NovelToon NovelToon
Cahaya Yang Tak Pernah Sampai

Cahaya Yang Tak Pernah Sampai

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Romansa / Roman-Angst Mafia / Pembantu / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Trauma masa lalu
Popularitas:988
Nilai: 5
Nama Author: Queen Jessi

Rara Maharani Putri, seorang wanita muda yang tumbuh dalam keluarga miskin dan penuh tekanan, hidup di bawah bayang-bayang ayahnya, Rendra Wijaya, yang keras dan egois. Rendra menjual Rara kepada seorang pengusaha kaya untuk melunasi utangnya, namun Rara melarikan diri dan bertemu dengan Bayu Aditya Kusuma, seorang pria muda yang ceria dan penuh semangat, yang menjadi cahaya dalam hidupnya yang gelap.

Namun Cahaya tersebut kembali hilang ketika rara bertemu Arga Dwijaya Kusuma kakak dari Bayu yang memiliki sifat dingin dan tertutup. Meskipun Arga tampak tak peduli pada dunia sekitarnya, sebuah kecelakaan yang melibatkan Rara mempertemukan mereka lebih dekat. Arga membawa Rara ke rumah sakit, dan meskipun sikapnya tetap dingin, mereka mulai saling memahami luka masing-masing.

Bagaimana kisah rara selanjutnya? yuk simak ceritanya 🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Jessi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan yang menimbulkan pertanyaan

Hari libur itu, Rara memutuskan untuk mengunjungi rumah ibu Arga. Ia merasa harus mengenal keluarga Arga lebih baik, meskipun hubungannya dengan pria itu terasa rumit. Saat ia keluar dari mobil, sosok Bayu muncul dari arah samping rumah.

“Rara?” Bayu memanggil dengan nada terkejut, berjalan mendekat.

Rara tersenyum kecil. “Hai, Bayu. Kau di sini juga?”

Bayu mengangguk sambil menyipitkan mata, seolah mencoba memahami situasinya. “Di mana Kak Arga?” tanyanya.

“Dia bilang sedang ada rapat penting dengan Nanda,” jawab Rara.

Bayu tampak ragu sejenak, sebelum akhirnya bertanya dengan nada hati-hati. “Rara, aku ingin tahu sesuatu. Apa kau sudah menikah dengan Kak Arga?”

Pertanyaan itu membuat Rara tertegun. “Eh... iya. Tapi itu pernikahan yang... bagaimana ya, sedikit mendadak.”

Bayu menghela napas panjang, ekspresinya menunjukkan campuran antara keterkejutan dan kebingungan. “Jadi itu benar. Aku tidak tahu bagaimana harus menerimanya. Aku dan Ibu bahkan tidak tahu Kak Arga menikahimu.”

Rara merasa sedikit tidak nyaman. “Aku minta maaf, Bayu. Kami belum sempat memberi tahu siapa pun.”

Bayu menatapnya dengan serius. “Aku tahu tentang ini dari Maya, mantan tunangan Kak Arga. Kemarin aku bertemu dengannya di kafe, dan dia memberitahuku bahwa Kak Arga sudah menikah. Dia terlihat... hancur.”

Rara terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Ia sendiri masih bingung dengan status pernikahannya dengan Arga. Pernikahan itu bukan sesuatu yang ia bayangkan, dan semuanya terasa begitu cepat.

Bayu melanjutkan dengan nada lebih lembut. “Aku hanya ingin tahu, Rara. Apa kau mencintai Kak Arga? Jika memang ini sudah keputusan mu aku akan menerima dengan ikhlas”

Pertanyaan itu menusuk hati Rara. Ia menggigit bibir, berusaha mencari jawaban. “Bayu, aku sendiri masih mencoba memahami semuanya. Arga... dia orang yang sulit ditebak.”

Bayu mengangguk, memahami kebingungan Rara. “Aku tahu Kak Arga sulit, tapi dia kakakku. Dan meskipun dia dingin, aku yakin dia punya alasan kenapa menikahimu. Aku hanya berharap kau tidak terluka, Rara.”

Bayu menepuk bahu Rara dengan lembut sebelum masuk ke rumah. Sementara itu, Rara tetap berdiri di halaman, merenungkan percakapan mereka.

Pernikahan ini mungkin bukan yang ia inginkan, tetapi ia tidak bisa menghindari kenyataan bahwa sekarang hidupnya terikat dengan pria seperti Arga. Di tengah kebingungannya, ia bertekad untuk mencari tahu lebih banyak tentang pria itu dan alasan di balik semua keputusan yang mereka ambil.

Rara akhirnya bertemu dengan Amara, ibu angkat Arga, di sebuah ruangan dengan suasana hangat meski dihiasi rasa canggung. Amara, seorang wanita anggun dengan senyum lembut, menatap Rara dengan penuh perhatian. Setelah beberapa basa-basi, Amara langsung menyentuh topik yang tak terhindarkan—pernikahan mendadak antara Rara dan Arga.

“Pernikahan ini cukup mengejutkan. Tapi, aku hanya berharap kau bisa membawa kebahagiaan untuk Arga,” ujar Amara lembut.

Rara, yang merasa gugup, mencoba menjawab dengan tenang, “Kami masih belajar mengenal satu sama lain, Bu. Tapi saya akan berusaha.”

