkuliahannya. Tiba tiba mobilnya terhenti di tengah jalan, Hesti pun heran dan kesal sambil turun dari mobil karena perasaan mobilnya baru dia bawa ke bengkel, saat turun dan langsung mengecek mobilnya dan ternyata ban mobilnya bocor gara-gara paku karena area situ sedang ada renovasi bangunan.

 Hesti mulai panik sambil menendang nendang ban mobilnya gara-gara kesal, Hesti mengambil ponselnya dan langsung menelpon Lily tapi ponsel Lily tidak aktif karena dia juga dalam perjalanan ke kampus arahnya juga berlawanan. Hesti langsung beralih menelepon Wina kebetulan searah dengan rumahnya, tapi Wina sudah di kampus karena tadi pagi di antar oleh kakaknya pagi pagi yang sekalian ke kantor.

  Hesti pin langsung menelepon supirnya di di rumah, tapi pasti terlambat juga perjalanan ke rumah dan tempatnya lumayan jauh jadi tidak keburu juga.

  Hesti pun panik dan bolak-balik di tempatnya, tinggal 10 menit lagi bel masuk tapi dia terjebak di tengah jalan. Tiba-tiba ada suara motor yang mendekat ke arahnya, Hesti memperhatikan seragamnya ternyata itu sama dengan seragam kampusnya dan Hesti memberanikan dirinya untuk memberhentikan pengendara itu tanpa mengenal siapa itu, terpenting dia tidak mau terlambat ke kampusnya. Pengendara motor itu pum berhenti pas depannya sambil membuka helmnya, dan ternyata itu adalah Randy yang dia kagumi diam diam.

  Hesti pun mulai membisu dan mulutnya terkunci seketika, dia bingung mau mengatakan apa karena apa yang dia berhentikan itu adalah Randy seniornya tiba tiba Randy bertanya pada Hesti.

" Ada apa?" tanyaya singkat yang masih tetep duduk di atas motornya.

  " M- maaf kak, ban mobil saya bocor" jawabnya Hesti dengan gugup dan ketakutan, bukan karena terlambat di kampus tapi takut dengan Randy yang tiba tiba dia hentikan di tengah jalan karena jangan sampai dia marah.

"Lalu kenapa?" tanyanya sambil memicingkan matanya dengan jelas.

 " Aduh ini cowok nggak peka'an yah, pengen getok tapi sayang juga," gumamnya Hesti dalam hati yang greget.

"Kok diam, ada yang bisa bantu?" kalau nggak ada, aku pergi nih." Ucapnya Randy tidak mau basa basi karena dia buru buru ke kampus.

"Eee... tunggu kak, B- boleh nebeng kak soalnya ban mobil aku lagi bocor kak, kalau nunggu sopir aku takut nggak keburu ke kampusnya." Jelasnya dengan ketakutan sambil meremas rok nya dengan erat.

 " Naik aja," jawabnya dengan singkat sambil memasang kembali helmnya.

  Tanpa menunggu lama, Hesti menaiki motor Randy yang tinggi dan membuatnya kesulitan naik. Hati Hesti tak karuan seketika antar senang, takut, canggung dan bahagia. Selama perjalanan, tidak ada pembicaraan di antara mereka, hanya suara knalpot bising yang mengisi kesunyian mereka. Sebenarnya Hesti ketakutan karena Randy sangat cepat membawa motornya, dia tidak menghiraukan jalanan berlobang dan sampai sampai menerobos lampu merah, karena buru buru juga ke kampusnya. Hesti hanya berpegangan pada jaket Randy takut jatuh tanpa bertanya dahulu, pikirnya pasti Randy mengerti situasinya sekarang.

  Setelah sampai di kampus, Randy memarkirkan motornya di parkiran dan Hesti pun turun dengan hati hati, jangan sampai dia terjatuh di depan Randy dan tidak ingin menanggung malu. Hesti melihat jam tangannya dan ternyata tinggal 1 menit lagi mata kuliah di mulai.

 "Terima kasih kak, pasti saya mengingat hari ini dan saya berhutang budi sama kakak," ucapnya dengan sambil berlari menuju tangga karena 1 menit lagi mata kuliahnya di mulai.

