Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Nadia datang membawa pesanan teman temannya. Dia terkejut melihat orang orang sudah berkumpul.
"Ada apa ini?" Gumam Nadia berusaha menerobos ke dalam dan berhati hati karena tangannya membawa 2 mangkok bakso.
"Permisi.. Minggir." ucap Nadia masuk ke dalam keramaian.
Nadia berdiri di samping Tiara dan Hana, matanya menangkap Jia yang terduduk di lantai dan di bantu oleh cecunguknya.
"Ada apa ini?" bisiknya pada Tiara.
"Nenek lampir buat ulah lagi" jawab Tiara kesal.
Suasana semakin menegangkan, apalagi Joe dan Genk nya ada di sana.
Joe mendekati mereka, menatap Jia yang sudah berdiri, lalu menatap Eve yang masih menatap Jia tajam.
"Ada apa ini? kenapa ada keributan lagi?"
"Apa kalian tidak bosan membuat keributan huh?" tanya Joe tegas, dia sudah jengah dengan kedua gadis ini, terutama Eve yang selalu terlibat di dalam keributan.
"Joe, gue cuma bilang kalo ini meja Lo. Tapi Eve malah dorong gue."
"What?" Kesal Hana mendengar ucap Jia yang membalikkan fakta. Dia ingin menyerang Jia tapi di tahan oleh Eve.
Hana menatap Eve penuh tanya, tapi Eve hanya membalasnya dengan gelengan kepala.
"Eve, Lo gak capek apa. Membuat onar terus menerus huh? gue yang menangani kasus ini jadi capek tahu gak?"
"Setiap ada keributan selalu ada Lo, selalu Lo biangnya!" Ucap Joe kelewatan. Dia tidak sadar dengan ucapannya yang sedikit berlebih.
"Lo gila yah? kalo capek gak usah ikut campur deh!" Serga Hana.
Semua orang langsung terkejut mendengar ucapan dan keberanian Hana melawan Joe. Belum ada yang berani berkata seperti itu kepada Joe kecuali Eve.
"Heh anak baru, Jaga yah sikap Lo. Lo itu baru di sini. Lo gak tahu apa apa!" Sanggah Jia.
"Mau gue baru atau gak, terpenting adalah kebenarannya. "
"Dan, .." Hana mengehentikan ucapannya, lalu mengambil semangkok bakso di tangan Nadia.
"Ehh.." Kaget Nadia, Hana merebut dadakan bakso di tangannya sampai ia hampir menumpahkan satu mangkok satunya lagi.
Byurr..
Kuah bakso beserta isinya berhamburan ke baju Jia.
"Aaaaa.... panas!!!!" teriak Jia, dia melompat lompat sambil mengibas ngibaskan bajunya yang terkena kuah panas bakso yang pedas.
Semua orang semakin terkejut melihat keberanian Hana. Masih baru tapi sudah seberani itu. Nadia dan Tiara juga melongo melihatnya.
"Hana!" Bentak Joe.
"Apa? Lo mau marah dan menghukum gue? coba aja, sebelum Lo menyalahkan orang, harusnya sebagai ketua OSIS Lo harus tahu mana yang benar dan salah. Bukan hanya menelan apa yang orang katakan tanpa mengetahui faktanya!" Ucap Hana.
Hana menarik tangan Eve, membawanya pergi meninggalkan kantin.
"Eh eh tunggu." Tiara menyusul mereka. Sedangkan Nadia, dia tampak ragu, ingin langsung menyusul atau menghabiskan baksonya dulu.
"Ahh mubazir lagi ini." Gumamnya tak rela. Namun, dengan terpaksa Nadia memberikan baksonya pada Brain.
"Nah makan!"
"Eh rejeki ini" Ucap brain menerima bakso dari Nadia.
Joe mengusap wajahnya kasar, urusannya dengan Eve belum selesai. Kini masalah baru malah datang.
"Apa yang cewe itu katakan ada benarnya kok." Ucap Leo tepat di telinga Joe. Kemudian menatap semua siswa siswi yang masih berkerumun.
"Bubar, cepat kembali ke meja masing masing!!" ucap Leo membubarkan kerumunan.
Seketika kantin kembali seperti semula. Seperti tidak ada terjadi apa apa.
Sedangkan Jia sudah di larikan teman temannya ke toilet.
Sambil membersihkan bajunya, Jia terus mengomel dan mengutuk anak baru yang berani padanya.
"Lihat saja, dia belum tahu gue siapa!"
