Bau bangkai menyengat selalu datang setiap mau maghrib sampai nanti menjelang isya, Kadang bayangan merah juga melintasi jendela. Lita terpaksa menyewa tempat yang paling ujung karena harga nya yang murah dan ukuran rumah ini lumayan besar, Namun rasa takut Lita berkurang ketika ada seorang pria bernama Sam juga menghuni rumah ini di bagian atas.
Yang membuat Lita merasa aneh, Sam datang nya selalu sore setiap mau maghrib.
Siapa Sam sebenar nya?
Kenapa Sam mau tinggal bersama Lita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Sosok hitam
Jam tiga dini hari Lita terbangun karena suara berisik dari atas, Mungkin para tikus suka berlarian karena lantai itu tidak pernah di jamah oleh manusia. Namun yang membuat Lita heran itu adalah suara berisik tersebut, Suara nya lebih mirip dengan orang yang sedang bermain gendang. Bukan seperti tikus yang berlarian, Lita menajam kan telinga nya agar bisa lebih jelas mendengar suara apa itu. Sekarang dia yakin seratus persen bahwa ini memang suara orang yang sedang bergendang, Tapi siapa pula manusia yang masih melek di jam tiga pagi. Sedangkan jam tujuh saja anak anak sudah tidak ada lagi yang berkumpul karena seram nya tempat ini, Lita mulai menyadari bahwa tempat ini memang sangat tidak beres.
"Aku harus bagai mana sekarang?" Batin Lita bergejolak antara ingin melihat atau ingin mengabaikan nya saja.
Suara itu semakin menjadi bila Lita memilih mengabaikan nya, Seolah dia memang minta perhatian dan ingin Lita melihat nya. Lita tidak seberani itu sampai mau naik keatas sendirian, Bila ada teman nya satu saja, Maka Lita akan berani. Sudah cukup saat itu dia pingsan karena sangking kaget nya dengan wajah meleleh yang tiba tiba saja muncul, Masa iya setiap malam dia harus pingsan karena di kerjai setan, Lita juga sebenar nya sudah kenyang berhadapan dengan setan atau pun iblis.
Karena sejak di kampung dia sudah sangat sering punya urusan dengan yang nama nya iblis, Kakak nya hampir mati karena iblis yang di pasang dalam tubuh nya. Ibu nya juga punya urusan dengan tuyul dan berakhir tragis, Belum lagi setan usil yang kadang ikut mengganggu nya juga. Karena di kampung dulu juga banyak setan yang berkeliaran, Mereka adalah setan yang berpasangan dan sangat suka menjahili Lita.
"Semoga saja tidak ada apa apa." Lita berharap dengan hati cemas.
Akhir nya kaki gadis ini melangkah keluar dari kamar dan perlahan menuju tangga kayu yang menghubungkan dengan lantai dua, Bulu tangan sudah merinding sejak tadi akibat suasana yang sangat mencekam ini, Tatapan Lita lurus mengarah tangga yang agak suram. Padahal lampu sudah di hidup kan agar keadaan agak tenang sedikit, Tapi itu sama sekali tidak membantu apa apa, Rasa nya masih sama menakutkan bagi siapa pun yang naik kesini.
Braaak.
Lukisan pria yang sedang duduk di atas kuda mendadak jatuh kelantai, Lita sudah terjingkat sambil memegangi pagar tangga. Mulut nya tidak berhenti menyebut nama allah agar dia di lindungi oleh pencipta nya, Lita meletakan lukisan itu di pinggir karena tidak akan bisa mau di gantung lagi.
"Ternyata di atas sangat luas begini." Gumam Lita menatap sekeliling yang sangat luas.
Atap nya terbuat dari seng yang cerah sehingga bisa menikmati cahaya rembulan yang sangat indah, Ada ranjang juga di sana dan di tutup dengan kain putih agar tidak berdebu. Tak ketinggalan ada sofa tunggal, Lita berkeliling karena niat nya naik kelantai atas mencari suara yang bergendang tadi, Saat Lita naik keatas suara nya sudah tidak ada lagi.
