Gairah Suami Lucifer Ku
...Happy Reading✨...
Di sebuah kamar dengan nuansa biru lautnya, dengan banyak sekali koleksi perhiasan dan pakaian yang di limited edition. Kamar yang sudah luasnya melebihi lapangan bola, dengan banyak pernak-pernik yang mengesankan bahwa ruangan itu layaknya ruangan tuan putri.
Lampu mewah nan besar menerangi kamar itu membuatnya tambah menjadi sangat estetika. Namun sayangnya pemilik kamar itu seperti sedang marah, bahkan kamar yang di buat khusus untuknya sebelum ia datang itu tak membuatnya senang.
Prang!
Salah satu parfum mahal yang hanya ada 2 didunia itu jatuh ke lantai dengan mengenaskan. Butiran pecahannya dan aromanya menguar kemana-mana. Amarahnya seperti sudah ke ubun-ubun, matanya penuh dengan balas dendam.
"Tak pernah sekalipun orang yang berani menyinggungku, tapi gadis kampungan itu berani sekali menamparku! Sialan!" Teriaknya lalu melempar seluruh make up yang ada di atas meja.
Prang!
Gadis dengan rambut pirang dan tinggi yang semampai. Kulitnya yang putih susu menambah kesan cantik pada dirinya. Bahkan pesonanya tak ada yang bisa menolak.
"Tunggu saja, apa akibat dari bermain-main dengan ku!" Lanjutnya lagi dengan seringai jahat, setelah kamar itu berantakan dan penuh pecahan. Otak bule satu ini seperti sedang menyusun hal jahat untuk seseorang yang berani mengusiknya.
Di segera menghubungi seseorang yang di tugaskan untuk menjaga di negara ini.
...****************...
"Ahhh~~ Shhh ~~~" Rintih seorang gadis yang tengah menggeliat di atas ranjang yang di penuhi oleh bunga mawar dan harum aroma terapi. Suaranya terus terdengar saat obat itu mulai menggerogoti tubuhnya. Obat yang ia tidak sadari telah masuk kedalam tubuh melalui botol air.
Tubuhnya sudah ia sentuh-sentuh di beberapa titik namun masih tidak memberikan kepu@s@n tertentu.
Miliknya masih berkedut dengan sangat kencang, bahkan ia saat ini tidak bisa berfikir dengar jernih. Bagaimana dan dimana ia sekarang, yang pasti ia sangat butuh pria saat ini juga.
Dress yang ia gunakan juga sudah jatuh hingga hingga pusarnya. Matanya sangat sayu dan ia butuh seseorang yang bisa membantunya.
Tangannya terus membe-lai tubuhnya sendiri dengan mata terpejam. Dibe-lai hingga tangannya juga terus bergerak memijat Rachel dan Samantha nya.
Jujur ini adalah pengalaman pertamanya dalam menyentuh tubuhnya dengan keadaan mengenaskan seperti ini. Dirinya tidak pernah sekalipun bercumbu bersama pasangan. Hingga ia menyentuh tubuhnya dengan asal dan berharap akan ada yang membantunya.
Ceklek!
Pintu yang seharusnya tidak terbuka itu kini terbuka, menampakan seorang pria dengan perawakan besar dan gagah tengah mematung menatapnya. Lampu kamar yang sengaja di buat redup semakin membuat gadis di atas kasur itu menjadi sangat menggoda. Kulitnya yang lumayan gelap di tambah cahaya lampu yang remang-remang membuat suasana menjadi sangat ero-tis.
Langkahnya sengaja ia perlahankan untuk melihat reaksi dari gadis yang sedang menatapnya dan tentu saja ia kenal gadis ini. Tenggorokannya terasa tercekat saat menatap mata sayu yang biasanya menunjukkan tatapan tajam.
Jika di lihat dari tingkahnya sudah bisa di pastikan bahwa gadis ini tengah dalam pengaruh obat. Karena jika ia sadar sudah pasti tidak akan pernah gadis itu melakukan hal seperti ini.
Melihat pria yang sangat ia kenal masuk, membuat sang gadis menatap dengan penuh harap.
"Sentuh aku tolong.... " Ucap gadis itu dengan suara serak. Karena tak mendapat respon apapun, dengan keberanian yang entah dari mana. Gadis yang tadinya duduk di atas kasur kini berpindah meloncat ke arah pria itu dan mengalungkan tangannya.
"Sentuh di sini~Ahh~ " Suara yang begitu merdu kini terdengar sangat jelas keluar dari bibir sang gadis yang sedang di gendong ala koala oleh pria itu.
Dengan mencoba menahan diri, pria itu memejamkan matanya sebentar. Ia pikir hanya menyen-tuh saja namun ternyata sisi liar dari gadis itu terlihat. Tangan gadis itu yang sedang memegang tangannya, di ajarkan untuk memijat lembut benda yang hanya di tutupi oleh bra hitam.
Dengan seringai yang penuh dengan misteri pria itu malah mengeraskan pegangnya hingga membuat gadis di depannya ini bersuara dengan sangat nikmat.