"Berani sekali dia!" gerutunya mencak mencak. Jia merasa kulitnya seperti melepuh.
"Seperti nya dia bukan gadis yang lemah Jia. Dia lebih kuat dari Eve. " Ujar salah satu teman Jia.
"Benar, Joe aja di tantangnya. Apalagi Lo" sahut yang satunya.
"Ihh diam kalian, kok malah membela dia sih!"
"Kita gak belah Jia. Tapi, kita juga gak bisa gegabah. Eve aja gak terselesaikan."
"Tahu ih, apalagi sekarang ada anak baru itu."
Jia semakin kesal, dia mengambil tisu dari tangan temannya dan membersihkan bajunya sendiri.
Bukan hanya kedua sahabatnya ini, tapi Jia juga merasa Eve dan anak baru itu bukanlah lawan yang mudah. Tapi, dia memiliki cara yang licik untuk melawan mereka. Siapa bilang dia ingin melawan fisik.
Sementara di ruang kelas 11 A. Hana dan Eve duduk di meja yang sama. Nadia dan Tiara duduk di depan mereka.
"Lo kok ikut campur sih?" sanggah Eve pada Hana.
"Kenapa emang nya? bukan kah emang dia yang salah? nenek lampir seperti dia emang harus di kawan Eve." Jawab Hana merasa sangat geram pada Jia.
"Lo gak tahu gimana cewe itu, masih baru tapi Lo udah terjebak aja sama nenek lampir itu."
"Aduh Eve Lo tenang aja, gue gak akan biarkan dia injak injak kita." balas Hana dengan ekspresi sok kuatnya. Dia tidak tahu kalau Jia itu sangat licik.
"Hana, Lo kok berani sih sama kak Joe? " Tutur Nadia.
"Benar Hana, Lo gak tahu dia siapa?" sahut Tiara.
"Gue tahu, dia ketua OSIS kan?" jawab Hana santai.
"Bagaimana Lo tahu?" Tiara dan Nadia terkejut.
Hana dan Eve saling pandang, Eve akan memberitahu kedua sahabatnya kalau Hana adalah adiknya Joe. Tapi, Hana menahan tangan Eve.
"Bu guru yang memperkenalkan dia sama gue" Jawab Hana berbohong.
Eve menatap Hana penuh curiga, dia tidak mengerti mengapa Hana menyembunyikan identitas nya.
"Oo" Nadia dan Tiara mengangguk mengerti.
Eve terdiam di meja, ucapan Joe tadi sangat menyakiti perasaannya. Dia tidak menyangka pria itu akan berbicara seperti itu.
"Ah, kenapa gue tersinggung sekali yah dengan ucapannya." Batin Eve.
Jam istirahat pun sudah selesai, kini seluruh siswa siswi berperang di dalam kelas masing-masing.
Pelajaran kedua kelas 11 IPA A adalah Matematika. Eve sangat menyukai mata pelajaran ini. Gadis ini terlihat sangat bersemangat dalam mengerjakan soal soal yang guru berikan.
Kryukkk...
Eve mengerutkan dahi, tangannya secara spontan langsung memegangi perutnya.
Hana menoleh ke samping, dia terkejut melihat Eve seperti kesakitan.
"Lo kenapa?" tanya Hana.
Eve tidak menjawab, ia hanya menggeleng sambil meringkuk menahan sakit di perutnya.
"Ada apa ini, kenapa perut gue sakit banget?" pikir Eve. Tubuhnya sudah mulai berkeringat dingin. Wajah Eve juga mulai memucat.
"Eve, Lo beneran gak papa?" tanya Hana tampak khawatir.
"Gue gak-_" Belum sempat selesai ucapannya Eve sudah pingsan duluan.
"Eh Eve?? Eve?" Panggil Hana, membuat seisi kelas terkejut.
"Eh Eve?" Panggil Tiara dan Nadia yang langsung berdiri dari duduknya.
Bu guru yang sedang menjelaskan materi langsung berhenti dan datang melihat Eve.
"Ada apa ini?"
"Eve pingsan Bu" jawab Hana.
"Ayo, segera bawa ke UKS!" titah Bu guru.
Hana dan kedua sahabat Eve langsung bergegas mengangkat Eve menuju ke UKS, di bantu oleh hu guru dan 2 orang siswi lain nya.
Ga tega ma Eve.. Kemanalaaa arah hubungan Joe da Eve ini? 😔😔😔😔😔