  Randy pun geleng geleng kepala melihatnya, karena dia tidak tahu siapa namanya dan tiba tiba dia di berhentikan di tengah jalan. Randy pun membuka helmnya dan melangkah menuju kelasnya juga karena jangan sampai dia terlambat gara-gara cewek tadi. Randy tidak menyadari kalau dia diperhatikan oleh seseorang dari jauh dan sempat di foto saat berboncengan sama Hesti.

  Saat memasuki ruangan, Hesti ragu untuk masuk karena suasana dalam ruangan hening. Hesti melirik di balik pintu, ternyata dosennya sudah datang duluan. Hesti memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu karena dia tau kalau dosennya kali ini tidak terlalu galak.

Tok... tok... tok, Hesti mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Seisi ruangan pun langsung menoleh ke arah pintu, Hesti langsung diam dan membisu dan malu karena jadi pusat perhatian seketika.

" A- asalamualaikum, Bu." Ucap Hesti gugup sambil melangkahkan kakinya di dalam ruangan.

"Walaikumsalam," jawab dosennya dan seisi ruangan dengan serentak sambil menoleh ke arah Hesti.

Hesti pun malu seketika dan keringatnya mulai bercucuran membasahi baju yang dia pakai

" Nama kamu siapa? Kenapa terlambat?" tanya dosennya sambil membuka kacamatanya dan meletakkannya di atas meja.

"H- hesti bu, jawabnya dengan terbata bata karena ketakutan dan menjedanya sesaat "Tadi ban mobil aku kebocoran di tengah jalan, Bu." jelasnya singkat sambil menunduk takut.

" Lain kali jangan terlambat lagi yah, kali ini saya maklumi. Silahkan duduk di tempatnya" jawabnya dosen sambil memasang kembali kacamatanya dan mempersilahkan Hesti duduk.

"B- baik Bu," ucapnya Hesti menunduk dan sambil berjalan menuju tempat duduknya.

Dosennya menjelaskan kembali materi yang sempat terhenti gara-gara kedatangan Hesti. Setelah sampai di kursinya, Lily hanya menoleh sebentar lalu memperhatikan dosennya menjelaskan di atas, sedangkan Wina menatapnya dengan penuh tanya tanya. Hesti pun menatap tatapan Wina yang begitu di penuhi pertanyaan dan Hesti pun mengerti maksudnya.

"Nanti aku ceritain," bisik nya Hesti sambil melepaskan tasnya dan menggantung di samping mejanya.

"Hehehe, oke deh. kamu memang tau apa mau ku." Jawabnya dengan terkekeh kecil karena takut dosennya denger.

Pelajarannya berlangsung dengan tenang selama beberapa jam, mereka memperhatikan setiap penyampaian dosennya agar tidak tertinggal materi karena kadang dosen mengadakan kuis dadakan untuk mengetes mahasiswa. Tidak lama kemudian, waktu mata kuliahnya sudah berakhir, dosennya pun keluar dari ruangan dan teman seruangannya ada di kantin, ada yang ke perpustakaan. Tapi Lily dan Wina masih di dalam ruangan menunggu penjelasan Hesti.

Tiba-tiba, Lily menegur temannya yang latihan musik di dalam kelas.

"Kalau mau latihan tuh bukan dalam kelas, sono ruang latihan. Kalian bebas latihannya, kalau di sini tuh kalian menggangu," Ucapnya Lily dengan nada agak tinggi dan menatapnya dengan tatapan tajam.

" I- iya, Li." jawabnya salah seorang yang memainkan musik di dalam kelas sambil merapikan alatnya lalu meninggalkan kelas.

"Sudahlah, Li. Jangan permasalahkan itu." Lerainya Hesti menenangkan sambil mengusap usap pundaknya.

" Eee... Bagaimana kalau kalian perbaiki dulu duduknya sambil mendengarkan alasan Hesti. Hes, kenapa ban mobil kamu bocor lagi 'kan baru keluar dari bengkel? tanyanya Wina dan mengalihkan pembicaraan dan menanyakan keterlambatan Hesti.

" Maaf yah, tadi aku di perjalanan jadi ponselku aku matikan," ucapnya Lily merasa bersalah pada Hesti

" Hooh, aku tadi sama kakakku ke kampus lalu dia ke kantornya, jadi tadi aku pagi sekali ke kampusnya," jelasnya Wina sambil menunduk.