"Dari mana suara itu berasal, Kok sekarang tidak ada." Batin Lita.
Karena tidak ada suara gendang itu lagi, Lita mendekati jendela atas. Melihat pemandangan sini sangat bagus, Gadis ini pun duduk sambil menatap kearah hutan belakang gedung kost para anak mahasiswa. Bila sudah sendiri dan menikmati pemandangan indah begini, Lita teringat dengan kisah hidup nya.
"Tidak mungkin kan aku menderita terus?" Lita bicara sendiri sambil mengusap air mata nya.
Bayangan hitam yang tadi sudah mengulurkan tangan ingin mendorong Lita dari atas sini mendadak urung, Mendengar suara gadis ini yang gemetar karena menangis. Lita memejam kan mata mengingat semua derita yang sudah ia alami.
"Kenapa semua orang tidak menginginkan aku? Kenapa, Huhuhuuu." Lita menangis sampai pundak nya bergetar.
Tangan berbulu lebat seperti monyet itu terulur menyentuh rambut Lita, Namun gadis ini tidak bisa merasakan nya. Dia masih larut dalam kesedihan dan menyandarkan kepala nya pada pinggir dinding, Mengusap ingus nya yang juga meleleh.
"Malam! Apa kau tau bahwa aku sangat menderita, Ku kira aku hanya tidak beruntung dalam hubungan keluarga. Nyata nya aku juga tidak beruntung dalam masalah cinta!" Keluh Lita.
Lama gadis ini menangis dan berbicara sendiri membicarakan penderitaan hidup nya, Memang terasa sangat nyaman setelah meluap kan rasa sedih nya yang lama di simpan, Hati Lita sakit sekali mengingat penolakan nya Azka dengan cara melibatkan wanita lain. Namun ini hanya sebatas sakit hati saja, Bukan rasa benci hingga menimbulkan amarah, Dia juga tidak bisa mau memaksa orang untuk mencintai nya.
Lelah menangis dan juga terbuai dengan hembusan angin malam, Lita memejamkan mata nya dan tertidur dalam keadaan duduk. Sosok hitam bermata merah itu mengelus kembali kepala Lita dan bahkan sekarang memeluk nya, Dia mendengarkan semua keluh kesah dari gadis ini.
...****************...
Lita membuka mata nya dan menatap bingung dengan keadaan sekitar, Dia bingung karena sudah terbaring di atas ranjang yang di tutup kain putih. Padahal seingat nya dia tidur sambil duduk di dekat jendela, Namun siapa yang sudah memindahkan nya kesini. Lita tak punya waktu lagi mau berpikir, Karena bisa terlambat masuk kerja.
"Eeegh! Aduh udah jam setengah tujuh." Lita berlari turun dan menyambar handuk nya.
Sial nya dia malah sesak ingin kewc, Maka Lita pun masuk wc untuk membuang hajat nya. Saat sambil jongkok itu lah dia memperhatikan keadaan wc yang memang sangat lembab, Ada pula tali yang melilit di tiang pertengahan. Otak Lita sudah berpikir kemana mana karena melihat tali tersebut, Apa lagi teringat dengan ucapan Caca bahwa ada suara orang yang sedang menangis kesakitan di wc ini.
Untung nya Lita cepat selesai dan segera membersihkan nya, Dia bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Lita agak kaget ketika menyiram wajah, Seperti ada orang yang sedang berdiri di depan nya. Ketika mata terbuka, Sama sekali tidak ada orang. Dalam bak air juga tidak ada apa apa, Lita cepat menyabuni tubuh nya agar ritual mandi ini cepat selesai.
"Duh dingin sekali air nya." Gumam Lita agak menggigil.
Segera gadis ini keluar dari kamar mandi dan menuju kamar nya, Memakai baju nya dan menyisir rambut nya yang lurus berwarna hitam pekat. Sudah memakai bedak tipis dan menyambar roti, Lita sarapan roti saja untuk mengirit pengeluaran nya selama hidup di kota, Dia tak boleh boros karena gaji nya tidak besar.