NovelToon NovelToon
What Dorm Is This | NCT DREAM

What Dorm Is This | NCT DREAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Persahabatan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:366
Nilai: 5
Nama Author: raaquenzyy

7 Jiwa yang dipertemukan dan bahkan tinggal di satu atap yang sama, Asrama Dreamer.
Namun, siapa sangka jika pertemuan itu justru membuat mereka mengetahui fakta yang tak pernah ketujuhnya sangka sebelumnya?.
hal apa itu? ikuti cerita mereka di What Dorm Is This

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raaquenzyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8 (tidak ada jeda)

Setelah kejadian di mana Cakra yang tiba - tiba saja kesurupan, kini perasaan takut mulai menghampiri ketujuhnya. Ada sesuatu yang membuat mereka merasa tidak nyaman berada disini.

Saat ini pria itu masih belum sadar, membuat yang lain menunggu dengan perasaan khawatir. Banyak sekali pertanyaan yang berkecamuk di kepala keenam pria itu.

"Gue bikin teh hangat dulu, biar ntar waktu si Cakra bangun dia minum teh itu." Saat Reihan hendak berdiri, tangan nya di cekal oleh Marvel.

"Jangan sendirian, Rei. Kondisi kayak gini ga memungkinkan kita untuk sendirian. Ada yang mau nemenin Reihan?" tanya Marvel. Hanif berdiri bersedia membantu pria yang lebih pendek darinya.

Lantas keduanya keluar menuju dapur. Saat keluar, bulu kuduk keduanya berdiri. Seolah mereka berada di rumah hantu, begitu keluar kamar yang menjadi pusat perhatian mereka adalah lampu ruang tamu yang mati begitu pula lampu dapur.

"Lo, nyalain lampu dah. Gue takut." suruh Reihan yang langsung di tolak mentah - mentah oleh Hanif.

"Nggak mau, gila kali. Gue udah trauma ya, lo aja sana Rei! Lo, kan strong!"

Dengan langkah perlahan - lahan, Reihan berjalan menuju pintu utama, karena di samping pintu tersebut adalah saklar dari seluruh lampu yang ada di asrama ini. Jadi mau tidak mau ia harus berjalan ke sana untuk menyalakan lampu.

GREP!

Reihan membulatkan matanya begitu ia sadar jika kini tangan nya di cekal oleh sesuatu yang kasar dan berbulu, dengan segera ia berusaha untuk melepaskan tangan nya namun begitu sulit. Untuk berteriak saja seolah tak bisa, ia berkali - kali menoleh ke belakang berharap jika Hanif memahami apa yang ingin dia katakan.

"Rei! Jangan bercanda, buruan nyalain lampunya njing. Takut gue!" seru Hanif dengan atensi yang terus terarah pada samping punggung Reihan.

Merasa tak ada jawaban dan ia semakin takut, Hanif perlahan mencoba menghampiri Reihan dengan langkah perlahan. Ia membulatkan mata saat melihat tangan Reihan yang dipegang oleh sosok hitam dengan badan besar dan muka penuh bulu bahkan mulutnya juga di bekap sehingga pria itu tidak bisa berteriak ataupun mengucapkan beberapa kata yang ingin ia sampaikan. Meskipun di dalam kegelapan, Hanif mengetahui betapa besarnya makhluk itu.

Pria berkulit Tan itu kebingungan harus melakukan apa, saat ia ingin pergi menuju kamar untuk meminta pertolongan justru ia melihat sosok yang dibalut dengan kain putih dan sesuai terikat di atas maupun di bawahnya. Pocong, Hanif kembali mematung saat melihat makhluk itu.

Berbeda karena kini makhluk itu berwajah putih dengan warna hitam melingkari matanya, napasnya seolah tercekat ia tak mampu bergerak. Namun beberapa saat ia coba memberanikan dirinya untuk pergi ke kamar di mana kini teman - temannya berkumpul.

Setelah ia berhasil membuka pintu, tatapan terkejut kini di tujukan padanya. Napasnya terengah - entah membuat reaksi bingung semakin kentara di wajah temannya.

"Kenapa, lo?" tanya Nando bingung.

"Ada setan! Tolongin, tangan Reihan di tarik sama orang eh maksud gue makhluk begitu! Item jelek banget, mukanya berbulu lagi. Tolongin dong, merinding gue." sontak keempat pria yang lain berjalan berhamburan menuju depan.

Di saat yang lain keluar, Hanif mendapatkan perintah dari Marvel untuk menetap di dalam kamar karena mengingat kondisi Cakra yang masih belum pulih. Bahkan pria itu belum sadar dari pingsannya.

"Gue harus gimana? Takut ege di sini sendirian meskipun ada si Cakra, masa keluar? Tapi tadi udah dibilangin ga boleh. Cak, bangun dong" batin Hanif dengan wajah memperhatikan Cakra.

Di sisi lain kini keempat pemuda yang lain berusaha melepaskan genggaman makhluk pada tangan Reihan, memang kesusahan apalagi mereka harus menahan diri agar tidak kabur saat melihat banyaknya makhluk yang datang dan pergi dari pandangan mereka. Suara seram yakni tertawa dan menangis bahkan memanggil nama mereka satu persatu terus terdengar.

Sampai pada akhirnya suara pintu utama yang dibuka lebar dan menampilkan seorang pria paruh baya yang mereka sendiri tak terlalu mengenalinya.

"ENYAH KAU DARI SINI! MEREKA TAK PUNYA SALAH PADA KALIAN, MEREKA SEMUA TAK ADA HUBUNGANNYA! JAUHI MEREKA, DI SINI AKU YANG SALAH, AKU SIALAN!" teriak pria paruh baya itu.

Tak lama sosok hitam itu pergi. Kelima pemuda itu mengatur napas agar kembali normal. Ditatapnya oleh Marvel pria paruh baya yang juga tengah terengah engah di depannya ini.

"Bapak, siapa?"

"Saya pemilik asrama ini, nak. Perkenalkan saya Danu Cahyono, panggil saja pak Danu. Kamu, anak yang kemarin menelepon saya menanyakan transportasi berangkat ke sekolah kan?" tanya lelaki paruh baya itu ramah. sontak Marvel membalas dengan senyuman manisnya.

"Pak, izinkan saya menanyakan beberapa hal. Kenapa di sini begitu banyak makhluk pak? Kenapa mereka terus meneror kami? Apa maksud bapak dengan kami tidak memilik salah apapun? Dan apa kesalahan bapak yang sampai membuat mereka meneror kami?" tanya Nando beruntun.

"Na, pelan - pelan. Jangan beruntun gitu kalau nanya." tegur Noah saat melihat wajah pak Danu hanya tersenyum ramah.

"Maaf ya, tempat ini emang terkenal angker. Dan saya bilang ini salah saya karena memang harusnya saya tidak mempromosikan tempat ini lagi, kalau kalian mau pergi dari asrama ini karena merasa tidak nyaman silahkan anak - anak. Asalkan kalian selamat." Nando memutar bola matanya, bukan ini jawaban yang ia inginkan. Ia masih ingat bagaimana dirinya di panggil dengan sebutan 'pembunuh' oleh salah satu makhluk di sini. Tidak mungkin jika tidak ada kaitannya.

"Pak, apa bapak pikir kami ini hanya bocah ingusan yang bodoh? Jika bapak berpikir demikian bapak salah besar. Saya yakin ada hal besar yang di sembunyikan, nyatanya selama kami ada di sini selalu saja ada gangguan tanpa jeda. Tidak mungkin jika memang hanya karena angker." ketus Nando.

"Na! Cukup ya, jaga sopan santun." Kini Marvel yang turun tangan, ia merasa jika temannya ini sudah melewati batas dengan mengucapkan beberapa hal tak pantas pada lelaki paruh baya bernama pak Danu ini.

"Kalau kamu tidak percaya tidak apa - apa. Tapi memang alasannya begitu, nak. Bapak harus bagaimana? Begini saja, jika memang merasa tidak aman lebih baik telepon orang tua kalian meminta pulang ya. Daripada kalian terus diganggu di sini." tutur pak Danu.

"Pak, apa boleh kami pinjam ponsel bapak? Soalnya ponsel punya kami semua tidak bisa digunakan menghubungi orang tua, padahal untuk kuota masih ada, pak." jelas Noah.

"Atau mungkin kayak telepon rumah biasa juga, nggak pa-pa, pak." tambah Aji.

"Waduh bapak nggak punya, yang mempromosikan asrama ini saja keponakan bapak yang mahir teknologi. Bapak tidak punya ponsel, kalau telepon rumah masih rusak, nak." Nando berdecak, menurutnya pria paruh baya seperti pak Danu ini tidak berguna. Memang kasar, namun ia tak suka. bertele - tele. Pria itu sama sekali tak membantunya dan bahkan tidak memberikan solusi.

Tanpa pamit, ia pergi meninggalkan kelima lelaki yang lain. Ia sudah terlalu kesal hanya untuk mendengarkan ocehan pak Danu.

"Pak, maafkan teman kami yang itu ya. Namanya Nando, dia memang sedikit sulit kontrol emosi. Maafin ya, pak." ujar Reihan merasa tak enak.

"Nggak pa-pa, nak. Maaf ya bapak tidak bisa bantu apa - apa. Tapi kalau kalian butuh pertolongan silahkan datang ke lantai satu untuk menemui bapak, ya. Kalau begitu bapak pamit, terima kasih semuanya." Keempatnya mengangguk, lantas hanya memandang punggung pak Danu sampai akhirnya tak terlihat lagi.

"Maafkan saya, andai saat itu saya berani melawan dan melapor kepolisian mungkin semua ini tidak akan terjadi. Kalian semua anak baik, seharusnya tidak mengalami hal ini. Tapi perilaku 'mereka' tanpa sengaja membuat kalian terseret, saya akan berusaha lindungi kalian semampu saya."

1
saijou
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
raaquenzyy: halooo🙌🏻 semoga teruss sukaa samaa alur nya yaaa
total 1 replies
Cesar Cesar
Cerita ini mengajak saya untuk merenung tentang hidup. 🤔
raaquenzyy: haloo🙌🏻 sayaa selaku author mengucapkan terima kasih karena mau membaca cerita saya, semogaa selalu sukaa yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!