Melihat kesungguhan Rara, Amara tersenyum tipis, lalu menghela napas panjang. Dia mulai membuka kisah yang selama ini hanya diketahui sedikit orang.

“Arga… dia anak yang baik, tapi sulit untuk menunjukkan apa yang ia rasakan. Mungkin salah satu alasannya adalah aku,” ucap Amara dengan nada penuh penyesalan.

Amara mulai menceritakan masa lalunya. Dia adalah sahabat dekat Widuri, ibu kandung Arga, yang meninggal karena sakit ketika Arga baru berusia tujuh tahun. Setelah kepergian Widuri, Kusuma, ayah Arga, meminta Amara untuk tinggal bersama mereka demi menjaga Arga.

“Awalnya, dia sangat menerima keberadaanku. Kami sering menghabiskan waktu bersama. Dia memanggilku Tante Amara dengan begitu manis,” kenang Amara dengan mata berkaca-kaca. “Tapi segalanya berubah ketika ayahnya… Kusuma, mulai menaruh hati padaku. Kami akhirnya menikah. Aku tidak menyalahkan Arga atas kebenciannya kepadaku.”

Amara menjelaskan bagaimana pernikahannya dengan Kusuma membuat hubungan mereka menjadi dingin. Arga merasa seolah-olah Amara menggantikan posisi mendiang ibunya, sesuatu yang tak pernah dia terima. Meski begitu, Amara tetap memperlakukannya seperti anak kandungnya sendiri.

“Ketika Kusuma meninggal, aku memintanya untuk memberikan seluruh warisan keluarga kepada Arga. Aku tahu itu akan membuat Bayu sulit, tapi aku percaya Bayu mampu berdiri sendiri. Dan ternyata benar. Perusahaan yang Bayu bangun sekarang adalah hasil kerja kerasnya sendiri. Tapi… yang mungkin tak banyak orang tahu, Arga juga diam-diam membantu Bayu,” ujar Amara dengan senyum getir.

Rara terdiam, terkejut mendengar pengorbanan dan kompleksitas hubungan keluarga ini. “Arga… membantu Bayu?” tanyanya.

Amara mengangguk. “Arga memang begitu. Dia tidak pernah menunjukkan perasaannya, tapi selalu mendukung orang-orang yang dia pedulikan dari jauh.”

Rara mulai melihat sisi lain dari suaminya yang dingin. Meski Arga tidak pernah berkata banyak, tindakannya selalu berbicara lebih keras. Dia merasa ada alasan yang lebih dalam untuk tetap bertahan di sisi Arga, bahkan jika pria itu sulit didekati.

Percakapan antara Rara dan Amara berlangsung hangat, meskipun diawali dengan perasaan canggung. Seiring waktu, mereka mulai merasa lebih nyaman. Rara mendengarkan dengan seksama setiap cerita yang dibagikan Amara, sementara Amara, untuk pertama kalinya, merasa didengar dan dimengerti oleh seseorang yang bisa menjadi bagian penting dalam hidup Arga.

“Aku tahu Arga sulit didekati, tapi aku berharap kau bisa bersabar dengannya,” kata Amara pelan, memegang tangan Rara. “Di balik sikap dinginnya, dia adalah seseorang yang penuh perhatian, meski caranya tak seperti kebanyakan orang.”

Rara tersenyum kecil, mengangguk. “Saya mengerti, Bu. Saya akan mencoba lebih mengenalnya, meski jalannya mungkin tak mudah.”

Amara mengangguk puas. Percakapan mereka berlanjut dari cerita tentang Arga hingga hal-hal ringan tentang kehidupan sehari-hari. Sesekali mereka tertawa bersama, dan perlahan jarak di antara mereka terasa semakin dekat. Amara mulai merasa nyaman berbagi, sementara Rara merasa seperti menemukan sosok ibu yang lembut dan hangat.

Hingga sore menjelang, cahaya matahari yang mulai meredup mengingatkan Rara bahwa sudah waktunya untuk pulang. Ia berpamitan dengan sopan, tetapi kini dengan perasaan yang lebih akrab terhadap Amara.

“Terima kasih atas waktu dan ceritanya, Bu. Saya merasa sangat dihargai bisa mendengar semuanya,” ucap Rara dengan tulus.

Amara tersenyum lembut. “Aku yang seharusnya berterima kasih, Rara. Aku senang bisa berbicara denganmu. Jangan ragu untuk datang lagi kapan pun kau mau.”

Rara mengangguk sebelum melangkah pergi. Saat berjalan keluar, hatinya terasa lebih ringan. Pertemuannya dengan Amara memberikan pemahaman baru tentang keluarga suaminya dan juga mempererat hubungannya dengan sang ibu angkat Arga. Ia merasa ini adalah langkah kecil, tapi berarti, untuk memahami dunia Arga yang kompleks.

1
Tomat _ merah
semangat thor cerita nya bagus, mmpir juga ya ke cerita aku yg "Terpaksa dijodohkan dengan seorang dosen"
Kelly Andrade
Gak bisa berhenti membaca nih, keep it up thor!
Luna de queso🌙🧀
Bawa pergi dalam imajinasi. ✨
Queen: Semoga suka ya kak sama alur ceritanya 🤗🤍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!