"Kalian tuh nggak salah apa apa, tadi ban mobil aku bocor gara-gara paku karena di area situ lagi ada renovasi bangunan." Terangnya Hesti meyakinkan agar temannya tidak lagu merasa bersalah.

" Lalu sampai kampusnya ama siapa," tanyanya Lily dengan penasaran.

"Aku tadi nunggu sopir aku tapi pasti nggak keburu, tiba-tiba aku liat ada yang pakai seragam kampus kita jadi aku berhentiin tengah jalan, daripada terlambat mending aku berhentiin," jawabnya Hesti dengan santai.

"Kamu tau siapa orangnya?" tanya Wina tidak kalah penasarannya.

"Kalau tidak salah dia senior kita, kak Randy," jawabnya Hesti dengan sedikit tersenyum malu.

"Kak Randy? Kak Randy senior kita yang pernah aku ceritain waktu itu?" teriaknya Wina karena kaget jawaban Hesti.

Randy siapa sih? emang dia siapa sampai sampai kalian tuh aneh," tanyanya Lily yang tidak mengetahui siapa itu Randy.

"Aduh, Neng! Kemana aja sih? Kal Randy itu senior jurusan olahraga basket yang tampannya itu nggak kira kira. Semua di kampus ini pasti tau siapa itu kak Randy," jelasnya Wina yang heran dengan sahabatnya yang satu itu.

" Nggak penting juga dia itu siapa," ucapnya Lily dengan santai sambil menopang dagunya dengan tangan.

"Oh iya, Hes. Kamu beneran tadi di bonceng ama kak Randy? tanyanya lagi Wina untuk memastikan karena merasa tidak terima.

"Iya emng kenapa? Kan tadi aku bilang aku nggak tau kalau kak Randy itu yang aku berhentiin," jelasnya Hesti yang merasa bersalah.

"Kan kamu tau kalau kak Randy jodoh aku," ucapnya Wina dengan wajah cemberut dan sedikit kecewa dengan Hesti.

" Maaf yah, win. Tadi itu aku benar-benar ngak tau, apalagi tadi aku buru buru jadi nggak pikir panjang," jelasnya Hesti dengan menunduk karena merasa malu sama sahabatnya.

" Aduh.... kalian tuh lebay. Emang Randy mau sama kalian? Apalagi gara-gara cowok saja kalian pertengkaran," jawabnya Lily dengan menatap Hesti dan Wina secara bergantian, berharap sahabatnya itu paham.

" Bukan begitu maksud aku," jawabnya Wina yang masih sedikit kesal.

" Kamu 'kan selalu naksir semua cowok apalagi yang bening bening, jadi nggak masalah 'kan? Tanya kembali Lily ke Wina dengan menatap dengan meyakinkan.

"Aku sih nggak masalah, tapi...," jawabnya Wina menjeda ucapanya karena merasa tidak rela kalau dia merelakan Randy.

" Udah tapi tapianya, lagian Hesti nggak apa apanya juga 'kan Hes? Ucapnya meyakinkan Wina dan bertanya kembali pada Hesti agar mereka tidak salah paham.

"Hmm... nggak ada apa apanya kok, apalagi tadi kita ketemunya secara kebetulan," jawabnya dengan sedikit ragu dan takut.

" Udah ' kan Win? Jadi jangan ngambek lagi gara-gara cowok," ucapnya kembali untuk meyakinkan Wina agar persahabatannya tidak hancur gara-gara cowok.

" Yah, saya ikhlas deh. saya pilih sahabatku dari pada cowok yang merusak persahabatan kita," jawabnya dengan sambil tersenyum.

" Gitu dong 'kan kita udah kenal lama jadi jangan ada lagi di sembunyikan, apalagi tuh gara-gara cowok" ucapnya lily sambil berpelukan erat.

" Aku merasa bersalah nih," ucapnya Wina dengan sedikit mengeluarkan air mata, Aku minta maaf ya, Hes." Sambungnya Wina.

"Kita kan sahabat jadi jangan bertengkar lagi yah apalagi hal sepele," ujarnya Lily tersenyum bahagia.

Mereka saling bertatapan dan tertawa lepas melupakan apa yang telah terjadi.

1
ナディン(nadin)
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
Odette/Odile
Suspensnya bikin nagih
Arsène Lupin III
Luar biasa! 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!