"Kau akan menyesali ini Tantri Davira.... " Ucap pria itu akhirnya menyebut namanya dan melepaskan pertahan dirinya. Dengan sangat agresif menggerakkan tangannya di benda kembar yang sudah menantang itu dan tangan yang merangkul pinggang gadis itu juga turun kebo-kongnya dan memijatnya secara bersamaan.
Tantri bersuara dengan sangat nikmat, rasa yang sudah tidak sabar di sentuh dengan manja kini ia rasakan juga akhirnya.
Cuphhh
Ciuman yang awalnya lembut kini berubah menjadi menuntut. Gadis yang di panggil Tantri itu kini sudah semakin menekan kepala pria itu agar ciumannya semakin dalam.
Kaki pria itu berjalan ke arah kasur dan membaringkan gadis yang ada di dalam gendongannya itu dengan pelan. Merasa kalau pria yang menciu-mnya ini menjauh membuat raut wajah Tantri melemah seakan ia belum puas akan banyak hal.
Melihat itu membuat senyum pria itu seketika terukir, jika gadis itu melihat wajahnya nanti saat sadar. Akan kah ia masih bisa nenatapnya dengan memohon begini? Sepertinya tidak!
Tangan gadis itu sudah menyentuh area paling sakralnya dan memperlihatkan kepada pria itu. Membuat pria yang melihat itu menjadi tercekat dan membuka dasinya yang terasa mencekik.
"Kau yang memancing ku lebih dulu.... " Ucap pria itu semberi membuka bajunya sendiri. Lalu dengan penuh kabur gairah ia menci-um bibir Tantri yang sangat menggodanya itu.
"Akhh!" Pekik Tantri sesaat kemudian, menahan sakit di inti tubuhnya saat ia berusaha memasukannya sendiri dengan salah satu kaki yang sudah melingkar di pinggang pria itu.
"Shhttt kau gegabah!" Ucap pria itu menahan rasa menggigit di ujung miliknya.
Namun saat tau bahwa gadis yang sedang ia rangkul ini berusaha untuk mundur. Dengan kasar pria itu memaksanya masuk ke tempat yang belum pernah di masuki oleh pria mana pun.
Jleb
"Akhh!" Teriak Tantri saat sesuatu memaksa masuk kedalam intinya. Air matanya sudah turun begitu saja saking sakit yang belum pernah ia rasakan itu. Tangannya sudah menggigit bahu dari pria yang menarik pinggulnya hingga masuk setengah. Pria itu lalu mencium bibir ranum itu dengan sangat lembut agar melupakan sedikit rasa sakit itu.
Hingga hentakan terakhir, sempurna. Pria itu tak merasa keberatan akan cakaran dan gigitan dari Tantri. Dengan perlahan, ping gulnya ia maju mundurkan untuk memulai permainan. Tangis yang awalnya di dengar oleh pria itu kini berubah menjadi racauan nikmat yang meminta dirinya lebih cepat.
Di saat Tantri sudah medapat pelepasannya, pria itu masih sibuk karena belum mendapatkan nya.
Racauan keduanya terdengar saling sahut, bahkan mawar yang ada di atas ranjang itu ikut terangkat saat pria itu menghantam milik Tantri. Ranjang yang berdecit dan suara penyatuan yang terdengar menggelegar dengan penuh semangat itu tak menghalangi sama sekali.
Hingga 30 menit berlalu dan Tantri sudah pelepasan beberapa kali tapi pria itu masih sibuk memompa hingga akhirnya saat akan benar-benar keluar. Dengan cepat pria itu memeluk Tantri hingga miliknya mengeluarkan banyak cairan ke dalam rahim tantri hingga keluar saking banyaknya.
Setelah pelepasan yang butuh waktu lama itu, pria yang di penuhi oleh keringat tersebut masih terlihat belum puas. Di tatapnya gadis yang sudah terkapar dengan nafas yang sudah ngos-ngosan. Mata gadis itu langsung terpejam saking lelahnya. Bahkan tangannya yang tadi mencengkram seprai dengan sangat erat kini sudah terlihat lemas.
...****************...
Hello para pembaca yang baru maupun yang sudah mengikuti cerita Author sejak lama☺ Selamat datang di cerita baru ku🤓 Semoga kalian betah yaaa😁 Jangan lupa, like, komen sebanyak-banyaknya😍 Agar kita bisa berkomunikasi lewat komentar😘
Dan aku ingin ucapan kan untuk kalian semua...
HAPPY NEW YEARRRRRRR🎇🎆💥
SEMOGA TAHUN INI BISA MENJADI TAHUN YANG MENINGGALKAN KESAN BAIK DAN BAHAGIA UNTUK KALIAN SEMUA.🥰 GAK APA-APA UNTUK MENANGIS DAN SEDIH SEJENAK😊 AKU TAU KALIAN PASTI BISA DAN AKAN MENJADI ORANG YANG LEBIH BAIK.
SEMANGAT GUYSSSSS😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments